Malam Puncak HJB ke-340
Dinilai Berjasa, Sembilan Orang Terima Penghargaan dari Pemkab
blokbojonegoro.com | Thursday, 19 October 2017 22:00
Kontributor: Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Sembilan orang memperoleh penghargaan saat perayaan Puncak Hari Jadi Bojonegoro (HJB) ke-340 yang diakhiri di Alun-alun Bojonegoro, Kamis (19/10/2017) malam. Peraih penghargaan merupakan warga yang dinilai mempunyai peran yang sangat penting untuk Kabupaten Bojonegoro.
Penyematan tersebut, diberikan langsung oleh orang nomor satu di Bojonegoro, yaitu Kang Yoto. Saat penyematan turut disaksikan oleh ribuan masyarakat Kota Ledre yang hadir.
"Sembilan orang ini adalah orang yang mampu merubah Bojonegoro, melalui karya-karya yang luar biasa," ungkap Bupati dua periode ini.
Untuk penyematan pertama, Kang Yoto memberikan kepada Supramu. Supramu adalah, orang yang membangun masjid berkubah emas di Bojonegoro, yaitu Masjid Birul Pertiwi yang berada di Kecamatan Dander. Kedua, diberikan kepada Prapto yang membangun SD Karansono dengan dana sebesar Rp15 miliar, yang bangunannya setara dengan kampus.
"Di SD tersebut sangat lengkap fasilitasnya, seperti alat musik tradisional," lanjutnya.
Yang ketiga diberikan kepada Lamidi, pengusaha tanker minyak yang ada di Bojonegoro, dengan membangun sekolah yang sangat besar di Kecamatan Kedungadem. Keempat, diberikan kepada Gatot Subiono yang pernah bersekolah di salah satu SMA di Bojonegoro dan turut membantu Bojonegoro.
Selanjutnya, yang kelima diberikan kepada Kiai Alamul Huda yang mana turut membantu perdamaian di Bojonegoro, dengan merangkul beberapa umat beragama di Kota Ledre. Kemudian, yang keenam diberikan kepada Ali Sadikin yang turut mewarnai pendidikan di Bojonegoro, dengan mengabdikan hidupnya untuk pendidikan.
"Pak Sadikin juga telah mendidik muridnya dengan sangat baik, sehingga banyak muridnya menjadi kepala sekolah," lanjut Kang Yoto.
Ketujuh dan kedelapan, diberikan kepada Kapolres Bojonegoro yaitu Wahyu Sribintoro serta Dandim 0813 Bojonegoro, Letkol Inf M Heri Subagio, yang turut menjaga dan mewarnai pencak silat di Bojonegoro, dengan mendirikan kampung pesilat.
"Yang terakhir, adalah seseorang yang mengabdikan seluruh hidupnya kepada masyarakat Bojonegoro, dengan mengabdi menjadi Dokter dan tak pernah mengambil gajinya dari pemerintah, yaitu Dokter Soraya," pungkas pria Asli Kecamatan Kanor ini. [din/lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini