blokbojonegoro.com | Friday, 29 June 2018 21:00
Kontributor: Apriani
blokBojonegoro.com - Pusat Krisis Kesehatan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia bekerjasama dengan Bale Rakyat Desa Mandiri, mengadakan sosialisasi Pengurangan Risiko Krisis Kesehatan di Kabupaten Bojonegoro di Gedung Maharani Bojonegoro, Jumat (29/6/2018).
Acara tersebut dilaksanakan sebagai upaya pengurangan risiko bencana, seperti halnya di Kabupaten Bojonegoro yang memang rawan terjadinya bencana alam banjir, tanah longsor, kebakaran, angin puting beliung dan kegagalan industri.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro, Ninik Susmiati mengatakan, acara tersebut penting untuk diikuti oleh masyarakat dan Bojonegoro adalah salah satu kabupaten terpilih untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
"Bojonegoro menjadi langganan bencana alam, khususnya bencana banjir. Selain banjir bengawan, ada banjir bandang dan ini kadang kita yang tidak siap dalam menghadapinya. Bencana bengawan itu bencana yang sopan karena banjir datangnya pelan-pelan. Banjir bandang seperti angin puting beliung yang juga datang tidak permisi, dan itu perlu diwaspadai," ujarnya.
Untuk mengurangi risiko bencana alam masyarakat memiliki peran yang sangat penting, untuk mengurangi kerentanan harus Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
"Ada 10 PHBS yang harus diterapkan antara lain, pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, balita diberikan asi, timbang bayi, rumah bebas jentik, cuci tangan dengan sabun, tersedia air bersih, tersedia jamban, makanlah dengan gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari), lakukan aktivitas fisik setiap hari, dan tidak merokok," ujar salah satu narasumber.
Selain itu juga dilakukan, perlu dilakukan peningkatan kapasitas, seperti ikut berperan dalam sistem peringatan dini, mitigasi pencegahan, titik kumpul, melakukan peningkatan masyarakat, dan lain sebagainya dengan mengikut sertakan masyarakat dari berbagai golongan.
"Saya harapakan karena yang hadir kebanyakan para pemuda, membuat semacam komunitas untuk tanggap darurat bencana. Karena pemuda dan masyarakat tentunya memiliki peran penting untuk penanggulangan bencana," terang Abidin Fikri, anggota Komisi IX DPRI.
Ia juga mengungkapkan, akan diadakan normalisasi Waduk Pacal Bojonegoro, karena dianggap Waduk Pacal saat ini daya tampung air menurun, yang mengakibatkan kurangnya penyaluran air kepada petani.
"Harapannya ketika sudah dinormalisasi para petani dapat panen setahun tiga kali, dan juga mengurangi kekeringan yang ada di Kabupaten Bojonegoro," terangnya.
Acara tersebut dihadiri oleh Dinas Kesehatan Bojonegoro, Dinas Kesahatan Provinsi Jawa Timur, Abidin Fikri anggota Komisi IX DPRI, dan juga sekitar tiga ratus masyarakat Bojonegoro, yang mayoritas berasal dari daerah rawan bencana. [ani/mu]
Tag : Kesehatan
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini
Loading...