23:00 . Lupa Ambil Kunci, Motor Pegawai Koperasi di Bojonegoro Digasak Maling   |   22:00 . Gudang Beras di Balen Bojonegoro Terbakar   |   21:00 . Bejat, Begal Payudara di Tuban, Onani Setelah Beraksi   |   20:00 . Warga Tuban Diduga Tenggelam di Bengawan Solo, Petugas Masih Lakukan Pencarian   |   19:00 . Jembatan Kare Penghubung Tuban Bojonegoro Diduga Rawan Jambret   |   18:00 . MGMP PAI SMK Bojonegoro Gelar Halal Bihalal   |   17:00 . SKK Migas Akan Selesaikan 15 Proyek Hulu Migas Tahun 2024   |   16:00 . Simak, 5 Jalur PPDB Jatim 2024 untuk SMA dan SMK dan Tahapan Pendaftaran   |   15:00 . Merajut Harapan, Meraih Masa Depan   |   14:00 . Komitmen Sinergi Tingkatan Kompetensi, Guru Matematika Bojonegoro Gelar Silaturahmi   |   13:00 . Desa Pajeng-Gondang Wakili Bojonegoro Lomba Pelaksana Gotong Royong Terbaik Tingkat Jatim   |   12:00 . Lima Tahun Terakhir Terus Naik Indeks Pembangunan Gender Bojonegoro   |   11:00 . Olah Pisang Jadi Kerupuk dan Keripik, Mahasiswa Unigoro Lolos Pemuda Pelopor Bidang Pangan   |   10:00 . Kreasi Memasak Nasi Goreng Bapak-Bapak ASN Bojonegoro   |   13:00 . Pasca Lebaran, Ratusan Warga Bojonegoro Ajukan Cerai   |  
Sun, 28 April 2024
Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Belanja Rokok Jadi Pengeluaran Terbesar Ketiga Setelah Pangan

blokbojonegoro.com | Wednesday, 08 March 2017 07:00

Belanja Rokok Jadi Pengeluaran Terbesar Ketiga Setelah Pangan

Reporter: -

blokBojonegoro.com -
Pengeluaran untuk membeli rokok masyarakat Indonesia ternyata cukup besar, setara dengan pengeluaran untuk belanja bahan pangan.

Riset Kesehatan Dasar 2013 menyebutkan, ada 48,4 juta perokok yang rata-rata menghabiskan 12 batang rokok tiap hari. Mereka mengeluarkan total Rp 605 miliar untuk membeli rokok tiap hari. Jadi, pada 2013, perokok Indonesia mengeluarkan Rp 221 triliun hanya untuk rokok.

Survei Sosial Ekonomi Nasional 2016 menempatkan rokok sebagai pengeluaran per kapita terbesar ketiga untuk kelompok makanan di bawah pengeluaran untuk makanan-minuman jadi dan padi-padian.

Pengeluaran terbesar masyarakat Indonesia adalah untuk makanan dan minuman jadi sebesar 29 persen, pengeluaran untuk padi-padian 14 persen, dan di urutan ketiga pengeluaran rokok 13,8 persen.

Seperti dikutip dari Harian Kompas (7/3/2017), peneliti Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Abdillah Ahsan, mengatakan, uang keluarga miskin untuk membeli rokok itu sebenarnya bisa dipakai untuk membeli hal-hal yang lebih bermanfaat. Contohnya, menambah kalori dan makanan bergizi, khususnya bagi yang punya anak berusia di bawah lima tahun dan meningkatkan mutu pendidikan bagi diri dan keluarganya.

”Mereka yang bekerja di luar ruang dan sektor informal memiliki waktu merokok lebih banyak,” ujarnya.

Jika sakit, para perokok miskin akan menghadapi beban berlipat. Saat sakit, mereka tak mendapat penghasilan karena tak bekerja. Jika tak memiliki asuransi kesehatan komersial atau belum tercakup program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), tabungannya akan terkuras untuk berobat atau justru berutang. Jika meninggal dunia, utang itu akan diwariskan ke keluarganya.

Perangkap kemiskinan akibat rokok itu sudah berlangsung puluhan tahun. Program pemerintah untuk mengurangi kemiskinan melalui KIP, JKN-KIS, ataupun program Keluarga Harapan pun akan kurang efektif jika keluarga penerima tetap merokok.

”Rokok memperparah kemiskinan dan memperlebar kesenjangan ekonomi,” katanya.

Ahli ekonomi UI, Faisal Basri, menambahkan, jumlah perokok yang besar berkontribusi pada rendahnya produktivitas pekerja Indonesia, baik akibat penyakit yang ditimbulkannya maupun buruknya kualitas manusia akibat rendahnya asupan gizi.

Rendahnya produktivitas itu menyumbang lambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dibandingkan negara lain yang juga merdeka pada 1940-1950.

Pemerintah memang berusaha meningkatkan mutu manusia Indonesia melalui pendidikan. Pemerintah berharap kualitas manusia yang membaik itu membuat puncak bonus demografi pada 2020-2040 dapat termanfaatkan, tidak menjadi bencana demografi.  ”Namun, secara sadar, pemerintah membiarkan perusakan generasi muda melalui rokok. Itu ironis,” ujarnya.


Sumber: http://health.kompas.com/read/2017/03/07/120000923/
belanja.rokok.jadi.pengeluaran.terbesar.ketiga.setelah.pangan

Tag : rokok, pengeluaran, biaya, hidup



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

  • Monday, 19 February 2024 20:00

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG Perwakilan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina mengunjungi kantor redaksi blokBojonegoro.com (Blok Media Group/BMG), di BMG CoWorking Space, Jalan Semanding-Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan...

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat