Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Festival Salak Wedi 26 Januari 2017

Makna Kirap Gunungan Salak dari Balai Desa ke Masjid

blokbojonegoro.com | Wednesday, 25 January 2017 16:00

Makna Kirap Gunungan Salak dari Balai Desa ke Masjid

Reporter: M. Yazid

blokBojonegoro.com - Mungkin belum ada banyak yang tahu, asal usul tanaman salak di Desa Wedi Kecamatan Kapas Kabupaten Bojonegoro. Sehingga melalui 'festival salak wedi' yang digelar Kamis (26/1/2017), dengan melakukan kirap gunungan salak dari balai desa ke masjid, untuk mengenang ulama desa setempat.

Dijelaskan ketua panitia 'festival salak wedi', Subkhan, kalau kirap gunungan salak besok itu dimulai dari Balai Desa Wedi dan sebelum pemberangkatan ada sambutan-sambutan dari Bupati, ketua DPRD dan yang lainnya. "Setelah itu gunungan salak dikirap menuju masjid yang jaraknya sekitar 300 meter," jelasnya, Rabu (25/1/2017).

Rombongan kirap selain diikuti Bupati dan ketua DPRD, juga diikuti kepala desa, perangkat desa, PKK, masyarakat dan anak-anak. Dalam iring-iringan gunungan salak, juga diikuti kreasi ibu-ibu PKK dari masing-masing 21 RT yang membawa masakan berbahan salak. Setibanya di Masjid, akan disambut tokoh agama atau ulama setempat.

"Karena salak wedi ada sejarahnya. Kenapa dikirap dari balai desa ke Masjid? Sehingga fesitval salak wedi ini bersamaan dengan Haul ke-94 Kyai Haji Basir Mujtaba," terangnya.

Kasun II Desa Wedi itu menceritakan, asal usul salak wedi itu pertama kali ditanam KH. Basir Mujtaba sekitar tahun 1910, sebelum wafat di tahun 1923. "Bibit salak wedi yang ditanam itu diberi Mbah Cholil Bangkalan Madura," ceritanya.

Pasalnya KH. Basir Mujtaba dulunya belajar ilmu agama di Mbah Cholil Bangkalan, sebelum diminta H. Abu Bakar dan Abdul Jabar yang waktu itu menjabat Kades dan Carek atau umaro' Desa Wedi pada zaman itu.

"Mbah Cholil berpesan pada Haji Basir Mujtaba (orang pacul), supaya mengembangkan islam di Desa Wedi. Salak yang diberikan itu agar kalau ada tamu bisa disajikan," ungkapnya.

Waktu itu, ceritanya KH. Basir Mujtaba diberi satu janjang atau sekitar 15 sampai 20 buah dan bijinya ditanam sendiri. Sehingga sampai sekarang ini sekitar 90 persen warga Desa Wedi punya pohon salak semuanya.

"Untuk itu melalui festival salak wedi ini, selain mengenang jasa-jasa beliau. Juga kirab dari balai desa ke masjid itu karena hubungan ulama dan umaro'," terangnya. [zid/mu]

Tag : salak wedi, festival salak wedi



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini