Musim Kemarau, Warga Bisa Melintas Bengawan Tanpa Perahu
blokbojonegoro.com | Thursday, 17 August 2017 10:00
Reporter : Joel Joko
blokBojonegorp.com - Sejak dua bulan terakhir jembatan penyeberangan Bengawan Solo mulai dibuat warga Bojonegoro. Pembuatan jembatan tersebut dilakukan karena sungai sudah dangkal dan perahu tidak bisa menyeberang.
Priyono, salah seorang pembuat jembatan mengatakan, setiap musim kemarau warga bisa melintas bengawan tanpa menggunakan perahu. Jembatan bambu sudah bisa digunakan untuk menyeberang dari Desa Ledok Kulon, Kecamatan Kota Bojonegoro, ke Kecamatan Trucuk, maupun sebaliknya.
"Biaya pembuatan jembatan tersebut tidak murah. Sekali membuat membutuhkan biaya Rp.10 juta. Panjang jembatan itu adalah 150 meter. Jembatan tersebut menghabiskan seratus batang bambu," ungkapnya.
Kasi Bina Angkutan Air Dinas Perhubungan (Dishub) Bojonegoro Sugeng Agung Sudarmanto menjelaskan, jembatan penyeberangan Bengawan Solo itu dibuat karena kebutuhan masyarakat. Saat kemarau, imbuhnya, perahu penyeberangan tidak bisa beroperasi. Sebab, air sudah dangkal. Satu-satunya cara supaya bisa menyeberang adalah membuat jembatan tersebut.
Menurut Agung, terkait keamanan, selama ini tidak ada masalah. Hal itu berdasar pengalaman pada tahun-tahun sebelumnya. Kecelakaan tidak pernah terjadi. ’’Selama ini memang tidak ada standarnya. Namun, jembatan tersebut aman,’’ katanya.
Setiap musim kemarau, penyeberangan perahu Bengawan Solo itu setidaknya berubah menjadi jembatan. Berdasar pantauan blokBojonegoro.com ada beberapa titik jembatan penyeberangan yang menuju ke arah Trucuk.[oel/ito]
Tag : seberang, bengawan, jembatan, bambu
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini