Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Bojonegoro masih menyelidiki kasus meninggalnya seorang kakek di Desa Sumberjo, Kecamatan Margomulyo, Kabupaten Bojonegoro. Sebab, meninggalnya kakek 79 tahun ini, masih menjadi misteri yang belum terungkap motifnya.
Berdasarkan hasil autopsi di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, Jinar (79) warga setempat itu, terdapat dua luka sayatan di tubuhnya, yakni di leher dan perut korban. Sehingga, terdapat dua indikasi atas meninggalnya kakek ini, antara bunuh diri atau dibunuh.
Kasatreskrim Polres Bojonegoro, AKP Bayu Adjie Sudarmono mengungkapkan, indikasi bunuh diri muncul berdasarkan luka-luka yang ditemukan di tubuh korban.
“Hasil autopsinya, dari hasil lukanya itu ada indikasi bunuh diri. Lukanya itu ada di leher dan di perut. Di leher itu ada indikasi mencoba bunuh diri kalau dilihat dari sayatannya. Tapi masih belum pasti ya. Masih kita dalami,” ungkap AKP Bayu, Sabtu (18/10/2025).
Namun, lanjut AKP Bayu, pihaknya tetap melakukan penyelidikan mendalam untuk memastikan penyebab pasti kematian korban. Menurut keterangan keluarga dan para tetangga, Jinar dikenal sebagai pribadi baik, tidak memiliki musuh, dan tidak memiliki utang. Selain itu, tidak ada barang yang hilang dari lokasi kejadian.
“Mungkin ada masalah pribadi dengan dirinya sendiri. Tapi ini masih dugaan awal, masih kita dalami terus. Kalau ada indikasi bunuh diri masih masuk lah, kalau dilihat dari background-nya,” jelasnya.
Sementara, berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan sabit (arit) di lokasi kejadian yang diketahui merupakan alat kerja korban sehari-hari saat berladang.
“Itu memang sabit yang digunakan sehari-hari oleh korban untuk ke ladang. Jadi memang kegiatan sehari-hari korban ini ke ladang,” bebernya.
Eks. Kanit Jatanras Polres Bandar Lampung ini, berdasarkan analisa awal tim medis, diduga korban sempat mencoba melukai diri di bagian perut terlebih dahulu, namun karena kesakitan, kemudian melukai lehernya.
“Tapi sekali lagi belum bisa kita simpulkan ya, karena dari hasil autopsi belum bisa menjelaskan ini bunuh diri atau dibunuh,” terangnya.
Polisi lulusan Akpol tahun 2015 ini menambahkan, dalam peristiwa ini, pihak keluarga telah menerima dengan ikhlas meninggalnya korban dan tidak mengajukan tuntutan kepada pihak mana pun.
“Dari keluarganya yang pertama tidak nuntut, yang kedua sudah legowo (ikhlas). Jenazah korban telah kita serahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan,” pungkasnya.
Sebelumnya, mayat Jinar pertama kali ditemukan oleh anaknya, Juremi (47), saat hendak mengantarkan sarapan ke ladang. Ia mendapati ayahnya tergeletak bersimbah darah dengan luka di bagian leher.
Saat ini, polisi masih terus mendalami kasus tersebut untuk memastikan apakah korban benar-benar bunuh diri atau menjadi korban tindak kekerasan. [riz/mad]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published