15:00 . 1.543 Calon Jemaah Haji Bojonegoro Ikuti Manasik Haji   |   14:00 . Jelang Pilkada Bojonegoro, PKS Rapatkan Barisan   |   13:00 . Dramatis, Petugas Damkar Dihadang Anjing saat Hendak Evakuasi Jasad Majikan   |   12:00 . Inilah Pemenang Duta Pemuda Pelopor Kabupaten Bojonegoro Tahun 2024   |   11:00 . Ikrar Setia ke NKRI, Napi Teroris di Lapas Bojonegoro Dibebaskan Bersyarat   |   18:00 . HPN 2024, PWI Bojonegoro Gelar Seminar Literasi Media dalam Mengawal Clean and Good Governance   |   13:00 . PJ Bupati Adriyanto Launching Program Paman Sehati   |   12:00 . Penambang Pasir di Bojonegoro Ditemukan Meninggal di Bawah Jembatan Kare   |   09:00 . Berikut ini Nama Finalis Seleksi Duta Pemuda Pelopor Bojonegoro Tahun 2024   |   15:00 . Sudahkah Pancasila sebagai Pondasi Pendidikan Selaras dengan Implementasinya   |   13:00 . Bojonegoro Jadi Tuan Rumah Pertemuan Rutin PKK, DWP, Perwosi se-Bakorwil II   |   17:00 . Perahu Penambang Pasir di Bojonegoro Tenggelam, Satu Penumpang Hilang   |   15:00 . 44 Peserta Ikuti Seleksi Duta Pemuda Pelopor Tahun 2024   |   13:00 . 106 Kontingen LKS Bojonegoro-Tuban Bertarung di Provinsi   |   10:00 . Sukses Gelar Ramadan Heppiii, Kartar di Bojonegoro Bangun Fasum hingga Turnamen ML   |  
Fri, 26 April 2024
Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

YKIB Pamerkan Buku Bodjoenegoro Tempoe Doeloe

blokbojonegoro.com | Tuesday, 01 May 2018 18:00

YKIB Pamerkan Buku Bodjoenegoro Tempoe Doeloe

Reporter: Sutopo
 
blokBojonegoro.com - Yayasan Kampung Ilmu Bojonegoro (YKIB) menggelar acara Pekan Buku Kampung Ilmu 2018 di Rumah Belajar, Gang Kampung Ilmu, Desa/Kecamatan Purwosari, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur kemarin.
 
Acara bazar buku, bedah buku Bodjonegoro Tempo Doeloe, dan pemutaran film tentang perjuangan Jenderal Sudirman. Kedua digelar lomba menulis, lomba mewarnai, dan lomba bercerita yang diikuti 300 peserta. Selain itu, ada donasi buku untuk anak-anak di perdesaan. 
 
Di acara bedah buku, Nanang Fahrudin bersama M Tohir, penulis buku Bodjonegoro Tempo Doeloe, berbagi cerita dan pengalaman tentang pembuatan dan penyusunan buku setebal 103 halaman tersebut. Beberapa penulis seperti Atho R.M Sasmito, M Ahmad Yakub, Mohammad Tohir, Nanang Fahrudin, dan Wahyu Rizkiawan, bercerita tentang sisi-sisi kehidupan masyarakat Bojonegoro tempo dulu. 
 
Nanang Fahrudin misalnya bercerita tentang logo Kabupaten Bojonegoro yang dulunya bergambar jati dan tembakau lalu berubah menjadi padi dan kapas. Ia juga menulis tentang blandongdiensten, yakni sistem pengolahan hasil hutan pada masa Belanda. 
 
M Ahmad Yakub bercerita tentang rokok Oelong yang menjadi legenda dan bertahan hingga kini. Ia juga bercerita tentang awal mula penyebaran agama Islam di Bojonegoro dari situs Mbah Menak Anggrung di Padangan. 
 
Nanang Fahrudin, akrab disapa Nanang mengungkapkan, buku Bodjonegoro Tempo Doeloe ini bukanlah sejarah lengkap mengenai Bojonegoro, melainkan menceritakan sisi-sisi kehidupan masyarakat Bojonegoro pada masa lalu.
 
"Ada banyak cerita menarik kehidupan masyarakat Bojonegoro pada masa lalu yang disuguhkan di buku ini. Misalnya tentang bioskop di Bojonegoro itu dulu ada enam, tersebar di beberapa titik Kota Bojonegoro. Tapi seiring waktu banyak yang tutup," kata Nanang, Senin (30/4).
 
Ia juga bercerita tentang blandongdiensten. Pada masa Belanda dulu, kata dia, blandong itu adalah para buruh yang bekerja mengolah kayu jati di hutan secara legal. Mereka dibayar tetapi sangat minim. Sehingga, kata dia, kehidupan mereka dan keluarganya juga tetap miskin. "Namun sekarang blandong itu identik dengan hal negatif yaitu pencuri kayu di hutan, padahal dulunya kan enggak begitu," terangnya.
 
Peserta bedah buku banyak yang bertanya dan berbagi pengalaman mengenai kehidupan masyarakat Bojonegoro masa lalu. Miftahul Huda, salah satu peserta bedah buku, misalnya menceritakan bagaimana masyarakat di tepi Bengawan Solo dulu banyak yang membuat tempat untuk mandi, mencuci, dan lainnya yang disebut bilek. "Namun sekarang tempat yang disebut bilek itu sudah jarang, bahkan sudah tidak ada," ujarnya. 
 
Nanang Fahrudin di akhir bedah buku berpesan agar para pelajar, mahasiswa, dan pegiat literasi bersemangat menuliskan cerita dan sejarah masyarakat di kampung atau daerahnya. Meski, kata dia, hal itu dianggap sepele tetapi sejarah lokal Bojonegoro itu perlu direkam melalui tulisan. 
 
Menurut Min Qurin Amaliya, Ketua Panitia Pekan Buku Kampung Ilmu 2018, berbagai rangkaian mulai bedah buku, bazar buku, lomba menulis, ini bertujuan untuk mendorong minat baca dan menulis bagi pelajar dan masyarakat di Bojonegoro. 
 
"Pekan Buku Kampung Ilmu ini merupakan tradisi tahunan yang kita selenggarakan untuk mendorong minat baca dan menulis bagi masyarakat Bojonegoro," tutupnya. [top/lis]

Tag : Buku, iibf, produk



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

  • Monday, 19 February 2024 20:00

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG Perwakilan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina mengunjungi kantor redaksi blokBojonegoro.com (Blok Media Group/BMG), di BMG CoWorking Space, Jalan Semanding-Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan...

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat