Awas..! TB di Bojonegoro Semakin Meningkat

blokbojonegoro.com | Thursday, 29 March 2018 14:00

Reporter: Muhammad Qomarudin

blokBojonegoro.com - Jumlah penderita tuberchulosis (TB) di Kabupaten Bojonegoro terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2016 saja ditemukan 1.444 kasus, bahkan pada tahun 2017 meningkat menjadi 1.824 kasus dan pada tahun 2018 sampai tanggal 15 Maret kemarin sudah ada 286 kasus.

Penyakita yang disebabkan oleh virus TBC ini sangatlah mudah menyebar melalui udara, serta komunikasi langsung dengan penderita yang belum sembuh total sangat beresiko tertular penyakit TB.

"Memang TB sangat mudah menular, sehingga bagi mereka yang terkena TB harap memakai sapu tangan atau masker saat berbicara," terang Whenny Dyah Pranjanti, Seksi Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro.

Untuk gejala awal, Whenny mengungkapkan, biasanya masyarakat yang terkena batuk berdahak bisa 2 hingga 3 minggu belum sembuh yang disertai keluar keringat pada malam hari tanpa ada sebabnya, mudah lelah dan paling parah biasanya batuk sampai mengeluarkan darah. Sehingga, bagi masyarakat yang terkena gejala batuk diharapkan langsung berkonsultasi kepada dokter maupun puskesmas terdekat.

"Biasanya banyak masyarakat yang menyepelekan batuk dah bahkan hanya cenderung dibiarkan sampai sembuh sendiri," lanjutnya kepada blokBojonegoro.com.

Selain itu, untuk memutus rantai penularan Dinas Kesehatan juga menggerahkan seluruh kader yang berada di kecamatan. Serta bekerja sama dengan dokter keluarga, untuk terus memantau perkembangan masyarakat yang terjangkit penyakit TB.

"Dokter keluarga itu dokter yang biasanya beroprasi di rumahnya sendiri dan untuk Bojonegoro sendiri ada sekir 55 dokter keluarga," imbuh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Ninik Susmiati.

Selain itu, Dinas Kesehatan juga memberikan obat gratis kepada masyarakat yang terkena penyakit TB dan bisa diambil di dokter keluarga dengan membawa kartu BPJS Kesehatan. Tetapi, kebanyakan masyarakat yang ada hanya mengambil obat ketika periksa pertama saja dan tidak kembali lagi.

Padahal, penyakit TB sendiri baru bisa sembuh membutuhkan waktu sampai 6 bulan dan masyarakat harus terus meminum obat. Sehingga virus TB yang mulanya sudah terkena obat dan mau hilang akhirnya kembali menyerang.

"Padahal masyarakat tinggal mengambil saja tanpa biaya sepeser pun dan itu ada yang tidak mau. Padahal Dinkes membeli obat tersebut tidak murah yaitu Rp10 juta perdusnya," lanjut mantan kepala RSUD Padangan ini.

Oleh karena itu, dengan adanya kader di kecamatan-kecamatan dan dokter keluarga Dinkes berharap bisa menekan angka penyebaran penyakit serta turut mengingatkan kepada masyarakat yang terjangkit agar terus berobat. Sehingga, penularan maupun perkembangan penderita tuberchulosis bisa benar-benar berkurang. [din/mu]

*Foto ilustrasi insert.net

Tag : tb, penyakit tb, penyebaran penyakit tb

* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini