Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Bojonegoro-Babat Makin Marayap (2)

Sempit dan Gelombang, Berarti Masuk Bojonegoro

blokbojonegoro.com | Sunday, 25 August 2019 11:00

Sempit dan Gelombang, Berarti Masuk Bojonegoro Tambal sulam dengan aspal dilakukan untuk memperbaiki jalan raya Bojonegoro-Babat, tepatnya di perempatan Balen sebelum lebaran lalu.

Reporter: Muhammad Qomarudin, Maulina Alfiana

blokBojonegoro.com – “Kalau dari Surabaya kita tidur dan merasakan ada gelombang di jalan raya, berarti itu sudah masuk Kabupaten Bojonegoro,” celoteh seorang pengunjung di salah satu cafe yang ada di Jalan Gajah Mada, Kota Bojonegoro belum lama ini.

Baca juga: [Jalan Nasional, Sempit, Kendaraan Makin Padat]

Gurauan itu sebenarnya gambaran nyata Jalan Nasional Bojonegoro-Babat. Beberapa titik masih cukup sempit dan bergelombang. Aneh sebenarnya untuk ukuran jalan kategori milik nasional.

Siang itu, tiga orang laki-laki setengah baya tengah bersantai di lantai 2 cafe di utara Jalan Gajah Mada. Pakaiannya perlente. Sepertinya mereka pebisnis dari luar kota.

Saat blokBojonegoro.com menghampiri mereka, ternyata memang benar. Ketiganya tengah melihat lebih dalam beberapa potensi bisnis yang bisa dikerjakan di Bumi Angling Dharma.

Sebenarnya bukan soal bisnis tersebut yang menarik ketika didengar, namun soal gurauan mereka tentang jalan nasional yang menghubungkan Kota Bojonegoro dengan Lamongan, serta akses menuju ke Jombang maupun Kabupaten Tuban.

“Setahu saya, Bojonegoro menjadi pusat eksploitasi Minyak di Jawa Timur dan menyumbang cukup besar produksi nasional,” kata Ardi yang mengku dari sektor keuangan asal Jakarta.

Sudah beberapa kali Ardi dan dua temannya itu singgah di Bojonegoro. Sebab, ia juga punya investasi kecil-kecilan di Surabaya. Sempat juga ia melirik potensi pengusahaan sumur tua di wilayah barat Kabupaten Bojonegoro.

“Ternyata jalannya masih sama dengan lima tahun lalu saya kesini. Harusnya Pemerintah Pusat mengutamakan jalur Bojonegoro-Lamongan ini,” jelasnya.

Ardi pernah ditanya temannya sesama pebisnis di Jakarta mengenai wilayah Bojonegoro. Mulai potensi dan lokasinya. “Saya bilang saja, jika dari Surabaya paling mudah diketahui ketika tidur dan mobil berjalan. Saat sudah terasa ada gelombang, itulah masuk Bojonegoro,” tegas Ardi sambil terkekeh.

Bisa dikatakan cerita Ardi itu nyata. Sebab, baru satu titik jalan yang benar mulus dan lebar, yakni di wilayah barat Kecamatan Baureno, tepatnya turut Desa Ngemplak dan Banjaranyar. Selebihnya masih struktur jalan lama dan hanya dilakukan tambal sulam ketika ada yang berlobang.

“Sebenarnya saya malu juga ketika bertemu sesama pebisnis di Surabaya atau Jakarta. Mereka kebanyakan mengejek jalan Bojonegoro yang belum bagus,” tambah Soekanto, seorang pengusaha event asal Kota Bojonegoro. [din/lin/lis]

 

Tag : jalan, babat, merayap



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini