07:00 . Melawat ke Persipal, Pertaruhan Persibo   |   20:00 . Jelang Konfercab, 3 Kader Berebut Kursi Ketum PC PMII Bojonegoro   |   18:00 . KKN 13 UNUGIRI Sukses Gelar Program "English Fun" di Desa Sumberharjo   |   17:00 . Ayo...! Ikuti Duta Pemuda Pelopor 2025   |   15:00 . KAI Daop 8 Operasikan 8 KA Tambahan, 3 Kereta Melintas di Bojonegoro   |   13:00 . Siapkan Lebih Awal, Dinpora Sosialisasikan Pemuda Pelopor untuk Target Nasional   |   10:00 . Tanam 4.100 Pohon, Pertamina EP Sukowati Field Targetkan Kurangi Dampak Perubahan Iklim   |   19:00 . Waka DPRD Jatim Sosialisasikan Perda Kawasan Tanpa Rokok di Bojonegoro   |   16:00 . Tiba-tiba Oleng, Bus di Bojonegoro Santap Pemotor dan Halte   |   07:00 . Tim Abdimas UTM Melakukan Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat melalui Optimasi Sistem Informasi dan Bantuan Alat Produksi Modern di UMKM Souvenir Murah Bojonegoro   |   05:00 . Tingkatkan Pemahaman Literasi Hukum dan Numerasi, Dosen UNUGIRI Bekali Siswa-siswi MI Nurul Huda Jelu   |   22:00 . Pekan Seni Kerakyatan, Lestarikan Kesenian Tradisional di Bojonegoro   |   20:00 . Kadis Perdagangan Bojonegoro Bantah Tuduhan Pungli Pendirian Toko Modern   |   15:00 . Tim Pengabdian UNUGIRI Berikan Strategi Tingkatkan Mutu Pendidikan di LP Ma'arif Kabupaten Bojonegoro   |   07:00 . Bulan Jumadil Akhir, Ini Larangan Khusus?   |  
Tue, 10 December 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Kisah Cinta Pandangan Pertama Kiai Wahid Hasyim

blokbojonegoro.com | Wednesday, 02 February 2022 17:00

Kisah Cinta Pandangan Pertama Kiai Wahid Hasyim

 

Oleh: Nidlomatum MR

blokbojonegoro.com - Kiai Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur merupakan putra pertama dari Kiai Abdul Wahid Hasyim dan Nyai Sholihah Wahid. Ada kisah cerita cinta unik dari pertemuan kedua orang tua Gus Dur hingga berlabuh pada mahligai pernikahan. 

Dulu, tradisi menikahkan anak perempuan di usia cukup muda menjadi hal yang lazim dilakukan, termasuk dialami Nyai Sholihah yang akrab disapa Neng Waroh. Tak ayal ketika Neng Waroh menginjak umur 14 tahun, dia sudah dijodohkan dengan laki-laki pilihan guru ayahnya, KH.Hasyim Asy'ari. Kiai Hasyim memilih Abbdurahim, putra dari Kiai Cholil Singosari untuk menjadi suaminya.

Sebagai putri yang patuh dan tak ingin mengecewakan dan mempermalukan orangtuanya, ia menerima pinangan laki-laki pilihan Sang Kiai. Akad nikah dilaksanakan bertepatan dengan bulan Rajab, sebagai bulan yang diutamakan. Namun, pernikahan itu hanya seumur jagung, lantaran kurang lebih satu bulan pasca akad nikah, tepatnya bulan Sya'ban suami Neng Waroh wafat. Neng Waroh pun berstatus seorang janda.

Suatu hari, setelah kurang lebih sekitar dua tahun pasca suaminya wafat, Neng Waroh mendapat amanat dari ibunya untuk hadir ta'ziah ke salah satu kerabat Kiai Hasyim yang meninggal. Waktu itu, Neng Waroh datang diantar seorang sopir bernama Jayus.

Sesampainya di rumah duka, dan usai ta'ziyah, Neng Waroh bergegas pulang dan menuju tempat parkir mobil. Ketika itu, dia ragu mana mobil kakeknya yang dikemudikan Jayus. Tanpa pikir panjang, Neng Waroh langsung masuk mobil yang sudah ada sopir di dalamnya.

Ketika masuk, Neng Waroh seketika itu duduk di kursi belakang mobil tanpa melihat ke tampat kemudi. Saat duduk, baru tersadar ternyata yang duduk di kemudi bukanlah Jayus, Sang Sopir tapi orang lain. Seketika itu pula, Neng Waroh kaget dan pipinya memerah karena malu seraya ngelonyor pergi menjauhi mobil yang baru saja ditumpanginya.

Ternyata, Neng Waroh salah memasuki mobil yang dikemudikan Wahid Hasyim, putra dari Kiai Hasyim Asy'ari, orang yang dulu memilihkan jodoh untuknya. Melihat, Neng Waroh, yang malu-malu, Wahid Hasyim terpesona dalam pandangan pertama. Ia pun langsung menanyakan siapa gerangan yang salah memasuki mobilnya kepada Jayus. Dari Jayus lah, Wahid Hasyim tahu soal Neng Waroh, putri Kiai Bisri Syansuri.

Usai mendapat informasi itu, selang beberapa hari, Wahid Hasyim seorang diri datang ke rumah Kiai Bisri dengan maksud melamar Neng Waroh. Usai Wahid Hasyim pulang, Neng Waroh diberitahu perihal lamaran itu. Ia hanya menjawab dengan diam yang dimaknai " ya" oleh kedua orang tuanya.

Sementara itu, Wahid yang belum berani memberitahukan isi hati kepada orang tuanya bercerita kepada kakak kandungnya Aisyah. Dengan menceritakan peristiwa lamaran kepada Mbak Yu-nya, dia berharap Aisyah bisa menyampaikan hal itu kepada Nyai Hasyim.

Alhasil, pendekatan yang dilakukan kakaknya berhasil. Lantaran pertimbangan waktu yang berdekatan dengan bulan Ramadan, pernikahan keduanya dilaksanakan pada tanggal 10 Syawal 1356 Hijriyah saat Neng Waroh berusia 16 tahun. Mahligai rumah tangga Kiai Wahid dengan Neng Waroh yang usai menikah lebih akrab dikenal dengan nama Nyai Sholihah berlangsung selama 15 tahun. Tepatnya tahun 1953, Kiai Abdul Wahid Hasyim meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil di Jawa Barat. [lis]

 

 

Tag : Kisah, cinta, Wahid Hasyim



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat