Teater Kolosal "Bajing Ketapang"
Cerita Saijah dan Adinda yang Buat BaPer
blokbojonegoro.com | Saturday, 04 March 2017 23:00
Reporter: M. Safwan
blokBojonegoro.com - Sejak pementasan teater kolosal "Bajing Ketapang" dimulai, ratusan penonton yang memadati Gedung Tri Dharma di Jalan Jaksa Agung Suprapto, Kota Bojonegoro, Sabtu (4/3/2017) malam, dibuat tak berkedip. Apalagi saat memasuki kisah Saijah dan Adinda, banyak pengunjung yang larut terbawa perasaan atau bahasa anak gaul, BaPer.
"Bajing Ketapang" diadopsi dari novel monumental Max Havelaar karya Multatuli (nama pena yang digunakan penulis Belanda Eduard Douwes Dekker). Bekerjasama dengan Sayap Cendela, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Husada (STIKes ICsada) Bojonegoro, mementaskan dengan penuh totalitas.
"Ada 70 lebih pemain yang ikut, mulai pemain inti, penari, pemusik dan lain-lain. Belum lagi peran yang menyukseskan acara," kata penanggungjawab pementasan, Galuh Bachti Prayoga, kepada blokBojonegoro.com.
Dijelaskan, untuk menyukseskan acara teater kolosal ke dua setelah tahun lalu mengambil tema "Suku Jati", butuh waktu sekitar 3 bulan untuk latihan. Sebab, latihan berlangsung disela-sela aktivitas perkuliahan yang padat.
Kenapa harus Max Havelaar? Novel yang pertama kali terbit tahun 1860 itu diakui sebagai karya sastra Belanda yang sangat penting karena memelopori gaya tulisan baru. Novel yang terbit dalam bahasa Belanda dengan judul asli "Max Havelaar, of de koffij-veilingen der Nederlandsche Handel-Maatschappij" (Bahasa Indonesia: "Max Havelaar, atau Lelang Kopi Perusahaan Dagang Belanda") itu ditulis Multatuli dalam tempo sebulan pada tahun 1859 di sebuah losmen di Belgia.
Novel tersebut sangat khas, karena menceritakan nasib buruk rakyat yang dijajah. Max Havelaar bercerita tentang sistem tanam paksa yang menindas kaum bumiputra di daerah Lebak, Banten. Max Havelaar adalah karya besar yang diakui sebagai bagian dari karya sastra dunia.
"Di Kampus Ungu memang yang saya dengar sangat peduli literasi, jadi sangat cocok mengangkat tema dari Novel Max Havelaar," jelas salah seorang penonton, Widya.
Ia sangat terharu saat adegan Saijah dan Adinda. Sebab, pemerannya sangat menjiwai, apalagi ketika berada di bawah pohon Ketapang. "BaPer banget pokoknya. Penampilan yang total," tambah penonton lain, dan Rudi. [saf/ito]
Tag : Teater, kolosal, bajing, ketapang
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini