Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Air Waduk Cukup 4 Hari, Dihimbau Tak Tanam Padi

blokbojonegoro.com | Thursday, 05 October 2017 08:00

Air Waduk Cukup 4 Hari, Dihimbau Tak Tanam Padi

Reporter : Joel Joko
 
blokBojonegoro.com -  Air adalah kebutuhan vital dalam sektor pertanian, karenanya petani harus memperhatikan secara serius keadaan dan ketersediaan air . Untuk Musim Tanam (MT) ke 3 ini petani yang mengandalkan wadul pacal agar harus memperhatikan benar. Karena air di waduk pacal jika dibuka secara normal hanya cukup untuk 4 hari. 
 
Hal ini ditegaskan oleh Dinas Pengairan, Edy Susanto saat memberi pembinaan dan pembentukan Gabungan Himpunan Petani Pemakai Air (HIPPA) di Pacal Sekunder Pohbogo di Desa Bulaklo, Kecamatan Balen, kemarin.
 
Dijelaskan, saat ini ketersediaan air di wadul pacal sudah sangat minim. Waduk Pacal hanya akan mampu untuk waktu 4 hari saja, itupun sebenarnya untuk mengairi tanaman palawija bukan padi. "Palawija di aliran sungai Pacal ini nyaris terancam gagal panen, tapi untung saja tertolong dengan hujan yang beberapa hari mengguyur wilayah Bojonegoro," kata Edy Susanto.
 
Karenanya dia mengatur secara tepat bagaimana air yang tersedia ini adalah untuk mengairi tanaman palawija yang terancam gagal panen. Disampaikan, jika secara normal air waduk pacal mampu mengairi 16 ribu hektar areal persawahan di wilayah Bojonegoro. Oleh karenanya dirinya menghimbau agar petani memperhatikan betul ketersedian air dan kebutuhan air saat melakukan tanam. [oel/mu]

Tag : Waduk pacal, air waduk pacal



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini