15:00 . Semarak Kartini Meriahkan Desa Tejo   |   12:00 . Terekam CCTV, Aksi Curi Uang Pedagang CFD di Alun-alun Bojonegoro   |   07:00 . Isak Tangis Iringi Pemakaman Anggota DPRD Bojonegoro, Dyah Ayu Ratna Dewi   |   10:00 . Kabar Duka, Bu Nyai Dewi, Anggota Dewan Perempuan FPKB Bojonegoro Wafat   |   12:00 . Pemuda Asal Bojonegoro Diduga Terpeleset di Jalur Leter E Gunung Rinjai   |   09:00 . Meneropong Spirit Literasi Dis Perpus Sip Bojonegoro   |   15:00 . Duh...!!! 85 Anak Ngebet Nikah Muda, Salah Satu Faktor Hamil dan Punya Anak   |   14:00 . Maling Motor Marak di Bojonegoro Barat, Warga Sebut Ciri-ciri Pelaku Sama   |   12:00 . Dipolisikan Dugaan Pungli, Ini Respon Humas dan Komite SMP di Kasiman   |   11:00 . Sapa Bupati, Jadi Ajang Warga Bojonegoro Mengadu ke Bupati Wahono   |   09:00 . Kerap Setor Tunai, Pedagang Kelapa Ungkap Manfaat Jadi Nasabah BRILink   |   08:00 . SMP Negeri di Kasiman Bojonegoro Dipolisikan Wali Murid Dugaan Pungli   |   18:30 . Manasik Haji CJH Bojonegoro   |   18:00 . Rp1,9 T Efisiensi Pemkab Bojonegoro, Paling Banyak Infrastruktur   |   17:30 . 1508 Calon Jemaah Haji Bojonegoro 2025   |  
Mon, 21 April 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Nyadran, Tradisi Jawa Masih Lestari di Sarangan

blokbojonegoro.com | Thursday, 15 August 2019 23:00

Nyadran, Tradisi Jawa Masih Lestari di Sarangan

Kontributor: Maulina Alfiyana

blokBojonegoro.com - Bagi masyarakat Jawa, kata Nyadran sudah tidak asing lagi didengar. Karena tradisi tersebut merupakan bagian dari budaya warisan nenek moyang orang Jawa.

Nyadran sendiri berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu "Sraddha" yang artinya keyakinan. Tradisi tersebut adalah salah satu prosesi adat Jawa dalam bentuk kegiatan tahunan di Bulan Ruwah (Sya’ban). Dari mulai bersih-bersih makam leluhur, bagi-bagi makanan, dan acara selamatan atau disebut kenduri.

Seperti halnya yang dilakukan warga Desa Sarangan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Kamis (15/8/2019) malam. Ratusan warga tampak antusias berbondong-bondong menghadiri tradisi Nyadran di samping makam leluhur desa atau orang Jawa biasan menyebutnya dengan 'Cungkup'.

Beberapa warga ada yang membawa berbagai macam masakan yang ditaruh dalam wadah dari anyaman bambu, tak lupa diberi alas daun pisang sebagai piring yang nantinya akan dihidangkan di pinggir makam dalam ritual Nyadran.

Sampainya di lokasi, warga duduk berjajar di atas tikar yang telah disediakan. Berkumpul bersama dalam suasana sederhana, dilanjut pembukaan, tahlil, pengajian dari kiai desa, dan yang terakhir berdoa. Setelah itu baru warga menyantap dan saling bertukar makanan serta dibagikan kepada siapapun yang datang.

"Tradisi nyadran masih digulirkan di Desa Sarangan pada setiap tahunnya dan ada ritual yang masih sama seperti sediakala. Namun yang disayangkan di beberapa tempat lain, nyadran telah mengalami perubahan bahkan dihilangkan," jelas Nur Syam, salah satu tokoh agama Desa Sarangan.

Mbah Kiai Nur, sapaan karibnya menjelaskan, bahwa Nyadran juga merupakan bentuk lain untuk menjaga tradisi leluhur dan internalisasi kearifan lokal yang kini semakin terkikis perkembangan zaman, serta wujud syukur masyarakat kepada Tuhan yang maha kuasa.

Salah satunya, dibagikannya makanan yang telah mereka bawa kepada handai taulan atau siapapun yang datang dalam ritual tersebut, merupakan bentuk lain dari rasa syukur itu.

"Melalui ritual Nyadran ini kita berharap akan memetik rasa kekeluargaan kepada sesama masyarakat dari berbagai latar belakang kepercayaan golongan tertentu, berkumpul dalam kegembiraan dan menanggalkan perbedaan," tambahnya kepada blokBojonegoro.com.

Sementara Fuad, salah satu pemuda Desa Sarangan yang juga merupakan panitia nyadran mengatakan, sebelum ritual nyadran dimulai, terlebih dulu diawali dengan bersih-bersih area pemakaman leluhur yang akan dibuat Nyadran.

"Para pemuda dan orang tua kompak dalam tradisi Nyadran ini, memikul segala teknis untuk memenuhi kepentingan bersama," ujar Fuad.

Seperti yang diketahui Nyadran dalam lingkungan masyarakat Jawa merupakan budaya dan banyak memiliki nilai-nilai sosial kemasyarakatan terutama dalam kebersamaan, maksud dan tujuan, bergotong royong saling membantu menuju kebaikan bersama.

"Sekarang sudah jarang pemuda yang mau ikut andil dalam melestarikan budaya nenek moyang, padahal ada banyak pelajaran yang bisa dipetik dalam berbagai tradisi tersebut, salah satunya ya Nyadran ini," tandasnya. [lin/ito]

Tag : tradisi, nyadran, bojonegoro



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

  • Monday, 21 April 2025 15:00

    Semarak Kartini Meriahkan Desa Tejo

    Semarak Kartini Meriahkan Desa Tejo Dalam rangka memperingati Hari Kartini, seluruh lembaga pendidikan yang ada di Desa Tejo, Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, menggelar kegiatan Semarak Kartini yang berlangsung meriah dan penuh semangat, Senin pagi (21/4/2025)...

    read more

Lowongan Kerja & Iklan Hemat