Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Ketua PBNU: Tak Harmonisnya Agama dan Budaya Penyebab Konflik Timur Tengah

blokbojonegoro.com | Wednesday, 11 December 2019 23:00

Ketua PBNU: Tak Harmonisnya Agama dan Budaya Penyebab Konflik Timur Tengah

Reporter : Muhammad Qomarudin

blokBojonegoro.com - Institut Agama Islam (IAI) Sunan Giri dan Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Sunan Giri Bojonegoro mengundang Ketua PBNU, KH Said Aqil Sirojd untuk menjelaskan konsep Islam Nusantara pada acara seminar nasional yang diadakan di Gedung Serbaguna Ledok Wetan, Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro, Rabu (11/12/2019). Seminar yang dihadiri sekitar 2000 mahasiswa ini mengusung tema 'Islam Nusantara Solusi Radikalisme'.

Dalam penjelasannya, Kiai Said menjelaskan Islam Nusantara bukan sebuah mazhab atau aliran, melainkan identitas atau ciri khas, yakni terjalin secara harmoni antara agama dan budaya. Ia menegaskan bahwa NU tidak membenci Arab. Hanya saja, terkait budaya, Kiai Said mengingatkan masyarakat bahwa Indonesia juga mempunyai budaya yang tidak kalah baik dari pada Arab.

"Kita tidak benci Arab dan kita punya budaya sendiri, Islam Nusantara itu lahir dari keharmonisan antara budaya dan agama dan itu yang dipakai oleh wali songo pada zaman dulu," jelasnya.

Kiai Said juga sedikit menyinggung terkait konflik timur tengah yang sampai saat ini belum selesai. Konflik tersebut, lanjut Kiai Said salah satunya disebab oleh kurang harmonisnya agama dengan budaya setempat.

Ketika ada budaya baru yang datang, ada yang menolak, bahkan dengan cara yang radikal. Oleh karena itu, Indonesia harus bersyukur tidak ada konflik seperti itu lantaran mampu mengambil sikap moderat dan tidak kagetan.

"Kalau ada budaya luar yang masuk dan tidak menggangu budaya kita, ya kita terima," lanjutnya.

Tak hanya itu, Kiai Said juga meminta kepada pemerintah daerah dan juga mahasiswa untuk tidak lengah terhadap radikalisme dan terorisme. Pemerintah harus bersikap tegas terhadap radikalisme dan terorisme yang dapat terjadi kapan saja seperti yang banyak terjadi di kota besar selama ini.

Saat ini radikalisme dan terorisme sudah berada di setiap daerah. Bukan hanya di daerah saja, melainkan juga sudah masuk ke tatanan perguruan tinggi bahkan di lembaga negara dan TNI. Kondisi seperti ini merupakan kondisi yang memprihatinkan bagi negara.

"Di sini ada empat level menuju terorisme, dilevel pertama ada pendoktrinan, dilevel kedua sudah masuk pendoktrinan radikal, dilevel ketiga lebih ekstrim dan di level keempat mengarah ke aksi pengeboman," singkatnya sebelum meninggalkan lokasi.[din/col]

Tag : Radikalisme, pbnu, said aqil



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini