blokBojonegoro.com - Dibuatnya empat Standar Operasional Prosedur (SOP) kesehatan jika ada situasi tidak normal di sekitar wilayah Lapangan Migas Banyuurip, Blok Cepu, mendapat apresiasi dari Guru Besar Universitas Airlangga (UNAIR) dari Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Prof. Dr. dr. Tjipto Suwandi, MOH., Sp.OK.
Prof Tjipto beserta asistennya Tofan Agung Eka Prasetya, S.Kep., M.KKK, dosen D III Hiperkes dan Keselamatan Kerja, Fakultas Vokasi, UNAIR, bahkan mendampingi langsung pembuatan SOP bersama tenaga kesehatan rumah sakit di Kabupaten Bojonegoro, perwakilan Puskesmas dan bidan desa.
"SOP Kesehatan Masyarakat (KesMas) ini pertama se Indonesia, sehingga saya bersemangat untuk hadir langsung dan mendampingi pembuatannya di Bojonegoro," kata profesor yang mempunyai spesialisasi keilmuan toksikologi industri dan K3 Migas tersebut.
Dijelaskan, SOP tersebut sangat penting dibuat, karena memudahkan alur untuk pelaksanaan penanganan kesehatan jika ada situasi tidak normal di industri Minyak dan Gas Bumi (Migas). Dirinya juga kagum dengan program Aku Sehat yang diprakarsai Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Husada (STIKes ICsada) Bojonegoro dan ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), serta SKK Migas. Sebab, program tersebut langsung menyentuh masyarakat melalui Keluarga Binaan.
"Apalagi, program tersebut jelas mendukung Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk penanganan kesehatan yang optimal," jelasnya guru besar kelahiran Bojonegoro tersebut.
Seperti diketahui, empat SOP yang siap diterapkan adalah, SOP Penanganan Kesehatan Masyarakat Terkait Situasi Tidak Normal Lapangan Banyuurip; SOP Penggunaan Ambulans untuk Rujukan Klien Terkait Situasi Tidak Normal Lapangan Banyuurip; SOP Rujukan Klein Terkait Situasi Tidak Normal Lapangan Banyuurip; dan SOP Peminjaman Ambulans untuk Kebutuhan Masyarakat.
Tahapan pembuatan SOP sudah berlangsung sejak Seminar dan Lokakarya Pembuatan SOP di Minggu terakhir Bulan Februari 2017 lalu yang berlangsung di Dewarna Hotel, Kota Bojonegoro. Hadir pada saat itu perwakilan Rumah Sakit yang ada di Kabupaten Bojonegoro, Puskesmas dan bidan desa.
Tidak hanya itu tampak pula Pemerintah Desa (Pemdes) di sekitar Banyuurip, semisal Desa Gayam, Mojodelik, Brabowan dan Bonorejo juga terlibat langsung saat penyusunan SOP. Setelah dibuat bersama-sama, SOP dipedalam dan diperhalus pembahasaanya sebelum siap diaplikasikan ke masyarakat. [saf/lis]
Loading...