Blok Buku
Semesta Sebelum Dunia
blokbojonegoro.com | Sunday, 16 September 2018 06:00
Peresensi: Arista Dyah Pramesti R.*
Fahd Djibran adalah nama pena dari Fahid Pahdepie. Dilahirkan di Cianjur, Jawa Barat, pada tahun 1986. Sejak tahun 2004 sudah menulis beberapa buku untuk sejumlah penerbit nasional. Buku ini di tulis oleh Fahid Pahdepie tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rizqa Fitriani Abidin ketika usiannya menginjak 24. Menjelang penyelesaian novel ini, istrinya dinyatakan positif hamil. Untuk mengenalnya lebih dekat, berkunjunglah ke blognya http://www.fahdisme.com atau follow twitternya @fahdisme .
Novel yang berjudul semesta sebelum dunia ini adalah sebuah dongeng tentang Alam Rahim. Novel ini menceritakan tentang perjalanan manusia tatkala masih menjadi seorang bayi. Kisah ini berawal dari seorang yang memiliki tugas khusus sebagai Pengabar Berita dari Alam Rahim. Dia bernama Dakka Madakka, dan biasa dipanggil Dakka. Dia tinggal di Ura bersama istrinya. Sebagai Pengabar Berita dari Alam Rahim merupakan tugas yang lumayan berat baginya. Tentu saja semua orang pernah merasakan berada di Alam Rahim namun kini telah melupakannya. Seorang bayi yang tinggal di rahim suci seorang perempuan bisa tumbuh dan hidup yang diawali dari sel telur yang dibuahi sperma,menjadi janin, menjadi bayi yang memiliki seluruh kelengkapan yang dipersyaratkan “hidup” : napas,detak jantung,gerak,aliran darah,metabolism,pertumbuhan,semuanya.
Sebelum menjadi seorang bayi, seorang manusia terlebih dahulu menjadi embrio yang dibungkus serta dilindungi oleh plasenta. Sebelum memasuki Alam Rahim seorang bayi mengalami perjalanan peralihan dari alam roh menuju alam rahim. Dan bayi itu sangat bahagia. Seperti halnya bayi. Ibu dari sang bayi tersebut juga sangat bahagia mengetahui akan hadirnya buah cintanya tersebut. Pada masa ini, kepala bayi tumbuh dengan cepat untuk mengimbangi pertumbuhan otak yang juga sangat cepat membesar. Di masa inilah kepala lebih besar daripada tubuh bayi. Ketika hampir saja sampai di Alam Rahim. Diluar sana kedua orang tua dari bayi tersebut sedang melakukan “upacara penyambutan”. Andaikan pada usia ini bayi sudah bisa mendengar pasti akan terdengar suara hiruk-pikuk orang-orang yang diundang ke acara untuk mendoakan bayi tersebut.
Di Alam Rahim ketika bayi memasuki usia 17 minggu, dia sudah menjadi bayi yang lincah, mulai gemar menyentakkan tubuh,menekukkan lengan dan kaki,serta menggerakkan kepala. Saat inilah bayi mulai aktif bergerak. Di luar sana sang ibu kaget dengan adanya tendangan di perutnya. Walaupun bayi tersebut menggerakkan kakinya yang lemah dengan pelan tetap saja sang ibu masih bisa merasakannya dan membuatnya kaget akan pergerakan itu. Pada usia ini pula semua organ utama pada tubuh bayi mulai terbentuk dan ususnya telah masuk ke rongga perut. Sejak memasuki minggu ke-11 atau ke-12 sudah bukan lagi embrio melainkan janin. Kepala,tangan,kaki,dan tubuhnya sudah bisa dikenali. Dan pada usia ini pula dokter bisa memeriksa jenis kelamin sang bayi apakah laki-laki atau perempuan melalui pemeriksaan Ultrasonografi atau USG. Ketika inilah orang tua mulai sibuk mempersiapkan nama apa yang pantas untuk anak mereka kelak.
Di kehidupan Alam Rahim,pada usia yang saat ini. Bayi sudah mulai bisa untuk bermimpi. Pada mimpi pertama sang bayi ini dia berjumpa dengan Kucing yang Bisa Berbicara. Mereka bertemu dideretan pertokoan yang sangat luas. Di mimpi ini pula sang Kucing yang Bisa Berbicara menyampaikan pesan kepada sang bayi bahwa : Memberi Adalah Mendapatkan Lebih. Disini Kucing yang Bisa Berbicara mengisahkan bahwa ketika penerangan padam dan Kucing yang Bisa Berbicara mempunyai satu cahaya lilin yang dia nyalakan. Dan dia mendekatkan api lilinya ke sumbu lilin sang bayi tersebut. Dari sinilah cahaya penerangan akan bertambah menjadi dua cahaya lilin yang jauh lebih terang daripada hanya sekedar satu lilin saja. Tidak hanya berjumpa dengan Kucing yang Bisa Berbicara bayi tersebut juga menjumpai Rubah Berkacamata Tembus Pandang, Polisi Bermata Sepuluh dan Tukang Sapu Taman Kota yang Baik Hati,hingga Ikan Mas yang Bekerja Sebagai Koki yang membuatkannya makanan lezat berupa bubur yang bernama Paralea.
Pada usia sang bayi mencapai 22 minggu di Alam Rahim, kini sudah mulai berkembang kemampuannya untuk mendengarkan. Bayi sudah bisa mendengar suara aliran darah yang mengalir dalam pembuluh darah dan detak jantung sang Ibu. Pada usia sang bayi mencapai 30 minggu bayi tersebut ingin menghadiri sebuah pertunjukkan sirkus. Namun, ada labirin besar yang harus di lewatinya sebelum dia sampai ke pertunjukkan sirkus tersebut. Di mimpi inilah sang bayi bertemu dengan seorang perempuan buta bernama Aynu. Aynu menawarkan diri untuk menjadi petunjuk jalan bayi tersebut. Aynu ternyata adalah petunjuk jalan yang sangat berpengalaman. Dia dengan mudah sampai ditempat pertunjukkan sirkus tersebut. Padahal aynu tidak memiliki mata untuk melihat. Aynu juga menyampaikan pesan pada bayi tersebut. Pesan yang disampaikan Aynu disini adalah Matikan Matamu,Nyalakan Hatimu. Aynu seorang perempuan buta bisa mengantarkannya melewati labirin yang penuh lika-liku menggunakan mata hatinya. Dan pada usia bayi inilah atau sekitar 7 bulan didalam rahim seorang ibu , tubuhnya sudah sangat besar dan dokter yang memeriksa pun bisa melihat dan mengetahui posisi dan cara berbaring dari bayi tersebut. Kini sang bayi hanya memiliki sedikit ruang untuk bergerak dan mungkin akan lebih sedikit bergerak. Disinilah tak jarang gerakan bayi membuat para ibu kesakitan, bahkan sangat kesakitan. Namun,itulah hebatnya para ibu, mereka bahkan memberikan setengah nyawa untuk bayi tersebut selama sang bayi berada di Alam Rahim.
Hingga suatu ketika sang bayi bertemu dengan Profesor Waktu dan Seekor kelinci yang mengenakan jas berwarna ungu dan berkaca mata. Kelinci tersebut berkata sinis kepada sang bayi, memarahi sang bayi karena telah menggunakan banyak waktunya hanya untuk tidur, melamun serta menendang dan memukul ibunya. Profesor waktu pun menegur bayi tersebut dan megingatkan kapada bayi tersebut untuk lebih menggunakan waktunya lebih baik lagi. 1 detik di Alam Rahim adalah 1 menit di Alam Dunia. Karena itulah mengapa para manusia di Alam Dunia termasuk ayah dan ibu para bayi tersebut termasuk dokter mengira bahwa tumbuh dan kembang bayi sangat cepat. Padahal yang menjadi rahasiannya, 1 detik di Alam Rahim sama dengan 1 menit di Alam Dunia.
Pada usia bayi memasuki minggu ke-33 di Alam Rahim perubahan besar terjadi. Otak tumbuh semakin besar,untuk masuk ke dalam tengkorak otak harus melipat dan mengerut dan sel-sel otak serta sirkuit saraf terhubung sempurna dan aktif. Dan pada masa ini pula seorang bayi bisa melakukan segala hal yang bisa dilakukan manusia. Bisa mengerti bahasa-bahasa yang didengar dari luar Alam Rahim. Bayi mulai mengenali siapa ibunya,ayahnya,keluarga serta segala hal yang ada di sekelilingnya. Lapisan lemak pelindung juga sudah mulai terbentuk disekitar serat-serat saraf sang bayi tepatnya di sekitar saraf tulang belakang. Lapisan lemak ini terus berkembang hingga awal masa dewasa pada setiap manusia. Semua memang terlihat begitu cepat, karena 1 detik di Alam Rahim adalah 1 menit di Alam Dunia. Pada saat ini bayi sudah bersiap untuk kelahirannya. Matanya sudah mulai terbentuk dan kelopaknya juga sudah bisa terbuka. Yang terlihat hanya sebuah air. Air itu adalah cairan amniotik, yang tak lain tak bukan adalah tempat sang bayi selama bersemayam di rahim ibunya. Bayi bisa melihat di dalam air, kemampuan itu akan hilang ketika bayi di lahirkan ke Alam Dunia.
Di dalam rahim terdapat pula kuil khusus yang digunakan untuk menampung air mata kesedihan seorang ibu. Kuil itu bernama Kuil Kesedihan Alam Rahim. Apabila seorang anak menyakiti hati ibunya hingga sang ibu menangis dan air mata itu mengenai kuil kesedihan,hingga butiran air mata itu menjadi Kristal cahaya yang menyilaukan para malaikat dan membuatnya marah. Bila kemarahan mereka sampai pada puncaknya, seorang anak akan menjadi yang sangat menderita di Alam Dunia maupun di Alam yang berikutnya akan dijalani. Maka pintu surga akan tertutup selamanya untuk anak tersebut.
Perjuangan para ibu ketika akan melahirkan sangatlah besar, dia mengalami kontraksi, detik-detik menjelang kelahiran anak yang ditunggu-tunggunya. Dalam tangis menahan rasa sakit yang luar biasa para ibu terus berjuang demi kelahiran kecintaannya yang telah dijaganya selama 9 bulan lamanya. Hingga terdengar suara tangisan sang anak, sakit yang dirasakan sang ibu mulai berkurang. Didekapnya buah hatinya itu di dalam pelukannya dengan penuh kasih sayang. Hingga waktu membawa ibu dan anak pada pengalaman-pengalaman suci yang menjadi tonggak penting dalam perjalanan hidup. Ketika sang bayi di susui ibunya, di mandikan, dan ketika sang bayi tidak bisa tidur sang ibu menyanyikan sebuah lagu agar bisa membuat buah hatinya terlelap. Ketika sang anak terjatuh dan berdarah,justru ibulah yang menangis melihatnya. Sebab yang terluka adalah kecintaannya,anugerah terindah dalam hidupnya yang akan di sayangi seumur hidupnya. Waktu pun berlalu sangat cepat, hingga pada saat sang anak bersekolah, ibulah yang menyiapkan seluruh perlengkapan yang akan dibutuhkan selama berada di sekolah. Dialah ibu, ibunda darah dangingmu,ibunda kehidupanmu.
Perjuangan ibu yang sangat panjang. Segala kebaikan hati dan pengorbanannya tak ternilai, namun semua itu selalu terlupakan oleh setiap anak. Dengan berani membuatnya menangis dan bersedih. Ketika sang anak beranjak dewasa pun ibu masih tetap memperhatikan kecintaannya yaitu buah hatinya. Namun, sang anak sepertinya malah tidak nyaman dengan perhatian sang ibu, merasa telah dewasa dan tak lagi membutuhkan ibunya. Dan adanya kuil kesedihan tersebut berawal dari kisah seorang anak yang membawa ibunya yang sudah tua dan tak berdaya lagi ke tengah hutan. Baginya ibunya hanya akan merepotkannya. Anak tersebut mengendong ibunya ke tengah hutan dengan penuh kebencian di hatinya. Sepanjang perjalanan,sang ibu mematahkan ranting-ranting kecil disepanjang jalan tersebut. Sesampainya di tengah hutan hati anak tersebut sangat puas dan bahagia telah berhasil membawa ibunya ke hutan ini. Hingga sang ibu berkata untuk menyuruh anak tersebut pergi meninggalkannya sebelum binatang buas datang, dan sang ibu berkata bahwa pohon-pohon yang dipatahkannya adalah tanda agar sang anak bisa pulang tanpa tersesat. Sebelum sang anak berlalu pergi, sang ibu mengatakan bahwa dia akan selalu mencintai anaknya tersebut, sejak dia kecil sang ibu selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk kecintaannya tersebut. Mendengar itu,sang anak langsung bersimpuh dikaki sang ibu dan menangis tersedu-sedu. Sejak saat itu dia bersumpah untuk merawat ibunya sampai mati dengan segala kemampuan terbaik yang di milikinya.
Namun, jangan lupa selain ada ibu yang menyayangi dengan penuh cinta dan kasih sayang. Ada ayah yang juga menyayangi setiap anaknya. Walaupun caranya memperlihatkan kasih sayangnya berbeda dengan setiap ibu. Setiap ayah cenderung keras dan tegas dalam mendidik setiap anak. Namun itu semua juga untuk kebaikan setiap anak-anak mereka. Merka tidak ingin anaknya manja dan lemah. Sebagai seorang ayah, dia memiliki tangguh jawab yang cukup besar dalam menghidupi anak dan istrinya.
Menurut saya, novel ini sangat menginspirasi. Kisah demi kisah setiap perjalanan seorang bayi selama berada di rahim sang ibu sangat menyentuh. Novel ini membuat pembaca berada pada posisi yang diceritakan di setiap kisah novel tersebut. Dari novel ini, pembaca bisa mengingat lagi perjuangan seorang ibu demi menjaga buah hatinya yang di idam-idamkannya selama ini. Sampul novel menarik, dan kisah di dalam novel ini berbeda dengan novel-novel pada umumnya. Terdapat indeks untuk menjelaskan kata-kata medis yang terdapat di novel ini. Kekurangan di novel ini, dengan memposisikan pembaca sebagai pemeran utama di dalamnya terkadang membuat binggung sehingga harus berulang-ulang membacanya agar dapat mengerti dengan jelas.
Identitas Novel
Penulis: Fahd Djibran
Penerbit: Noura Books PT. Mizan Publika
Penyelaras Aksara: Novia Fajriani
Penata Aksara: Elcreative
Desain Sampul: Dwi Anisa Anindhika
Ilustrasi Isi: Sweta Kartika
Tahun Terbit: 2013
ISBN: 978-602-9498-94-3
Jumlah Halaman: 242 hlm. ; 13 x 20 cm
*Mahasiswa STIKes ICSada, anggota LPM Kampus Ungu
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini