260 Ibu-Anak di Bojonegoro Meninggal, Sebut Nakes Kurang Mampu Tangani
blokbojonegoro.com | Monday, 16 June 2025 20:00
Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Sebanyak 260 Ibu dan Anak di Kabupaten Bojonegoro meninggal dalam kurun waktu 3 tahun, tepatnya sejak 2022 hingga 2024 lalu. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro menyebut, tenaga kesehatan (Nakes) masih kurang mampu menangani kasus ini.
Hal tersebut, diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Bojonegoro, Ninik Susmiati pada rapat laporan pelaksanaan APBD Dinkes tahun 2024 dengan Komisi C DPRD Bojonegoro, Rabu (5/6/2025) lalu.
Dari 260 kasus tersebut, angka kematian bayi mendominasi, yakni mencapai 224 kasus. Sementara kematian ibu tercatat sebanyak 36 kasus dalam kurun waktu tersebut. Data ini menunjukkan kondisi yang masih fluktuatif atau naik-turun selama tiga tahun terakhir.
Berdasarkan data yang disampaikan Kadinkes, Ninik Susmiati, angka kematian ibu pada 2022 mencapai 11 kasus, 2023 sebanyak 14 kasus, dan 2024 sejumlah 11 kasus. Sedangkan, angka kematian anak pada tahun 2022 sebanyak 77 kasus, 2023 mencapai 70 kasus, dan tahun 2024 mencapai 77 kasus.
Ninik membeberkan, penyebab utama kematian ibu pada tahun 2024 adalah kasus perdarahan saat proses melahirkan, dimana indikatornya mencapai 63,64% atau 7 dari 11 kasus.
"Seluruh kasus kematian ibu tahun lalu terjadi di fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (FKTL)," ujar Ninik dalam rapat tersebut.
Sementara itu, lanjut perempuan yang sebelumnya menjabat Asisten Administrasi Umum Pemkab Bojonegoro ini, kematian bayi paling banyak disebabkan oleh asfiksia berat, atau kondisi dimana tubuh bayi tidak mendapatkan cukup oksigen.
“Dalam kasus ini, menyumbang 29,87% atau 23 dari 77 kasus kematian bayi pada tahun 2024,” papar Ninik dihadapan para anggota Komisi C.
Selain faktor tersebut, Dinkes Bojonegoro juga mengidentifikasi faktor lain yang mempengaruhi tingginya angka kematian ini, antara lain masih kurangnya kemampuan serta komitmen tenaga kesehatan.
“Nakes masih kurang mampu dalam melakukan skrining dan penanganan kegawatdaruratan maternal-neonatal, terutama pada kasus perdarahan dan asfiksia,” terangnya.
Untuk diketahui, dikutip dari beberapa sumber, Maternal adalah istilah yang mengacu pada kesehatan ibu saat hamil, bersalin, dan nifas. Yang bertujuan untuk memastikan ibu tetap sehat dan mencegah komplikasi yang dapat mengancam keselamatan jiwa.
Sedangkan, Neonatal merupakan kesehatan bayi yang baru lahir, khususnya pada 28 hari pertama kehidupannya. Pelayanan ini, untuk memastikan bayi baru lahir mendapatkan perawatan yang optimal, termasuk penanganan jika terjadi masalah terhadap bayi di awal kehidupan. [riz/red]
Tag : Nakes, Bojonegoro, dinkes, Maternal
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini