10 Tips Menggunakan Media Sosial Saat Melamar Pekerjaan
blokbojonegoro.com | Saturday, 05 December 2020 07:00
Reporter: -
blokBojonegoro.com - Sebagai pencari kerja, kita tidak hanya memerlukan resume dan pengalaman kerja yang hebat ketika hendak melamar pekerjaan.
Kita juga harus menunjukkan pribadi yang profesional seperti yang dibutuhkan oleh perusahaan yang akan merekrut.
Nah, tahukah kamu bahwa untuk mengetahui hal tersebut, perusahaan seringkali akan mengintip akun media sosial kita?
Sebab, calon atasan atau pemberi kerja pastinya ingin mengenal kita lebih jauh lewat gambaran kita di media sosial.
Berikut ini ada beberapa tips bagi para pencari kerja untuk memerhatikan media sosial lebih cermat dan menghindari hal-hal yang membuat pemberi kerja mengurungkan niatnya merekrutmu.
1.Tampilkan hal positif
Calon atasan akan mencari kesesuaian budaya kerja sebanyak mungkin lewat CV, referensi, serta melalui akun media sosial kita.
Meskipun ini bisa menjadi keuntungan besar dalam beberapa hal, tetapi juga bisa merugikan, tergantung pada apa isi media sosial kita.
"Akun media sosial mencerminkan sifat dan pandangan kita, dan itu akan digunakan untuk menilai apakah kamu cocok dengan pekerjaan yang ditawarkan," jelas pakar karier di monster.com, Vicki Salemi.
"Profil dapat berdampak positif jika kita memposting hal-hal yang menunjukkan kita adalah seseorang yang berpengetahuan luas dan ramah," sambung dia.
Di sisi lain, jika kita terus-menerus memposting hal-hal yang negatif, perusahaan mungkin akan batal merekrut karena tidak ingin mendapatkan orang yang negatif.
2. Hindari komentar atau postingan tidak pantas
Pewawancara atau calon atasan mungkin akan menyelami media sosial kita lebih dalam untuk mengenal lebih jauh pribadi kita.
Jadi, berhati-hatilah terhadap segala hal yang kita tampilkan di sana.
"Mereka ingin mendapatkan gambaran yang lebih baik tentang siapa kita. Media sosial membantu untuk mengeksplorasi calon pegawai lebih jauh," ungkap Vicki.
Karenanya kita sebaiknya menghindari komentar atau postingan yang tidak pantas, kasar, tidak didasari pemikiran, atau tidak berempati.
"Media sosial tidak hanya menunjukkan cerminan siapa diri kita, tetapi juga bagaimana kamu bersikap terhadap orang lain dan apakah kamu bisa bertindak profesional," imbuhnya.
3. Jangan mengeluh terus menerus
Kadang-kadang kita terbangun dengan suasana hati yang sedang tidak baik dan mungkin tergoda untuk curhat di media sosial.
Akan tetapi, kita sebaiknya tidak mengeluh di media sosial, terutama untuk segala sesuatu yang berhubungan pekerjaan.
"Ini hanya menunjukkan kita orang yang negatif dan pemberi kerja bisa saja berpikir ulang menerima kita," jelas Vicki.
Sebaliknya, dia menyarankan agar kita memanfaatkan media sosial untuk membangun jaringan dengan cara yang positif dan sedikit menjual potensi diri kita.
4. Jangan follow akun medsos pewawancara
Meskipun kita ingin terhubung dengan pewawancara di media sosial, Vicki menyarankan agar kita tidak melakukannya.
"Ada batasan tertentu dalam media sosial, dan ini salah satunya. Jika kita menjadi teman setelah dipekerjakan, itu soal lain. Tapi hal itu pun perlu waktu kan?" terangnya.
Namun kita bisa memanfaatkan media sosial untuk mengenal lebih dekat siapa yang akan kita hadapi sehingga kita bisa memberikan kesan sesuai yang diinginkan pewawancara.
5. Hindari komentar kasar
Saat seseorang memposting link, foto, atau pernyataan yang tidak kita setujui, biasanya kita ingin sekali memberikan komentar yang tidak pantas.
Namun, pendiri dan CEO Ladders, Marc Cendella menyarankan kita untuk tidak melakukan hal itu karena pemberi kerja bisa saja menemukan kecerobohan kita di media sosial.
"Jangan memposting komentar kasar atau menyinggung di media sosial. Sebagai calon karyawan, kita harus tahu bahwa ini mudah ditelusuri dan menunjukkan kepribadian kita sesungguhnya," jelas dia.
6. Pahami tata bahasa yang baik
Meskipun kita bukan seorang copywriter, editor, atau pengiklan, ada satu fakta kuat yang ada di semua profesi yakni pengejaan dasar dan kemahiran tata bahasa.
Kita mungkin tidak berpikir, bahwa menggunakan kata yang salah pada postingan media sosial akan menarik perhatian pemberi kerja.
Ingat bahwa cara orang berbahasa bisa menunjukkan kecerdasan dan kemampuannya untuk bersosialisasi.
Terlepas dari betapa bagusnya resume dengan pengalaman yang relevan, jika bahasa kita kacau, maka berakhirlah sudah lamaran kerja kita.
7. Ikuti akun medsos perusahaan
Jika kita selalu ingin bekerja di sebuah tempat, tidakkah kita ingin mengetahui apa yang mereka lakukan?
Dengan berusaha memahami perusahaan yang kita lamar, maka perusahaan akan memberikan perhatian terhadap detail dan dedikasi kita.
Ini juga akan membantu kita mengetahui gaya perusahaan dan membuat kita lebih siap ketika akhirnya melakukan wawancara kerja.
"Banyak perusahaan menampilkan lowongan terbaru mereka di media sosial. Di tambah lagi, kita dapat memperoleh wawasan yang luar biasa tentang budaya perusahaan melalui postingannya," jelasnya.
8. Berbagi banyak postingan inspiratif
Salah satu cara untuk menunjukkan kepada pemberi kerja apabila kita memiliki keahlian di bidang tertentu adalah dengan menunjukkannya di media sosial.
Selain itu, akan lebih baik jika kita memposting konten-konten yang akan menginspirasi orang lain di sekitar kita.
"Bagikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Ini menambahkan nilai kita," katanya.
9. Jangan mengabaikan tag foto
Beberapa teman kita mungkin ada yang menandai (tag) kita dalam foto atau video di media sosial saat menghabiskan waktu bersama.
Namun, kita perlu memperhatikan baik-baik postingan seperti apa yang mereka tandai dan apakah itu pantas dilihat atau tidak.
Cenedella mengatakan, bukanlah ide yang buruk untuk memberi tahu teman-teman bahwa kita sedang mencari pekerjaan.
Jadi mereka juga tahu jika kita tidak ingin ditandai dalam foto yang tidak layak ditampilkan di media sosial.
Apalagi, sangat mudah bagi calon atasan untuk membuat penilaian cepat tentang kemampuan profesional kita berdasarkan gambar pribadi yang dibagikan di dunia maya.
10. Memeriksa setelan privasi
Media sosial bisa menelanjangi diri kita bila kita tidak hati-hati menggunakannya.
Meskipun kita selalu dapat mengubah setelan privasi, kita perlu memastikan selalu mendapatkan informasi terbaru tentang apa yang terlihat, apa yang tidak, dan seperti apa penelusuran Google kita.
"Ingatlah, bisa saja hari ini akun kita bersifat pribadi dan besok tidak. Semua berdasarkan pada bagaimana platform itu menggunakan informasi kita," ungkapnya.
Jadi, berhati-hatilah dengan apa yang kita bagikan dan posting. Ketahuilah juga bahwa apa yang kita posting di halaman publik dapat dilihat oleh semua orang.
*Sumber: kompas.com
Tag : pendidikan, kesehatan
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini