Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Perut Buncit dan Stres Terkait Erat

blokbojonegoro.com | Tuesday, 28 February 2017 07:00

Perut Buncit dan Stres Terkait Erat

Reporter: -

blokBojonegoro.com -
Sejumlah penelitian telah menemukan hubungan antara kondisi stres jangka panjang dengan kegemukan. Dalam penelitian terbaru yang dipublikasikan di Jurnal Obesitas, stres disebutkan juga dapat membuat perut buncit.

Ketika dilanda stres, banyak orang yang akan makan berlebihan. Tanpa disadari, keinginan makan cenderung pada makanan yang manis, tinggi kalori, atau lemak. Akhirnya kegemukan sulit dihindari.

Selain itu tubuh akan lebih banyak melepaskan hormon kortisol alias hormon stres. Hormon ini ternyata mempengaruhi metabolisme tubuh dan menentukan di mana lemak berlebih akan disimpan. Saat stres, orang juga cenderung akan malas bergerak atau berolahraga.

Penelitian ini dilakukan dengan mengukur kadar kortisol dari rambut 2.527 orang, baik pria maupun wanita.

"Orang-orang yang memiliki kadar kortisol lebih tinggi cenderung memiliki ukuran pinggang yang lebih besar," kata pemimpin penelitian Sarah Jackson dari University College London.

Perlu diketahui, lingkar pinggang yang sehat bagi wanita adalah tak lebih dari 80 cm, sedangkan pria tak lebih dari 90 cm. Meski hanya perut yang buncit, bukan berarti akan terbebas dengan penyakit.

Sarah mengatakan, kelebihan lemak di sekitar perut juga merupakan faktor risiko diabetes tipe 2, penyakit jantung, hingga kematian dini.

Jadi selain membatasi asupan makanan berlebihan, dan rajin berolahraga, menghindari stres juga penting untuk mencegah obesitas. Stres pun bisa diatasi dengan rajin berolahraga. Olahraga akan meningkatkan produksi hormon endorfin yang membuat suasana hati bahagia.

Sumber: http://health.kompas.com/read/2017/02/27/121500223/
perut.buncit.dan.stres.terkait.erat

Tag : kebiasaan, perut, buncit



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini