Merebut Pedasnya Rejeki Cabai Lompong
blokbojonegoro.com | Thursday, 15 August 2019 14:00
Pengirim: Iskak Riyanto*
blokBojonegoro.com - Petani cabai lompong sekarang ini lagi sumringah, karena harganya relatif mahal. Rerata di tingkat petani di kisaran Rp34.000/kilogram.
Salah satu petani yang menikmati pedasnya harga cabai merah lompong adalah H. Jumadi, petani Desa Tambahrejo Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro.
Nampak hamparan tanaman cabai merah besar di pinggir Bengawan Solo yang tumbuh subur menghijau, berbuah lebat hampir memenuhi dahan.
H. Jumadi mengaku beruntung besar dengan harga cabai merah lompong sekarang ini. Ia menaman 14.000 batang atau sekitar 1 hektar, varietas Imola, Gada dan Columbus.
"Sangat menguntungkan, sekarang harga Rp34.000, saat petik ke 6 sampai 12 kali rata-rata mendapatkan 5 hingga 7 kwintal," kata H. Jumadi, Kamis (15/8/2019).
Saat ditanya tentang budidaya cabai lompong, H. Jumadi mengatakan, banyak tantangan yang dihadapi, utamanya organisme pengganggu tanaman [OPT] dan kesuburan tanah. Tetapi asal ada perawatan yang intensif akan membuahkan hasil yang maksimal. Yang penting pertama adalah dipelajari dulu ilmu budidayanya.
"Perhatikan juga bulan yang pas untuk tanam, ini hubunganya dengan populasi hama dan penyakit. Demikian juga kalau bisa kita menanam saat banyak petani tidak menanam, sehingga ada kejarangan hasil panen, ini bisa juga untuk mendongkrak harga," kata H. Jumadi, yang juga Kepala UPT Pertanian Kecamatan Kanor.
H. Jumadi melanjutkan, tentang pemilihan varietas yang adaptif musim kemarau. Kemudian pentingnya pengolahan lahan/tanah. Untuk luas lahan satu hektar diperlukan pupuk organik sebanyak 2 ton dengan pembagian 1 ton buatan pabrik dan 1 ton dari kotoran kambing yang sudah difermentasi dan kapur pertanian yang keduanya berguna menjaga kesuburan tanah.
Untuk aplikasi pupuk kimia H. Jumadi mengatakan, seperti biasa yang dilakukan petani lain, baik jenis dan dosisnya, yakni NPK, ZA dan ZK.
"Pupuk kimia majemuk jenis dan dosisnya menyesuaikan fase vegetatif dan generatif. Saat masa pertumbuhan dan mulai berbunga pupuknya beda. Pengocoran 3 hari sekali sampai umur 20 hari setelah tanam dengan NPK. Ditambah juga dengan pupuk daun. Saat umur 35-65 hari diaplikasi pupuk NPK dan ZK dengan cara ditugal 15-20 hari sekali.
Untuk pengendalian hama dan penyakit H. Jumadi sangat memperhatikan dengan pengamatan rutin. Jangan sampai sudah ada serangan berat baru dikendalikan.
"Setiap ke sawah yang pertama saya lakukan adalah pengamatan hama dan penyakit. Begitu mulai ada serangan segera saya semprot pestisida yang sesuai sasarannya. Musim kemarau seperti ini yang banyak menyerang adalah hama trip, ini yang menyebabkan daun keriting," kata H. Jumadi. [mu]
*PPL Disperta Bojonegoro.
Tag : cabai, harga cabai, panen cabai, tanaman
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini