Wednesday, 08 February 2023 08:00
Sah..! didik farkhan Dilantik Jadi Kajati Banten
Setelah turun Surat Keputusan Jaksa Agung beberapa waktu lalu, didik farkhan Alisyahdi, SH., MH, resmi dilantik menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Banten, kemarin.
Wednesday, 08 February 2023 08:00
Setelah turun Surat Keputusan Jaksa Agung beberapa waktu lalu, didik farkhan Alisyahdi, SH., MH, resmi dilantik menjadi Kepala Kejaksaan Tinggi Banten, kemarin.
Monday, 10 February 2020 08:00
Menanti Gebrakan IT Kejaksaan (3)
Video conference (Vicon) adalah sarana efektif komunikasi pimpinan dengan jajaran di daerah. Di Kejaksaan, Vicon baru bisa menghubungkan Kejagung dengan Kejati. Untuk para Kajari, bila ada Vicon harus "ngumpul" di Kejati. Ini jadi kurang efektif. Saatnya diubah. Vicon harus sampai Kejari. Bisakah?
Tuesday, 17 December 2019 19:00
Prestasi moncer ditorehkan putra asli Kabupaten Bojonegoro, didik farkhan Alisyahdi. Sebab, tidak lama ia sudah tiga kali mendapatkan promosi jabatan.
Friday, 27 September 2019 18:00
Belum lama promosi menjadi Koordinator pada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen Kejaksaan Agung RI, didik farkhan Alisyahdi sudah kembali dapat jabatan baru. Kali ini sebagai Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Bali.
Thursday, 15 August 2019 11:00
Mantan Kajari Blitar Meninggal
Subuh, 15 Agustus 2019. Saya terbangun, ketika mendengar suara Istri saya setengah teriak, "Innalillahi Wainnaillaihi Rojiun. Pak Totok Arifin meninggal Yah".
Wednesday, 18 October 2017 17:00
Kajari Surabaya, didik farkhan Alisyahdi
Istimewa. Satu kata itu mungkin tepat untuk menggambarkan kerajinan Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Surabaya, didik farkhan Alisyahdi. Sebab, kegemarannya menulis berbuah buku. Tidak tanggung-tanggung, buku yang dirilis ini adalah ketiga dengan judul “Jaksa 24 Jam”.
Wednesday, 04 October 2017 06:00
Laporan dari Tiongkok (4)
Disela-sela mengikuti The 22ND Annual Conference And General Meeting Of The International Association Of Presecutors di Beijing 11-15 September 2017 lalu, saya menyempatkan diri berburu rumah makan Indonesia di Tiongkok. Maklum selama konferensi lidah saya belum bisa sepenuhnya menerima menu lokal. Jadi selalu kangen rawon dan pecel.