Lumpur Endapan Sungai Bengawan Solo Bisa Jadi Rupiah
blokbojonegoro.com | Tuesday, 09 May 2017 14:00
Kontributor: Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Dengan memanfaatkan lumpur serta tanah liat hasil pengendapan dari Sungai bengawan solo, Ahmad Safi'i, warga Desa Mlaten Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro memanfaatkanya sebagai bahan dasar pembuatan batu bata yang dicampur dengan berambut (kulit padi).
Dengan dibantu satu pegawainya, Safi'i bisa membuat sampai 600 biji batu bata setiap harinya, dengan melalui proses yang sangat panjang tentunya. Seperti proses pencampuran hingga pencetakan dan pengeringan, serta pembakaran yang membutuhkan kurun waktu sampai tiga bulan, bahkan bisa sampai lebih.
"Yang paling lama adalah proses pengeringan, karena tergantung dari sinar matahari," ujar bapak satu anak ini.
Sebelum bekerja sebagai pembuat batu bata, pria berumur 31 tahun ini dulunya adalah seorang pekerja di penyebrangan perahu di desa setempat, sebelum adanya jembatan Kecamatan Malo.
Selain itu, para pembeli harus pesan terlebih dahulu, karena proses yang lama tersebut dan kebanyakan pembeli adalah dari Kecamatan Kalitidu, Trucuk, Malo, Dander dan masih banyak lagi.
"Untuk persatu bijinya saya hargai 600 rupiah," lanjutnya kepada blokBojonegoro.com.
Biasanya, kata Safi'i, untuk kendala dalam memproduksi batau bata adalah pada faktor cuaca yang tidak menentu, dan juga luapan sungai terpanjang di pulau jawa. "Kalau banjir ya libur total, karena lokasinya berada di tepi bengawan solo," ujarnya.
Safi'i juga berharap kepada pemerintah agar memperhatikan pekerja-pekerja kecil, yang dinilai masih kesulitan dalam bidang pemasaran. [din/mu]
Tag : batu bata bojonegoro
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini