Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (17)

Kemenangan Gerilya Diawali dari Gondang

blokbojonegoro.com | Monday, 21 August 2017 12:00

Kemenangan Gerilya Diawali dari Gondang

Reporter: Parto Sasmito

blokBojonegoro.com - Pada lereng utara Pegunungan Kendeng yakni mulai Sugihwaras, Bubulan hingga Ngambon, Bojonegoro menjadi tempat dan kedudukan unsur-unsur pimpinan militer dan sipil pada masa agresi militer Belanda ke dua.

Pembagian wilayah tersebut, di antaranya adalah Residen dengan Staf berada di Desa Deling, Kecamatan Ngambon (waktu itu). Kemudian, di Kecamatan Bubulan, yakni di Desa Jari ada Bupati Bojonegoro dengan staff  dan Desa Gondang Ngepeh ada Komando STM, serta Komando Militer. Di Kecamatan Sugihwaras, yakni Desa Papringan diduduki Komando Brigade dan Desa Temayang ada Batalyon XVI.

[Baca juga: Hari-Hari Menjelang Pertempuran Letda Soetjipto ]

Sekitar dua bulan, kepentingan rakyat tidak terurus, karena pemerintahan mengalami tekanan dan pukulan sehingga menjadi keadaan Gedesorganiseerd. Sehingga perlu diatasi dengan teratur.

"Dalam hal ini pemerintah harus tetap menjadi pegangan dan merupakan pusat pengharapan serta kepercayaan seluruh masyarakat," Panitia Penyusunan Sejarah Brigade Ronggolawe, Pengabdian Selama Perang Kemerdekaan Bersama Brigade Ronggolawe, 1984, 297.

Oleh karenanya, pada tanggal 2 dan 3 Maret 1949, di Desa Gondang telah berkumpul pimpinan pemerintahan militer dan sipil. Kemudian terselenggara rapat Koordinasi yang dipimpin oleh Letkol Sudirman (Letjen purn) dihadiri aparat pemerintahan dari 3 kabupaten.

Setelah dilakukan rapat kordinasi, maka seluruh ketentuan yang tertuang dalam bidang masing-masing mulai bagian umum, perekonomian, kemasyarakatan, penerangan, pendidikan, kesehatan, sosial, dan pertahanan, telah dimengerti dan dilaksanakan. Sehingga roda pemerintahan militer berjalan sesuai garis yag ditentukan.

Pertahanan rakyat mulai disusun dan diatur kembali, tiap desa membentuk pagar desa bekekuatan satu regu dan dipimpin oleh kader-kade desa yang umumnya terdiri dari anggota tentara yang bertempat di desa itu. Selain tugas tersebut, pager desa juga menjalankan tugas mengadakan sabotase, menjadi kurir, menjaga keamanan dan lainnya.

Aparat pemerintah mulai berjalan kembali untuk melakukan kewajibannya. Pasukan yang tercerai berai tela dapat melakukan konsolidasi. Hubungan antara komandan dan anggota telah berjalan normal. Antara pasukan tetangga sudah dapat saling memberikan informasi mengenai keadaan lawan.

Bahkan gerakan-gerakan mengadakan serangan ke pos-pos Belanda, penghadangan konvoi kendaraan dan pasukan lawan yang sedang mengadakan patroli dan sebagainya mulai aktif dijalankan oleh pasukan gerilya rakyat.

Sumber:Pengabdian Selama Perang Kemerdekaan Bersama Brigade Ronggolawe, Panitia Penyusunan Sejarah Brigade Ronggolawe.

Tag : agresi, militer, belanda



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini