10:00 . Kabar Duka, Bu Nyai Dewi, Anggota Dewan Perempuan FPKB Bojonegoro Wafat   |   12:00 . Pemuda Asal Bojonegoro Diduga Terpeleset di Jalur Leter E Gunung Rinjai   |   09:00 . Meneropong Spirit Literasi Dis Perpus Sip Bojonegoro   |   15:00 . Duh...!!! 85 Anak Ngebet Nikah Muda, Salah Satu Faktor Hamil dan Punya Anak   |   14:00 . Maling Motor Marak di Bojonegoro Barat, Warga Sebut Ciri-ciri Pelaku Sama   |   12:00 . Dipolisikan Dugaan Pungli, Ini Respon Humas dan Komite SMP di Kasiman   |   11:00 . Sapa Bupati, Jadi Ajang Warga Bojonegoro Mengadu ke Bupati Wahono   |   09:00 . Kerap Setor Tunai, Pedagang Kelapa Ungkap Manfaat Jadi Nasabah BRILink   |   08:00 . SMP Negeri di Kasiman Bojonegoro Dipolisikan Wali Murid Dugaan Pungli   |   18:30 . Manasik Haji CJH Bojonegoro   |   18:00 . Rp1,9 T Efisiensi Pemkab Bojonegoro, Paling Banyak Infrastruktur   |   17:30 . 1508 Calon Jemaah Haji Bojonegoro 2025   |   17:00 . 1508 CJH Ikuti Bimbingan Manasik Haji Tingkat Kabupaten Bojonegoro di Go Fun   |   16:00 . Sekolah SD Bubar Gegara Bau Menyengat Pabrik Tembakau, Pernah Disegel Satpol PP   |   15:00 . Temui Pemimpin Cabang Bulog, Eko Wahyudi : Kita Dorong Bulog Untuk Tetap Serap   |  
Sun, 20 April 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Main Games Bukan Hadiah untuk Anak

blokbojonegoro.com | Monday, 14 January 2019 07:00

Main Games Bukan Hadiah untuk Anak

Reporter: -

blokBojonegoro.com - Di era teknologi, tak jarang orangtua menghadiahkan screen time atau membolehkan bermain gawai sebagai hadiah ketika anak berperilaku baik.  Padahal, hadiah tersebut jutsru cenderung membuat anak makin ketagihan kepada gawainya.

Para ilmuwan di University of Guelph, Kanada menemukan, anak-anak dengan orang tuanya membagikan screen time sebagai hadiah atau mencabutnya karena hukuman, justru menghabiskan lebih banyak waktu dengan gawainya atau televisi, daripada anak-anak dengan orangtua yang tidak melakukan hal serupa.

"Ini mirip dengan bagaimana kita seharusnya tidak menggunakan makanan manis sebagai hadiah. Karena itu dapat meningkatkan daya tariknya kepada mereka," menurut Profesor Jess Haines.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal BMC Obesity ini menelusuri dampak pola pengasuhan terhadap jumlah waktu yang dihabiskan anak-anak di depan layar.

Penelitian ini melibatkan 62 anak-anak berusia antara 18 bulan dan lima tahun, serta 68 orang tua.

Sebagai bagian dari penelitian, orangtua ditanyai pertanyaan seperti bagaimana mereka memantau screen time anak-anak mereka, ketika anak-anak diizinkan screen time dan apakah orang tua juga menghabiskan waktu di depan layar ketika di sekitar anak.

Hasilnya menunjukkan, rata-rata anak menghabiskan hampir satu setengah jam di depan layar selama weekdays dan sedikit lebih dari dua jam sehari pada akhir pekan.

Di sisi lain, orangtua menghabiskan rata-rata dua jam sehari di depan layar selama seminggu dan hanya lebih dari dua setengah jam sehari pada akhir pekan. Ini menunjukkan, anak-anak mencontoh dari orangtuanya.

Studi ini menemukan, mayoritas orangtua menggunakan gawai sebagai cara untuk mengendalikan perilaku, terutama pada akhir pekan. 

Hal tersebut mengakibatkan anak-anak menghabiskan waktu rata-rata 20 menit lebih banyak pada akhir pekan di depan layar.

"Kami pikir jumlah waktu layar lebih tinggi pada akhir pekan karena anak-anak di rumah dan biasanya lebih banyak berinteraksi dengan orang tua mereka," ujar Haines.

Anak yang melihat orangtua bermain gawai di sekitarnya justru memiliki screen time lebih tinggi. Kemungkinan karena orangtua mengizinkan anak bermain gawai.

"Bagi orang tua dengan anak-anak lebih kecil, mereka dapat memiliki screen time ketika anaknya tidur. Namun, ketika anak lebih besar dan waktu tidurnya hanya malam hari, hal ini jadi sulit, sehingga memainkan gawai tetap dilakukan saat anak di sekitarnya," ujar Haines.

*Sumber: kompas.com

Tag : pendidikan, anak



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat