blokbojonegoro.com | Thursday, 21 June 2018 23:00
Reporter : Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Harga elpiji 3 kilogram atau gas melon di Kabupaten Bojonegoro sampai menembus Rp40.000. Selain mahal, gas melon juga bisa dikatakan barang yang cukup langka di Kota Ledre sejak awal puasa sampai pasca Lebaran ini.
Dinas Perdagangan Kabupaten Bojonegoro menilai, mahal dan sulitnya gas elpiji diindikasi ada oknum yang memanfaatkannya. Sebab, Bojonegoro sendiri pada bulan Ramadan dan Lebaran mendapatkan tambahan stok sampai sekitar 25 ribu lebih.
"Bulan Mei kita mnyediakan 851 ribu tabung dan ditambah 11.666 lantaran bulan puasa. Sedangkan untuk bulan Juni kita menyediakan 823 ribu dan ada tambahan 14 ribu lantaran Lebaran," terang Kepala Dinas Perdagangan, Agus Supriyanto.
Sehingga ia menilai ada indikasi oknum yang memanfaatkanya, karena hampir setiap satu bulan Bojonegoro mendapatkan hampir 1 Juta tabung. Memang pada bulan ramadan dan Lebaran memang menjadi momen yang sangat fital, karena hampir setiap kebutuhan dapur mengalami kenaikan harga.
"Saat Lebaran biasanya para penyedia ataupun pangkalan libur, sehingga menjadi langka. Kemudian dengan kelangkaan tersebut dimanfaatkan oknum untuk menjualnya dengan harga yang lebih tinggi," ujarnya.
Melihat kelangkaan tabung elpiji, Dinas Perdagangan pada hari pertama masuk pasca libur Lebaran langsung melakukan Sidak dibeberapa pangkalan lpg dibeberapa lokasi. Alhasil, Dinas Perdagangan menemukan dua pangkalan di Kecamatan Kota dan Kecamatan Dander ada menjual di atas harga eceran tertinggi yaitu Rp16.000
Padahal menurut peraturan gubernur, pangkalan elpiji tidak boleh menjual ke konsumen dengan harga lebih dari HET. Sedangkan untuk pertokoan seharusnya menjual kepada konsumen sebesar Rp18.000 atau mengampil keuntungan sebanyak Rp2.000.
"Kita tadi melakukan sidak ke lima titik dan menemukan 2 tempat yang menjual diatas HET. Padahal sudah ada peraturan yang melarang walau apapun alasanya," lanjut Agus.
Untuk kedua pangkalan tersebut langsung mendapatkan Surat Peringatan (SP) dari Dinas Perdagangan. Jika kedepanya kedua perusahaan masih menjual dengan harga diatas HET, maka Dinas Perdagangan akan bersikap tegas dengan menutup izin dari pangkalan tersebut.
Selain itu, dirinya juga berharap kepada masyarakat ikut mengawasi distribusi ataupun penjualan elpiji di tengah-tengah masyarakat. Serta kalau bisa, ketika ada kelangkaan lpg bisa langsung membeli di pangkalan langsung ataupun SPBU terdekat. Sehingga, tidak ada lagi permainan dari oknum-oknum nakal.
"Saya juga berharap untuk masyarakat yang tergolong cukup kaya tidak menggunakan lpg melon, karena itu ditujukan untuk masyarakat miskin. Bahkan ia juga mengarahkan agar menggunakan gas 5,5 kg dan 12 kg atau pun nonsubsidi," tutupnya kepada blokBojonegoro.com.[din/col]
Tag : elpiji, serapan, stok
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini
Loading...