Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Terinspirasi dari Kereta Api, Pria Ini Ciptakan Kumpulan Puisi

blokbojonegoro.com | Wednesday, 11 May 2022 15:00

Terinspirasi dari Kereta Api, Pria Ini Ciptakan Kumpulan Puisi

 

Reporter: M. Anang Febri

blokBojonegoro.com - Dalam sehari, akan ada beberapa kereta api yang melintasi rel jalur Bojonegoro - Surabaya maupun sebaliknya. Dari peristiwa itulah yang kemudian mengilhami seorang penulis asal Desa Kedaton, Kecamatan Kapas yang akrab disapa Impong Nasir itu mencurahkan bait kata dalam sebuah buku.

Hasilnya, sebuah buku puisi berjudul "Ada Empat Kereta Api" lahir dari kisah perjalanan yang erat berkait dalam proses hidupnya.

Memang, pemuda yang lahir pada tahun 1995 ini memang tinggal tak jauh dari rel kereta api, palang pintu yang bersirine setiap kereta lewat, juga Stasiun Kapas. 

Perjalanan Impong Nasir menjadi penulis, berawal ketika kuliah di jurusan Bahasa dan Sastra Arab Universitas Nahdlatul Ulama Sunan Giri Bojonegoro. Disamping itu, dia juga berproses di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Teater Giri.

Ketika berproses di Teater Giri, Impong mulai berlatih menulis naskah-naskah teater. Kemudian, perjumpaannya dengan beberapa penyair di BojonegoroN seperti Timur Budi Raja membuatnya tertarik untuk menulis puisi pada tahun 2015. 

"Awalnya latihan menulis naskah teater kemudian saya tertarik untuk menulis puisi pada kisaran tahun 2015, dan buku ini rampung pada tahun 2021," kata pemuda yang begitu jatuh hati pada tulisan Pramoedya Ananta Toer lewat "Bumi Manusia" dan Goenawan Mohammad lewat puisinya berjudul "Z" tersebut.

Selain tentang kereta api, puisi-puisi Impong juga menyajikan persoalan sederhana hidup dalam bukunya. Seperti membicarakan tentang cinta kepada manusia, alam dan Tuhan. Tak jarang puka dia menulis puisi tentang alam Bojonegoro dan sekitarnya serta pengalaman-pengalaman spiritual yang dia lakoni.

Lewat puisi-puisinya juga, Impong ingin menyajikan apa yang dia rasakan dalam setiap perjalanan hidupnya. Karena saat ini ia sering melakukan perjalanan jauh ke kota-kota lain untuk urusan pekerjaan, seperti Blora hingga Jepara yang menurutnya kota-kota itu memiliki banyak kesamaan dengan Bojonegoro dan sayang untuk tidak ditulis.

Pemuda yang doyan kopi hitam ini mengaku, hanya dibutuhkan semangat kuat untuk menulis saja tanpa ada rencana untuk membukukan.

"Kalau dihitung, proses menulis hingga menjadi buku menghabiskan waktu selama 6 tahun. Alhamdulillah, saat ini buku Ada Empat Kereta Api telah memasuki edisi cetakan kedua," lengkapnya bersyukur.

Saat ini Impong Nasir aktif dalam perkumpulan Purnama Sastra Bojonegoro dan konsisten membacakan puisi-puisinya yang bertema Bojonegoro. Bersama kawan-kawannya, dia juga mendirikan sebuah komunitas literasi, yaitu Literasi Rumah Sawo. [feb/lis]

Tag : Buku, kumpulan, puisi



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini