Pilkada Bojonegoro 2024
NasDem Bojonegoro Panaskan Mesin Politik Menangkan Wahono-Nurul
blokbojonegoro.com | Tuesday, 17 September 2024 15:00
Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrasi (NasDem) Bojonegoro mulai memanasi mesin politik untuk memenangkan Bakal Pasangan Calon (Bapaslon) Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono-Nurul Azizah.
Konsolidasi pemenangan bapaslon Wahono-Nurul itu, digelar di Rumah Pemenangan DPD Partai NasDem Bojonegoro, Jalan Basuki Rahmad, Kota Bojonegoro, Selasa (17/9/2024).
Sekretaris DPD NasDem Bojonegoro, Heli Suharjono mengatakan, seluruh kader NasDem Bojonegoro harus tegak lurus sesuai dengan keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Sehingga, pada Pilkada Bojonegoro nanti semua harus mendukung Wahono-Nurul (WanNur)
“Hari ini kami menggelar konsolidasi pemenangan, kita diminta untuk solid. Insyaallah antusiasme itu akan sangat menguatkan untuk memenangkan pasangan (WanNur) pada November 2024 mendatang,” kata Heli.
Hal senada dikatakan Ketua DPD Partai NasDem Bojonegoro, Soehadi Moeljono. Ia berharap, usai konsolidasi ini, seluruh kader dari DPD hingga DPC dan sayap-sayap NasDem Bojonegoro bergerak dan berjuang, tentunya dengan berbagai upaya.
“Pilar kemenangan kita tidak hanya partai saja, namun ada sayap-sayap dan komunitas, harapan kami ini semua menyatu satu tujuan untuk mencoblos Pak Wahono,” ujar mantan Sekda Bojonegoro itu.
Pria yang akrab disapa Mulyono ini juga menitipkan beberapa hal kepada Bacabup Setyo Wahono yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut, diantaranya peningkatan SDM, dan tentunya kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bojonegoro.
Sementara itu, Bacabup Setyo Wahono menyoroti perihal APBD Bojonegoro yang tembus hingga Rp8,2 Triliun. Tetapi jika dilihat pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Bojonegoro baru di kisaran Rp900 miliar.
"Artinya dana paling besar ada pada Dana Bagi Hasil (DBH) Migas terutama dari Blok Cepu," ungkap Wahono.
Pria asal Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo itu menjelaskan, padahal produksi migas dapat saja berakhir sewaktu-waktu. Dan jika merujuk pada sejumlah kajian ilmiah, produksi migas di Bojonegoro dapat berakhir pada sekitar 8 tahun mendatang. Bisa dibayangkan bagaimana jika tata kelolanya tidak bagus, hanya fokus pada popularitas.
"Kalau pembangunan jalan itu populer, tetapi setiap pimpinan daerah itu kalau ada uang bisa membangun, tetapi di Bojonegoro apakah pembangunannya fokus di pertanian, karena notabene 80 persen penduduk Bojonegoro adalah petani dan buruh tani," ungkapnya mempertanyakan.
"Insyaallah nanti saya tidak bicara popularitas, saya fokus pada mengurangi dan memberantas kemiskinan di Bojonegoro, jadi tak hanya pertanian, saya juga ingin membuka peluang untuk industri padat karya, karena ini salah satu cara untuk mempercepat pengurangan kemiskinan,” sambung Wahono.
Untuk itu, dalam proses perijinan berusaha pihaknya akan membuat industri bisa masuk lebih mudah sesuai regulasi. Karena ada kawan sejawatnya yang ketika mengurus ijin prosesnya sangat lama sampai beralih ke kabupaten lain.
"Padahal berinvestasi di Bojonegoro ini menarik, karena UMK-nya masih di sebesar Rp2,3-2,4 juta," jelasnya.
Selanjutnya Wahono menyenggol pula tentang pemberdayaan UMKM. Untuk hal ini, Wakil Komisaris di perusahaan gas ini bakal membuat lembaga offtaker. Namun lebih gampangnya dalam bahasa yang bisa diterima masyarakat, pihaknya akan menghidupkan lagi fungsi KUD (Koperasi Unit Desa).
Karena dengan adanya KUD, akan menjamin adanya permodalan, menstabilkan harga komoditas, dan mencegah sistem ijon dari tengkulak dan menekan praktek rentenir. Oleh sebab juga ada BUMDes, pola KUD nantinya dapat dikolaborasikan dengan badan usaha milik desa.
"Sehingga kesejahteraan masyarakat bisa terangkat, sebab produk lokal bisa tertampung, karena problem UMKM dan petani adalah offtaker,” pungkasnya. [riz/ lis]
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini