Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Melihat Tradisi Nyekar Jumat Pahing

blokbojonegoro.com | Friday, 13 December 2019 15:00

Melihat Tradisi Nyekar Jumat Pahing

Kontributor: Herman Bagus

blokBojonegoro.com - Nyekar ke makam adalah sebuah tradisi yang sudah mengakar di tanah Jawa, banyak tradisi dan budaya yang dihasilkan dari akulturasi agama dan kearifan lokal.

Nyekar menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia. Maka tidak heran, berbagai tempat pemakaman umum dipenuhi warga yang berziarah, seperti halnya di pemakaman umum Desa Sendangharjo Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.

Tradisi nyekar yang dilakukan oleh masyarakat Sendangharjo, selain mendoakan keluarga mereka yang telah tiada, tradisi nyekar juga dimanfaatkan untuk merawat dan membersihkan makam.

Biasanya di hari Jumat Pahing (jawa) banyak sekali warga yang mengunjungi makam atau kuburan. Ada apakah gerangan?

Hal ini ternyata merupakan tradisi yang sudah lama mengakar di masyarakat. Untaian kalimat doa pun terucap untuk mereka yang telah meninggal.

Doa-doa ini ada yang teruntuk di satu makam ada pula yang melakukan di perempatan atau pojok jalan area makam. Terkadang peziarah yang tak tahu tempat atau makam yang akan diziarahi melakukan hal ini. Meringkas doa di perempatan atau pojokan jalan.

“Ini tadi nyekar ke makam bapak yang sudah meninggal. Tradisi nyekar ini sudah menjadi kebiasaan setiap hari Jumat Pahing,” kata salah satu Warga, Picholis (23) usai berziarah di makam desa.

Banyaknya warga yang datang untuk berziarah, membuat tempat pemakaman umum menjadi sangat ramai. Jika pada hari biasa makam tampak sepi dari peziarah, kini justru padat yang datang tidak hanya dari dalam desa, namun juga dari luar desa bahkan kecamatan.

Kondisi ini dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk meraih keuntungan dengan berjualan bunga di sekitar tempat pemakaman.

Bunga yang biasa ditabur di atas makam tersebut dijual dengan harga bervariasi. Dari hasil berjualan bunga tabur musiman tersebut, seorang pedagang bahkan bisa meraup keuntungan hingga ratusan ribu rupiah.

Dengan begitu, kita akan lebih berusaha menangkap secara utuh, potensi kuburan sebagai pusat kebudayaan dan spiritualitas yang tidak hanya memberikan aroma mistis, tetapi juga berusaha menangkap aroma ilmiah dan tentunya pendidikan yang ada di sana.

Sehingga, akan terlihat pula hubungan harmoni yang indah antara manusia yang hidup dengan yang telah mati, di mana yang hidup dan yang mati masih dapat “hidup berdampingan” secara alami.[her/mu]

Tag : tradisi, budaya, kuburan, makam, nyekar



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini