Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Butuh Kolaborasi Semua Pihak Sukseskan Vaksinasi di Wilayah Pedalaman

blokbojonegoro.com | Wednesday, 24 November 2021 22:00

Butuh Kolaborasi Semua Pihak Sukseskan Vaksinasi di Wilayah Pedalaman Pemdes Pagerwesi jemput bola mengunjungi penerima vaksin Lansia dari rumah ke rumah. (Foto: Humas Pemkab untuk blokbojonegoro).

 

Reporter: M. Yazid

blokBojonegoro.com – Sebagai upaya pemerataan dan percepatan vaksinasi, pemerintah terus mendistribusikan vaksin hingga ke pedalaman di seluruh Indonesia. Maka itu diperlukan dukungan dan kerja keras seluruh pihak agar vaksinasi dapat menjangkau hingga pelosok daerah, mengingat keunikan dan tantangan masing-masing daerah pun berbeda-beda. 

Dalam dialog virtual bertema Perjuangan Vaksinasi di Pedalaman Indonesia di Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Sulbar, Mustari Mula mengakui jika kondisi geografis yang beragam menjadi salah satu tantangan pelaksanaan vaksinasi di Sulawesi Barat. Bahkan di wilayahnya beberapa daerah cukup terisolasi dan tidak terjangkau kendaraan roda dua. 

“Sangat bersyukur banyak dibantu, bahu membahu dengan berbagai elemen terutama TNI Polri, Nakes (tenaga kesehatan) dan masyarakat,” ungkap Mustari pada Rabu (24/11/2021).

Tak hanya bagi vaksinator, kondisi geografis ini juga menjadi tantangan bagi distribusi vaksin, khususnya sebagai upaya tetap menjaga kualitasnya. Terkait ini Mustari mengatakan, untuk distribusi ke daerah terpencil telah ditentukan dan dikalkulasi waktu dan jarak tempuhnya, sehingga vaksin rata-rata tiba tetap dalam kondisi baik. 

“Stok vaksin juga terpenuhi,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, hingga dua hari lalu, capaian vaksinasi adalah sekitar 56%. Hal ini didukung antusiasme masyarakat pedalaman akan pentingnya vaksinasi. Pada awalnya mereka cenderung menghindar bahkan menolak tenaga vaksinator, karena belum mendapatkan informasi yang benar. 

“Tapi setelah teredukasi dengan baik, justru partisipasi masyarakatnya lebih proaktif untuk divaksin,” jelas Mustari seraya menambahkan bahwa selain sosialisasi dari nakes, masyarakat juga sangat terbantu dengan informasi dari media utama seperti televisi.

Seperti halnya Sulawesi Barat, kondisi geografis juga menjadi tantangan tersendiri bagi Pacitan dalam melakukan vaksinasi. “Pacitan 85% terdiri dari pegunungan dan perbukitan,” jelas Wakapolres Pacitan, Kompol Sunardi.

Dengan pertimbangan tersebut, serta kendala mobilitas masyarakat khususnya lansia dan kaum difabel, maka untuk mempermudah akses vaksinasi, pihaknya menggencarkan vaksinasi door to door atau mengumpulkan masyarakat di suatu tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka. 

Sunardi mengatakan masyarakat senang dengan kemudahan yang diberikan, karena selain vaksinasi, petugas juga membagikan bantuan sosial, serta peralatan seperti kursi roda yang sangat bermanfaat bagi kaum difabel.

Sunardi memaparkan, cuaca ekstrim juga cukup menjadi kendala. Dalam hal ini, Puskesmas di tingkat kecamatan masih terjangkau, namun untuk vaksinasi ke desa-desa, peran Bhabinkamtibmas, Babinsa, dan bidan desa juga dimaksimalkan untuk mendatangi dan melayani penduduk. 

Penguatan jalur komunikasi dan edukasi juga dilakukan dengan pembentukan grup Whatsapp hingga ke tingkat RT dan RW. Didukung respon baik masyarakat, upaya tersebut menghasilkan cakupan vaksinasi cukup tinggi. 

“Capaian vaksinasi 72,61% dan kami mengejar vaksinasi lansia yang baru 52%,” beber Sunardi.

Meski tidak memiliki tantangan geografis seperti di pedalaman, vaksinasi di perkotaan seperti Jakarta dan sekitarnya juga memiliki kendala tersendiri, selain karena terlalu banyaknya informasi. 

“Berdasarkan studi, keengganan masyarakat untuk vaksinasi adalah persoalan teknis,” ungkap Ketua Yayasan Sinergi Vaksinasi Merdeka, Devi Rahmawati.

Persoalan teknis dimaksud adalah kendala akses, transportasi, waktu, juga biaya menuju sentra vaksinasi. Untuk menjawab permasalahan tersebut, ujar Devi, pihaknya bekerja sama dengan banyak unsur, melakukan vaksinasi kolosal di 900 titik di DKI Jakarta dan wilayah-wilayah peyangganya, sehingga diharapkan dapat mengakses semua warga. 

Devi memaparkan, vaksinasi juga mengambil tempat yang dekat dengan masyarakat untuk  mempermudah pendekatan sosial dan mengetahui kendala yang dihadapi warga setempat. Tak hanya itu, waktu pelaksanaan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat di daerah tersebut. 

“Membujuk masyarakat menjadi lebih mudah karena tahu persis kendala yang dihadapi,” kata Devi. 

Program Vaksinasi Merdeka ini telah terlaksana 3 kali dengan melibatkan ribuan orang relawan. 

Dalam pelaksanaannya, Devi menyatakan pentingnya 3 unsur, yakni kerelawanan, kedermawanan, dan kepemimpinan. Ia meyakini, selama 3 unsur tersebut tercipta, maka program serupa Vaksinasi Merdeka dapat diadopsi di seluruh tempat di Indonesia. 

“Pandemi membuat kearifan sosial gotong royong betul-betul terlihat, bagaimana warga dari berbagai latar belakang siap membantu,” ujarnya. Selain itu, ia menambahkan, saat ini yang sangat diperlukan adalah aksi dari kolabor-aksi. 

“Jadi selain kerja sama, aksi juga paling penting,” tandasnya. [zid/lis]

Tag : Vaksinasi, remaja, lansia, target



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini