Hanya Delapan Puisi Dibacakan dalam Sastra Pelataran
blokbojonegoro.com | Sunday, 07 May 2017 10:00
Kontributor: Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Sabtu (6/5/2017) malam, Lembaga Seniman, Budayawan Muslim Indonesia (Lesbumi) Bojonegoro menyelenggarakan sastra pelataran edisi keenam di depan halaman Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bojonegoro.
Acara yang diawali dengan beberapa lantunan sholawat dari Hadrah Asy-Syabab SMAN 1 Bubulan itu dimulai pada pukul 19.30 WIB dan kemudian langsung dibuka oleh Ketua Lesbumi Bojonegoro, M. Fauzi Zamzam dengan bacaan Surat Al-fatihah.
"Jangan berharap banyak masyarakat yang suka dengan sastra dan tentunya berterima kasih kepada masyarakat yang hadir," tuturnya saat membuka acara sastra pelataran ini.
Kegiatan yang mengambil tema 'Perempuan Pemimpin Negara' ini, menampilkan rata-rata puisi ciptaan dari sejarawan sekaligus pengasuh pondok di Rembang Jawa Tengah, yaitu KH.Mustofa Bisri atau yang biasa disapa Gus Mus.
Namun, karena hujan turun di tengah-tengah acara, hanya dibacakan delapan puisi saja, yaitu dari Mitroatin selaku Kepala DPRD Kabupaten Bojonegoro dengan 'Muslimah', kemudian dilanjut dari Sri Minarti Dosen IAI Sunan Giri Bojonegoro dengan 'Aku Merindukanmu dan Oh Muhammadku'.
Kemudian dari Ketua Kopri PMII Bojonegoro, Linda, dengan 'Allahu Akbar, selanjutnya dari Istri Ketua PCNU Bojonegoro dengan 'Aku Menyayangimu dan Gelombang Gelap', Ketua Pengurus Cabang Muslimat, Ririn Muktamiroh, dengan 'Muslimah' dan terakhir dari Perwakitan Fatayat NU, dengan 'Wanita Cantik Sekali di Multazam'.
Selain itu, Ketua PCNU Bojonegoro, Cholid Ubaid mengungkapkan, dengan seni seseorang bisa mewarnai lingkungan dan hati. "Tanpa seni hati kita akan menjadi kaku dan jika kekakuan tersebut dipelihara akan menimbulkan bibit-bibit keruntuhan Negeri ini," jelasnya.
Ketua PCNU juga berharap, di samping diisi sastra bisa juga acara rutin ini diisi dengan lomba pidato dari setiap Pondok Pesantren di Bojonegoro. Hal itu bisa dimulai dari daerah barat dan setiap ada sastra pelataran, maksimal ada empat peserta dari lomba pidato tersebut.
"Karena seni tidak ada upahnya, jika seorang seniman bersifat matrialis, pasti tidak akan suka terhadap seni," tutupnya.[din/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini