Jasa Penukar Uang Diserbu Warga, Sehari Bisa Menghabiskan Rp50 Juta
blokbojonegoro.com | Friday, 22 May 2020 20:00
Reporter : Muhammad Qomarudi
blokBojonegoro.com - Setiap menjelang Hari Haya Idul Fitri jasa penukaran uang menjamur di Kabupaten Bojonegoro. Banyaknya masyarakat yang hendak menukarkan uang untuk dibagikan pada saat Hari Raya Idulfitri, membuat jasa penukaran uang laris.
Jasa penukaran uang yang tersebar di sejumlah jalan di Kabupaten Bojonegoro laris diserbu para warga yang hendak merayakan Lebaran. Uang pecahan mulai Rp2.000 hingga Rp20.000, sebanyak puluhan juta rupiah bisa habis dalam sehari.
Salah seorang penyedia jasa penukaran uang, Munir mengatakan sudah semenjak hari Selasa (19/5/2020) dia menyediakan jasa penukaran uang di utara Alun-alun Bojonegoro. Diakuinya meski tidak dihitung secara pasti, namun setiap harinya ia bisa menghabiskan sampai 50 juta setiap hari.
“Kalau untuk setiap harinya tidak bisa dipastikan, tetapi bisa sampai 20 juta, 30 juta hingga 50 juta dan yang paling laris itu pecahan Rp2.000 dan Rp5.000,” kata dia, Jumat (22/5/2020).
Dalam sehari pecahan uang Rp2.000 dan Rp5.000 paling cepat habis, sementara untuk pecahan Rp20.000 paling sedikit peminatnya. Menurutnya memang warga memilih pecahan uang yang lebih kecil lantaran lebih banyak jika dibagikan kepada anak-anak pada saat Lebaran.
“Ya biasanya kan buat angpau untuk anak-anak ataupun keluarga pas Lebaran, jadi ya pada milih pecahan uang yang lebih kecil,” ungkap pria asal Kota Semarang ini.
Lebih lanjut, Munir mengatakan untuk setiap penukaran uang sebanyak Rp100.000, dibebankan untuk membayar jasa Rp10.000. Penghasilannya dari membuka jasa penukaran uang pun lumayan, meskipun dia harus berbagi keuntungan dengan orang lain yang khusus menyetori uang pecahan kepadanya.
Penghasilannya yang lumayan membuat dia tergiur untuk menyediakan jasa penukaran uang. Dan sudah selama 8 tahun terakhir belakangan ini setiap menjelang Lebaran, dia menjadi penjaja jasa penukaran uang di Bojonegoro.
Sebelum memutuskan untuk datang ke Bojonegoro dirinya juga sempat ragu lantaran beredar informasi bahwa di Pasar Kota Bojonegoro sempat beberapa hari ditutup karena adanya pedagang yang positif covid-19. Namun, dirinya tetap berangkat lantaran mengingat Bank Indonesia tidak membuka penukaran uang receh.
"Sebelumnya sempat ragu sebelum memutuskan untuk berangkat ke Bojonegoro, tetapi melihat kondisi yang ada akhirnya tetap berangkat ke Bojonegoro," imbuhnya.
Menurutnya, adanya pandemi covid-19 ini juga sedikit berdampak terhadap masyarakat yang menggunakan jasanya. Pada tahun-tahun sebelumnya ia mampu menghabiskan Rp100 juta dalam satu hari, namun dalam kondisi ini ia hanya mampu menghabiskan paling banyak 50 juta dalam satu hari.
"Saya biasanya mulai beraktifitas pada pukul 08.00 WIB di utara Alun-alun dan sampai sore hari bahkan malam hari, rencananya kita tetap buka sampai H+ lebaran sebelum kembali lagi ke Semarang," jelas Munir.
Sementara itu, salah seorang warga Bubulan, Sutopo mengaku memilih jasa penukaran di jalanan karena BI tidak membuka jasa penukaran uang. Selain itu, ia menukarkan uang dengan alasan sebagai antisipasi jika tetangga atau sanak keluarganya datang ke rumahnya untuk bersilaturahim, walaupun ada imbaun dari pemerintah untuk menuda mudik.
"Ini sebagai antisipasi saja jika ada tetangga ataupun sanak keluarga terdekat silaturahim ke rumah dan bukan untuk keluarga jauh, karena dari pemerintah juga sudah menghimbau untuk menunda mudik," pungkasnya.[din/ito]
Tag : penukaran, uang, baru, bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini