PWI dan AJI Bojonegoro Dukung Polisi Ringkus Wartawan Lakukan Pemerasan
blokbojonegoro.com | Friday, 05 January 2024 15:00
Ketua AJI Bojonegoro, Dedi Mahdi (kiri) dan Ketua PWI Bojonegoro (kanan) (Foto : Istimewa)
Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kabupaten Bojonegoro mendukung polisi untuk meringkus oknum wartawan 'gadungan' atau 'abal-abal' yang melakukan pemerasan.
Hal tersebut, diungkapkan dua Ketua organisasi profesi wartawan konstituen Dewan Pers itu, usai terdapat sekelompok orang yang mengaku wartawan melakukan pemerasan terhadap pengusaha di Kecamatan Kedewan, Kabupaten Bojonegoro dan berhasil diringkus Polres Bojonegoro.
Ketua PWI Kabupaten Bojonegoro, M. Yazid mengapresiasi keberanian masyarakat yang mau melapor terkait insiden dugaan pemerasan tersebut. Pasalnya, dari kejadian tersebut, bisa menjadi pembelajaran bersama, utamanya pada para wartawan menjalankan kerja pers sesuai undang-undang dan kode etik jurnalistik (KEJ).
"Sebab wartawan tidak hanya berbekal press card saja, namun juga harus menaati Undang-Undang Pers, Kode Etik Jurnalistik, dan peraturan lainnya tentang pers,” ungkapnya Kamis (04/01/2024).
Aksi dugaan pemerasan yang baru saja terjadi, bagi Yazid tentu sangat tidak dibenarkan, karena bertentangan dengan kode etik jurnalistik, apalagi mengatasnamakan wartawan.
"Wartawan asli dan profesional dipastikan tidak akan menyalahgunakan profesi dan tidak akan menempuh cara yang tidak profesional. Silahkan masyarakat melapor, jika merasa diperas oleh seseorang atau segerombolan orang yang mengaku wartawan, jangan takut," tegasnya.
Jurnalis media siber ini menegaskan, wartawan yang tergabung dalam PWI mayoritas sudah mengikuti uji kompetensi, baik jenjang muda, madya, maupun utama. Sehingga nama-nama wartawan yang sudah mengikuti uji kompetensi wartawan (UKW) dapat diakses di website resmi Dewan Pers.
Selain itu ia mengapresiasi langkah cepat pihak penegak hukum dalam menangkap terduga pelaku pemerasan tersebut. Pasalnya tidak menutup kemungkinan ada oknum yang juga meresahkan masyarakat dibalik kedok menjadi wartawan.
Oleh karena itu dibutuhkan sinergi semua pihak, baik pers, penegak hukum, maupun masyarakat dalam menangani orang tidak bertanggungjawab mengaku wartawan atau bahkan oknum wartawan berbuat nakal.
"Sebab wartawan bekerja dengan karya intelektual dan jangan sampai diciderai maupun dikambinghitamkan,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua AJI Bojonegoro, Deddy Mahdi As-Salafy menyatakan, sekarang ini banyak orang bisa mengaku sebagai wartawan, alias wartawan "abal-abal" karena mengaku-ngaku. Ini terjadi sebab mudahnya membuat website dan kartu pers.
Namun, masyarakat perlu mengetahui, terutama pengusaha dan pejabat publik, jurnalis atau wartawan yang bukan "abal-abal", tentu dia menjunjung tinggi etika profesi, seperti tidak meminta uang kepada narasumber, apalagi sampai melakukan pemerasan.
Seperti yang baru terjadi, yakni wartawan gadungan yang melakukan pemerasan. Jurnalis televisi ini mendukung bagi warga yang merasa diintimidasi, dimintai uang, atau diperas seseorang atau gerombolan yang mengaku sebagai wartawan agar berani melapor ke pihak berwajib.
"Kita juga mendukung pihak kepolisian untuk memberangus wartawan abal-abal yang melakukan pemerasan,” pungkasnya. [riz/lis]
Tag : aliansi, wartawan, pwi, aji
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini