Tandon Air, Solusi Petani Mayangkawis Bercocok Tanam di Musim Kemarau
blokbojonegoro.com | Saturday, 24 August 2019 08:00
Kontribuotr: A'imatun Khasanah
blokBojonegoro.com - Musim kemarau yang melanda wilayah Kabupaten Bojonegoro tidak membuat para petani berhenti bercocok tanam. Termasuk petani di Desa Mayangkawis, Kecamatan Balen, menanam tanaman yang tahan panas jadi pilihan agar bisa tetap bercocok tanam.
Sementara ini di daerah setempat, tembakau jadi pilihan utama para petani, meskipun biasanya tanaman palawija selalu menjadi primadona unggulan petani setelah masa panen walikan (panen padi ke dua).
Salah satu petani setempat, Tamsir mengatakan, menanam tembakau justru lebih prospek, karena bisa memberikan potensi keuntungan yang besar dan dalam waktu yang relatif singkat. Jika dibandingkan dengan jenis tanaman musiman lainnya. Terlebih, tembakau termasuk tanaman musiman selain padi yang cocok ditanam di daerah yang minim air khususnya di musim penghujan seperti ini.
"Meski merupakan tanaman di lahan kering, tanaman tembakau juga butuh suplai air yang cukup, terutama pada awal-awal tanam, air sangat dibutuhkan," terangnya kepada blokBojonegoro.com.
Petani lain Sanusi menjelaskan, untuk memenuhi kebutuhan air, petani biasanya memanfaatnya sumber-sumber air yang masih ada, seperti dari embung-embung kecil. Namun dibulan Agustus dimana tembakau baru berumur 2 minggu sumber-sumber air terdekat sudah mulai mengering.
Hal tersebut memaksa petani membuat sumur bor dan tandon air guna memaksimalkan hasil pertanian, bahkan hampir semua petani yang bercocok tanam memiliki sumur di masing-masing sawahnya.
"Untuk memudahkan pengambilan air petani menyiapkan penampungan air sementara di lahan pertaniannya. Ada yang berupa tandon, tapi kebanyakan penampungan air dari terpal," ungkapnya. [aim/ito]
Tag : musim, kemarau, pertanian, mayangkawis, balen
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini