Reporter: Rizki Nur Diansyah
blokBojonegoro.com - Kabupaten Bojonegoro resmi memiliki museum baru. Museum yang mengoleksi benda pra sejarah dari laut purba hingga warisan budaya nusantara ini, bertajuk Museum Rajekwesi. Berada di Jalan Pahlawan, Kota Bojonegoro tepat di selatan Alun-alun Bojonegoro.
Sejak diresmikan dan dibuka untuk umum, museum baru yang dikelola Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro ini ramai dikunjungi siswa sekolah maupun masyarakat umum yang ingin melihat koleksi sejarah secara langsung.
Kasi Budaya Disbudpar Bojonegoro, Damiati, menyampaikan bahwa setelah pembukaan resmi, Museum Rajekwesi dibuka untuk umum setiap Senin hingga Jumat, pukul 08.00–16.00 WIB. Dan sementara ini, masih gratis.
“Khusus untuk opening ini buka sampai malam hingga Rabu (22/10/2025),” ungkap Damiati.
Menurut Damiati, museum ini menjadi sarana edukatif bagi siswa untuk menambah pengetahuan masa silam Bojonegoro. Ia juga mengajak masyarakat yang menemukan benda bersejarah seperti fosil atau stupa agar menitipkannya ke museum agar bisa dilihat publik.
“Sebab, dulu Bojonegoro termasuk lautan dangkal. Sehingga banyak hewan laut yang terdampar pada jutaan tahun lalu, dan menjadi sumber minyak karena banyak fosil tersebut,” jelasnya.
“Yang mungkin awalnya hanya bisa melihat dari gambar, sekarang bisa langsung melihat bentuk aslinya,” sambung Damiati.
Sementara, salah seorang guru dari SMP Negeri 5 Bojonegoro, Teguh, yang datang bersama 50 siswanya, mengaku mengapresiasi pemindahan Museum Rajekwesi ke gedung eks Inspektorat di pusat kota ini.
“Museum ini sangat bernilai edukasi, sehingga siswa bisa melihat koleksi museum seperti fosil hingga prasasti,” ujar Teguh dijumpai dalam Museum.
Museum Rajekwesi kini tampil lebih modern dengan berbagai ruang tematik. Pengunjung akan diajak menjelajahi ruang prasejarah yang berisi fosil gigi hiu purba, cangkang kerang, dan tulang gajah.
Tak hanya itu, Museum ini juga menghadirkan ruang Hindu-Buddha yang memamerkan sejumlah prasasti, termasuk prasasti Adan-Adan sebagai koleksi unggulan.
Ruang berikutnya menampilkan koleksi pertanian tradisional seperti pacul dan ani-ani, serta ruang kesenian dan ruang pertunjukan. Tak ketinggalan, museum ini juga memiliki ruang imersif yang memberikan pengalaman interaktif bagi pengunjung.
Sementara itu, Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, menyampaikan rasa bangganya atas kehadiran Museum Rajekwesi sebagai pusat pelestarian warisan budaya sekaligus ruang edukasi bagi masyarakat.
“Museum bukan hanya tempat menyimpan barang tapi juga refleksi bagi generasi muda untuk belajar, mengenal tokoh budaya, dan membentuk Bojonegoro hingga ke depan nanti,” ungkapnya.
Dengan konsep baru yang lebih profesional dan adaptif terhadap perkembangan zaman, Museum Rajekwesi kini menjadi destinasi budaya yang tidak hanya mengedukasi, tetapi juga menginspirasi masyarakat Bojonegoro untuk semakin mencintai sejarah daerahnya. [riz/mad]
0 Comments
LEAVE A REPLY
Your email address will not be published