Reporter: M. Anang Febri
blokBojonegoro.com - Di antara gemerlap lampu ballroom Hotel Santika Premiere Gubeng, Surabaya, Minggu malam (12/10/2025), tepuk tangan riuh bergema ketika satu per satu nama penerima penghargaan Ma’arif Award 2025 dipanggil. Dari ratusan peserta se-Jawa Timur, salah satu nama yang mengundang kebanggaan terselip di antara daftar pemenang, yaitu Nurul Afifah, guru muda dari MI Najil Ummah Kenep, Kecamatan Balen, Bojonegoro.
Nurul dinobatkan sebagai Terbaik II kategori Guru Inovatif dalam ajang bergengsi yang digelar oleh Lembaga Pendidikan (LP) Ma’arif Nahdlatul Ulama Jawa Timur. Sebuah pencapaian yang bukan hanya membanggakan pribadi, tetapi juga menjadi simbol bahwa guru madrasah di daerah mampu menembus batas dan tampil sejajar dengan pendidik di pusat-pusat kota.
Sehari-hari, Nurul mengajar di madrasah kecil di Bojonegoro bagian timur. Namun dari ruang kelas sederhana itulah ia menumbuhkan benih perubahan dalam dunia pendidikan. Di tengah keterbatasan fasilitas, ia berusaha menghadirkan pembelajaran yang kreatif, relevan, dan menyenangkan.
Nurul memanfaatkan Artificial Intelligence (AI) untuk melatih siswanya berpikir kritis dan mandiri dalam mencari referensi. Ia juga menggunakan Canva untuk menciptakan infografis, video, dan presentasi pembelajaran yang menarik.
"Bagi saya, mengajar bukan hanya mentransfer ilmu, tetapi menanamkan akhlak dan semangat belajar sepanjang hayat," ujarnya dengan penuh makna.
Melalui pendekatan itu, kelas menjadi lebih dari sekadar tempat menghafal. Ia menjadikannya ruang eksplorasi ide dan ekspresi diri. Para siswanya diajak untuk berani berpendapat, bekerja sama, dan menghasilkan karya digital yang bermakna.
"Inovasi bukan sekadar teknologi, tetapi cara menghadirkan pembelajaran yang hidup dan berakar pada nilai-nilai akhlakul karimah," tambahnya.
Ajang Ma’arif Award: Panggung Bagi Inovasi Pendidikan Islam
Tahun ini, Ma’arif Award 2025 mengusung tema “From Ma’arif for a Civilized Indonesia: Dari Ma’arif, untuk Indonesia yang Berperadaban.” Ketua PW LP Ma’arif NU Jawa Timur, Prof. Masdar Hilmy, S.Ag., MA., Ph.D., menegaskan bahwa penghargaan ini bukan sekadar seremoni.
"Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk mempererat silaturahmi, membangun kolaborasi, dan menumbuhkan inovasi di lingkungan pendidikan Ma’arif," tuturnya.
Acara yang dihadiri ratusan peserta dari berbagai daerah ini juga menampilkan orkestra megah SMA NU 1 Gresik, pameran inovasi pendidikan, serta Orasi Ilmiah dari Prof. Dr. Ir. Mohammad Nuh, DEA., mantan Menteri Pendidikan Nasional RI. Dalam suasana itu, sosok Nurul menjadi representasi nyata dari semangat yang diusung tema acara: inovasi yang lahir dari ketulusan dan dedikasi.
Dari Aktivis ke Penggerak Pendidikan
Selain kiprahnya di madrasah, Nurul juga aktif di organisasi perempuan muda Nahdlatul Ulama. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Pimpinan Cabang IPPNU Bojonegoro periode 2018–2020. Kini, ia melanjutkan khidmahnya melalui berbagai kegiatan sosial dan keagamaan di lingkungan Fatayat NU serta komunitas pendidikan.
Dedikasinya mencerminkan wajah guru madrasah yang berjiwa muda, terbuka terhadap kemajuan, tetapi tetap berpegang pada nilai-nilai keikhlasan dan pengabdian. Ketekunan dan komitmennya membuktikan bahwa inovasi dan spiritualitas bisa berjalan beriringan.
Bagi Nurul, penghargaan Ma’arif Award bukanlah akhir perjalanan, melainkan awal dari tanggung jawab yang lebih besar: menjadi inspirasi bagi rekan-rekan guru madrasah di seluruh pelosok. Ia percaya, perubahan besar dimulai dari langkah-langkah kecil di ruang kelas.
"Saya percaya, dari ruang kecil bernama kelas, kita bisa melahirkan ribuan cara untuk bermakna," katanya menutup dengan senyum hangat.
Dari Bojonegoro, Nurul Afifah menyalakan lentera perubahan-membuktikan bahwa pendidikan madrasah bukan sekadar warisan, melainkan masa depan. Dengan menanam akhlak dan menumbuhkan inovasi, ia menunjukkan bahwa guru madrasah mampu menjadi pelopor peradaban, setia mengabdi dari akar rumput untuk kemajuan bangsa. [feb/mad]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published