Kolaborasi Industri Hulu Migas Mewujudkan Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan dengan Pemerintah dan Masyarakat Bojonegoro
blokbojonegoro.com | Thursday, 31 October 2024 21:00
Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Kawasan Agroforestri Desa Sukoharjo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro dicanangkan menjadi arboretrum, yakni lahan yang ditanami dengan beragam pohon, khususnya pohon produktif. Rencana ini ditandai dengan pengungkapan komitmen dan menanam bersama pada Kamis (31/10/2024).
Hadir dan ikut menanm langsung di tempat tersebut, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Drs. Kusnandaka Tjatur Prasetijo, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Dandi Suprayitno, AP., M.Si. Analist Departemen Forum Komunikasi SKK Migas Jabanusa Singgih Putra Perdana, perwakilan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Plt. Camat, Kapolsek, Danramil Kalitidu, Kades Sukoharjo, Kades Leran, Pokdarwis Sukoharjo, masyarakat petani ekologi, Non Government Organization (NGO) mitra program EMCL, dan perwakilan mahasiswa dari 11 kampus di Bojonegoro.
Mewakili Pj. Bupati Bojonegoro, Kusnandaka Tjatur Prasetijo selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan, mengapresiasi langkah kolaborasi yang telah dilakukan untuk bersama-sama menanam pohon dan peduli dengan lingkungan.
"Konsep kolaborasi ini adalah langkah bagus, dan harus diteruskan. Tak kalah pentingnya, juga kolaborasi utama dari masyarakat untuk merawat tanaman yang sudah ditanam,” ucapnya.
Kata Kusnandaka, konsep agroforestri di kawasan ini, ada beberapa tanaman, yakni tanaman produktif, tanaman penghijauan, dan pelindung. Namun dia menyarankan agar lebih banyak menanam tanaman produktif. Harapannya, ketika tanaman tumbuh dan berkembang, kemudian ada hasil, makna forestri akan muncul.
“Orang datang tidak hanya berteduh, tapi bagaimana memetik hasil tanaman, serta turunan pengembangan produk. Bahkan konektifitas antar wilayah yang bisa menjadi objek tujuan untuk wisata dan kuliner," ulasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bojonegoro, Dandi Suprayitno mengatakan, Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, melalui DLH berkolaborasi untuk melakukan penanaman pohon bersama di wilayah Bojonegoro. Harapannya tentu selain membumikan Gerakan Suka Menanam (GSM) di Kabupaten Bojonegoro, juga dalam rangka meminimalisir emisi karbon, selain itu juga dalam rangka pengembangan pusat pertumbuhan baru sebagai pendongkrak pengembangan wilayah.
“Semoga apa yang dilakukan hari ini bisa menjadi awal yang baik bagi semua untuk melestarikan lingkungan dengan menanam," harap Dandy.
Kepala Desa Sukoharjo, Sulistyawan mengatakan, kawasan agroforestri yang berada di pinggir sungai Bengawan Solo, merupakan upaya untuk merawat area sungai dari bencana abrasi dan banjir.
"Dengan penananam pohon, harapannya tidak ada lagi bencana banjir dan longsor di pinggir bengawan. Selain itu, dengan menanam pohon sekarang, kita investasi oksigen untuk anak dan cucu kita di masa mendatang," ucap Sulis.
Sementara perwakilan SKK Migas wilayah Jawa Bali dan Nusa Tenggara, Singgih Putra Perdana, mengatakan bahwa di tahun 2024 ini, SKK Migas telah menanam 1,6 juta pohon di seluruh wilayah Indonesia. Khusus di wilayah Jawa, Bali, Nusa Tenggara (Jabanusa) dari target 175.568, jumlah tersebut sudah terlampaui.
Singgih menambahkan, SKK Migas dan EMCL terus berkomitmen untuk mendukung penghijauan oleh masyarakat. Terlebih, Desa Leran dan Sukoharjo merupakan daerah sekitar Lapangan Kedung Keris, yang tahun ini menjadi tempat program penghijauan tahun 2024 yang dilaksanakan EMCL dengan mitra program Yayasan Sedulur Pena.
Program penghijauan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro, Perhutani KPH Bojonegoro, dan Pemerintah Desa.
"Terimakasih atas kolaborasi untuk bersama-sama peduli lingkungan. Kami juga mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dengan merawat tanaman yang telah kita tanam bersama hari ini. Karena tanaman ini untuk investasi masa depan," kata Singgih.
Dalam kegiatan penanaman pohon bersama di kawasan agroforestri Sukoharo, jenis tanaman yang ditanam antar lain alpukat, nangka, matoa, dan kelengkeng. Untuk penghijauan dan keindahan ada pohon glodok pecut dan tabebuya, sedangkan pohon pelindung ada pohon trembesi. Selain menanam bersama, kegiatan dimerikahkan dengan penampilan teater pantomime dari Actore Mediaart Bojonegoro, dengan tema 'Menaman Pohon Memanen Oksigen'. [riz/red]
Tag : emcl, program, penghijauan, bojonegoro, sukoharjo, agroforestri
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini