Aksi 10 Tahun Kepemimpinan Suyoto
Bupati Enggan Bertemu, Gagal Beri Rapor Merah
blokbojonegoro.com | Monday, 12 March 2018 13:00
Reporter: Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Aksi pemberian rapor merah kepada Bupati Bojonegoro, Suyoto, yang dilakukan oleh Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) gagal. Sekitar seratusan mahasiswa tersebut harus rela balik badan lantaran tidak bertemu bupati yang menjabat dua periode tersebut.
Sehingga mereka merasa kecewa. Pasalnya mereka menganggap Kabupaten Bojonegoro yang konon menjadi salah satu contoh pemerintahan terbuka dunia kepada rakyatnya, tidak sesuai dengan realita yang ada.
"Padahal Bojonegoro masuk dalam OGP. Tetapi selama 10 tahun kepemimpinannya kita tidak pernah satu kalipun ditemui saat menggelar aksi," terang koordinator lapangan, Arif Dwi Setiawan.
Selain itu, para mahasiswa juga kembali menyampaikan isi rapor merah ketika berada di depan gedung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro, yang sebelumya juga dibacakan di tugu Adipura, yang berisi 10 tuntutan yang seharusnya dapat diselesaikan ketika period Kang Yoto menjabat.
Untuk rapor tersebut berisi tentang mutasi jabatan yang tidak sesuai dengan UU No. 6 Tahun 2016, program pembangunan infrastruktur jalan yang kurang tepat, adanya pembangunan jembatan yang tidak sesuai dengan perencanaan/target waktu (jembatan Trucuk), pembangunan gedung olahraga (GOR) yang dinilai tidak produktif atau tepat guna.
Serta, belum maksimalnya fungsi embung di desa, telatnya distribusi pupuk yang dinilai menghambat perkembangan pertanian di Bojonegoro, belum adanya upaya-upaya yang efektif untuk menangani bencana banjir tahunan, masih tingginya tingkat pengangguran di Bojonegoro hingga menembus angka 23.329 jiwa pada 2017, juga adanya 12.000 jiwa masyarakat Bojonegoro yang diberi pelatihan namun tidak ada tindaklanjut setelah pelatihan.
"Banyak pelatihan tetapi tidak ada tindaklanjutnya dan itu percuma saja lantaran para masyarakat kembali menganggur lagi," lanjut mahasiswa saat orasi.
Selain itu, terkait pembangunan infrastruktur pendidikan yang belum merata, pelayanan BPJS yang belum maksimal (adanya perbedaan pelayanan antara menggunakan BPJS dengan reguler) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang belum mampu untuk produktif dan hanya menghasilkan PAD yang kecil.
oleh karena itu, sebenarnya mereka sangat ingin bertemu dengan Bupati Bojonegoro yang rencana hanya sampai besok tinggal di rumah dinasnya untuk memberikan rapor merah. Serta ingin berdialog langsung dan berdiskusi dengan Kang Yoto, untuk menjelaskan tentang beberapa isi rapor itu.
"Kita ingin tahu tindaklanjut dari tuntutan kami tersebut kedepannya seperti apa," tutup Arif Dwi Setiawan sebelum meninggalkan gerbang Pemkab Bojonegoro. [din/mu]
Tag : pmii, aksi, aksi pmii, suyoto
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini