Blok Buku
Take Off My Red Shoes
blokbojonegoro.com | Saturday, 10 March 2018 06:00
Oleh: Dewi Fatimah Kusumawati*
Tentang Penulis
NAY SHARAYA, lahir tanggal 26 april 1989, di Bulukumba. Sebuah kabupaten di Pulau Sulawesi yang entah kenapa membuat penghuninya terlalu sering merindukannya. Ia melanjutkan kuliah di Bandung sejak tahun 2013 dan berharap dapat merampungkan tesis secepatnya agar memiliki waktu yang lebih luang untuk menulis kisah-kisah baru.
*****
Meski memakai judul Bahasa Inggris, 'Take Off My Red Shoes', namun novel keluarga ini berbahasa Indonesia. Untuk memudahkan pembaca memahami karakter tokoh, sang penulis memiliki cara tersendiri dengan memberi penjelasan singkat tipikal masing-masing tokoh di backcover. Berikut keterangan singkat para tokoh dalam novel:
Atha
Aku hanyalah seorang gadis yang terlalu lama memendam kesunyian. Hanya dua hal yang paling kuinginkan dalam hidupku. Mendapat tempat yang sama seperti Alia, saudara kembarku. Dan mendapat perhatian dari Ares , kakakku yang sempurna. Aku tak pernah ingin menyingkirkan siapapun.
Alia
Aku memiliki semuanya. Memiliki semua yang tak dimiliki Atha. Mama dan Ares menyayangiku lebih dari segalanya. Tapi ada seseorang. Dia satu-satunya orang yang selalu berada di samping Atha. Apakah salah jika aku ingin memilikinya juga?
Ares
Aku menyayangi kedua adikku dengan caraku sendiri. Dengan cara yang salah. Saat aku menyadarinya, semuanya sudah terlambat. Salah satu dari mereka menempuh jalannya sendiri dan akhirnya tersesat.
Kegan
Ada seseorang yang mengacaukan pikiranku. Seorang gadis bersepatu merah yang aneh. Kau tak akan pernah tahu apa yang ada dalam pikirannya. Tapi yang kutahu, sejak awal mengenalnya, matanya tak pernah berhenti menatap Ares, kakak lelakinya yang sekaligus adlah sahabatku sendiri.
Di awal kisah, penulis secara runut memperkenalkan Atha dan Alia sebagai gadis kembar yang tidak identik. Mereka tumbuh sebagai yatim piatu dipanti asuhan sejak kecil. Mereka saling memiliki saling berbagi mainan dan saling melindungi satu sama lain. Tetapi Atha dan Alia sangat lah berbeda, tapi hal tersebut tidak menghalangi mereka untuk tetap bersama. Hanya satu perbedaan dari mereka yang mencolok bagi Atha, dia sangat menyukai warna merah. Bukan hanya sekadar menyukai saja tetapi ia terlalu terobsesi dengan segala sesuatu yang berwarna merah, salah satunya yang paling ia sukai yaitu sepatu berwarna merah kesukaannya.
Pada suatu hari ada keluarga yang akan mengadopsi Alia sebagai anak mereka, dengan alasannya anak dari keluarga tersebut yang bernama Ares sangatlah menyukai Alia yang mengingatkan pada Almarhum adiknya, Alia sangatlah mirip dengan adiknya itu. Saat berniat untuk mengadopsi, keluarga Ares hanya menginginkan Alia yang mereka inginkan, lalu bagaimana dengan Atha? Atha yang ingin selalu bersama dengan Alia terus-terusan menangis akan kehilangan Alia. Melihat itu pihak panti asuhan merasa kasihan pada Atha, pihak panti mendesak dan karena Alia memaksa membawaa saudanya, akhirnya dengaan terpaksa keluarga itu juga mengadopsi Atha.
Keluarga yang begitu sempurnaa. Alia dan Ares saling menyayangi, Alia juga memiliki bakat sebagai penari balet. Namun pada suatu hari Atha yang iri dengan Alia menjadi benci kepada Alia. Ia tidak sengaja mendorong Alia jatuh dari tangga lantai dua. Kecelakaan itu telah merenggut impian Alia sebagai penari balet, dengan itu pula seluruh impian Ares dan Mama mulai menjauhi Atha. Salah satu pembantu di rumah itu tidak sengaja melihat Atha mendorong Alia. Bukan hanya menjauhi, mereka juga bersikap seolah-olah Atha tidak pernah diinginkan dirumah ini. Dan dengan perilaku keluarga itu terhadap Atha, Atha semakin tumbuh menjadi gadis yang sangat pandai menyembunyikan emosinya.
Sejak kejadian itu tidak ada yang berubah di antara mereka, Ares tetap menjauhi Atha dan semakin menyayangi Alia. Kasih sayang kepada Alia sama besarnya kasih sayang kepada saudara kandungnya. Atha hanya sosok ketiga yang selalu menjadi teman di antara mereka, terkadang juga Ares menonton film, bermain bersama dan makan bersama. Tetapi ada seseorang yang selalu didekat Atha, ia adalah Kegan tetangga mereka sekaligus sahabat Ares. Kegan melihat Atha yang semakin hari semakin sedih, ia selalu menghibur Atha dan selalu menemani kemana perginya Atha.
Semakin hari Kegan menyadari bahwa perhatian Atha hanya tertuju pada Ares. Semua perbuatan dan tingkah lakunya Atha hanya ingin menunjukkan untuk menarik perhatian kakaknya, Ares. Itu sesuatu tidak normal menurut Kegan, teman sekolah Kegan yang satu klub fotografi dengan Kegan, ia mengirimi sebuah surat cinta untuk Atha. Ia merasa cemburu karena mengetahui itu, tetapi Atha tidak mengetahui bahwa Kegan menyimpan rasa cemburu jika Atha berdekatan dengan cowok lain. Atha memiliki obsesi aneh terhadap tim cheers. Sebenarnya ia tertarik pada sepatu yang mereka gunakan, yaitu sepatu berwarna merah menyala.
Apapun cara Atha agar masuk ke club cherrs tersebut. Mulai dari latihan yang setiap hari, sampai harus berangkat pagi-pagi dan pulang malam hanya demi latihan mereka yang ekstra keras. Atha tidak pernah mengeluh, meski semua itu menguras tenaga, padahal jika orang iasa mereka pasti akan mengeluh seperti Alia yang setiap hari selalu mengeluh hanya karena seharian sekolah, tetapi berbeda dengan Atha ia tidak pernah sedikitpun mengeluh pada siapapun.ia sama sekali tidak masalah asalkan ia bisa memakai sepatu merah yang ia idam-idamkan.
Kegan merasa aneh kepada Atha, ia mulai menyadari keanehan itu mulai dari Atha yang berkelahi dengan seorang gadis karena memperebutkan sepatu, mulai dari sikap dinginnya pada Kegan, surat-surat cinta yang yang tak pernah ada, anggota cherrs yang tiba-tiba saja mengundurkan diri dan perasaan Atha bahwa ada seseorang yang membututinya, padahal di sana tidak ada orang yang membututinya.
Mamanya sengaja ingin mengirim Atha ke rumah adiknya, karena mamanya merasa bahwa sifat Atha sangat lah aneh. Bahkan Alia juga memaafkan perbuatan Atha dahulu karena sudah mendorongnya di tangga hingga impiannya terkubur sampai sekarang, ia menyayangi saudara kembarya itu, ia sempat marah tetapi dahulu ia sekarang sudah memafkan Atha.
Keesokkannya Atha segera pergi ke Yogyakarta untuk tinggal dengan adiknya, diantar oleh mamanya, Alia dan juga Ares. Selama 5 tahun sudah Atha tinggal di Yogyakarta dan saat hari ulang tahunnya ia segera pulang dan merayakan bersama mama, Ares dan juga Alia. Ia sangat merindukan saudaranya itu.
Saat itulah Kegan sadar bahwa Atha bukan hanya sekedar gadis aneh. Untuk itu, Kegan ingin tahu apa yang sedang terjadi, walaupun Atha tidak pernah menatapnya dengan perasaan sedikit pun. Sebenarnya apa yang terjadi dengan Atha? Dan apa yang terjadi kemudian di keluarga besar Ares? Novel ini banyak menyimpan kejutan.
Selain itu, sampul buku yang sangat menarik serta kertasnya yang menggunakan kertas khusus novel membuat pembaca tidak capek membaca dan terasa sejuk dimata. Selain itu, dari segi bahasa, penulis memakai bahasa yang mudah dipahami. Namun, ternyata banyak kata-kata yang salah di dalam novel ini sehingga disarankan untuk dilakukan revisi kembali. [lis]
“Karena merah selalu terlihat menarik. Selalu menonjol di manapun dia berada dan kamu nggak perlu merasa kesulitan nemuin dia walaupun berada di tengah-tengah orang asing.” ─Natasha (hal 32)
Identitas Novel
Penulis : Nay Sharaya
Penerbit : PT GRASINDO
Tahun terbit : juni 2015
Jumlah halaman : 237 hal
ISBN : 978-602-375-0580
Peresensi : Dewi Fatimah Kusumawati
*Mahasiswa Stikes ICsada serta calon anggota LPM angkatan V.
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini
Loading...