Hari Sumpah Pemuda
Pemuda Harus Melek Teknologi dan Informasi
blokbojonegoro.com | Saturday, 28 October 2017 21:00
Reporter: M. Yazid
blokBojonegoro.com - Pentingnya teknologi dan informasi di era Globalisasi perlu disiapkan sejak dini, hal itu menjadi salah satu peran pemuda untuk memajukan Bangsa. Pasalnya di era sekarang ini banyak persaingan, sehingga pemuda harus mampu unggul dalam teknologi dan informasi.
Ketua Generasi Muda Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI-Polri (FKPPI) Yudha Alihamsyah menceritakan, sumpah pemuda 28 oktober 1928 menjadi dua kata sakti yang sampai sekarang diperingati kelahirannya dengan berbagai aktifitas pemudaan di tanah air. Menurutnya, kenapa kemudian ikrar sumpah pemuda itu menjadi luar biasa sejak kelahirannya sampai sekarang.
"Ternyata para pemuda sadar bahwa persatuan (unity), kemauan (will go), pengorbanan atau pembauran (scacrifice/assumilation), dalam bingkai NKRI menjadi tujuan penting sebagai negara bangsa (nation state)," jelasnya kepada blokBojonegoro.com.
Diterangkan pula, berangkat dari itulah kabar tentang pergerakan pemuda untuk menjadikan Indonesia menjadi bangsa yang merdeka menjadi sihir, atau sekarang sering menyebutnya viral. "Entah bagaimana masifnya ikrar tersebut keseluruh elemen rakyat, karena kita tahu teknologi informasi tidak berkembang pesat seperti sekarang tapi para pemuda waktu itu mampu melakukannya," terangnya.
Pengusaha Muda Bojonegoro itu juga menyebut, jauh sebelum era digital dan kenyataan kita ketahui bersama, spirit sumpah pemuda saat itu membangunkan semangat dan kesadaran sebagai Negara Bangsa. Diperkiraan karena ketulusan dan pengorbanan saat itu, Tuhan Yang Maha Esa dan berseru sekalian alam membantu memviralkan sumpah pemuda saat itu.
"Sumpah pemuda menjadi titik pijak pergerakan yang masif di setiap daerah kolonial saat itu untuk merdeka. Tentunya bersama semua persitiwa-peristiwa yang lain dan sekarang sering kita kenal dan kita peringati sebagai hari nasional," tutur Yudha.
Ditambahkan, di era digital dan teknologi saat ini dan seiring penamaan para pemuda sekarang sebagai pemuda milineal atau pemuda digital. Membingkai pemuda saat ini dalam konteks penamaannya dan segala instrumen yang ada dan tersedia. "Seperti halnya pemuda saat sumpah pemuda lahir, gairah dan semangat pemuda untuk sebuah perubahan di era digital sama persis terkait progresifitas, kreativitas, dan inovasi," sebutnya.
Namun dibalik gairah dan semangat untuk sebuah perubahan saat ini, beberapa elemen masyarakat merasa khawatir tentang hal tersebut. Kekhawatiran itu didasarkan tentang tidak diikuti dengan semangat dan nilai-nilai luhur bangsa ini lahir. Sehingga entitas sebagai bagian dari state nation, seolah-olah tidak nampak, seiring dengan virus globalisasi yang menjadi keniscayaan saat ini.
Tentunya sebagai pemuda tidak bisa menafikkan keniscayaan soal perubahan global yang menggeliat masif sebagai bagian dari percaturan antar negara di Dunia ini. "Kita sebagai pemuda harus memanfaat virus globalisasi ini untuk memyebarkan nilai-nilai luhur kebangsaan yang kita miliki, karena disitulah letak identitas dan karakter kita sebagai state nation," imbuhnya.
Sekarang ini di era globalisasi yaitu informasi dan teknologi, tidak perlu harus takut dengan perubahan tersebut. Sehingga justru harus manfaatkan instrumen-instrumen yang ada dalam globaliasi tersebut, tentang siapa Indonesia dengan segala kekayaan dan kebergamannya. Jangan menjadi terjebak pada kekaguman dari instrumen itu, tapi instrumen kita boncengi dan rebut untuk memenangkan pengaruh di percaturan dunia dengan menjual gagasan tentang nilai nilai luhur bangsa Indonesia miliki yakni Sumpah Pemuda, Pancasila, UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, tradisi dan budaya, gotong royong, musyawarah dan lain sebagainya.
"Saya ingin mengajak semua pemuda bahwa kita bangsa yang unggul, bangsa yang memeliki peradapan yang sangat luhur," imbuhnya.
Menurutnya, kemajuan teknologi dan informasi bukan menjadi barrier atau pagar yang menghalangi. Justru pakailah teknologi dan informasi untuk berselancar di ombak ombak globalisasi dengan berani.
"Karena kita pernah melakukan itu yaitu saat sumpah pemuda diikrarkan 28 Oktober," pungkasnya.
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini