Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Kesantunan Komunikasi Politik di Pilkada Bojonegoro

blokbojonegoro.com | Sunday, 14 May 2017 11:00

Kesantunan Komunikasi Politik di Pilkada Bojonegoro

Oleh: Nanang Fahrudin

Politik dan internet tak bisa lagi dipisahkan. Begitulah era digital telah mempengaruhi semua bidang kehidupan, mulai ekonomi, sosial, agama, dan tentu saja politik. Banyak orang memanfaatkan internet, yakni lewat media sosial untuk terlibat di urusan politik. Banyak contoh yang mudah dipakai untuk bercermin soal ini.

Bojonegoro sebentar lagi akan menggelar Pilkada untuk memilih bupati dan wakil bupati yang baru. Banyak bakal calon yang sangat yakin bahwa ia mampu menjadi pemimpin Bojonegoro, lalu mulai mencari dukungan, mengumpulkan massa, bergerilya, dan membuat tim sukses. Masa perebutan jabatan politik selalu lebih riuh dan ramai daripada  masa ketika menjalankan program.

Di media sosial misalnya, saat ini sudah mudah ditemui kandidat mencari dukungan, melakukan aktivitas ini dan itu. Di pinggir-pinggir jalan sudah banyak baliho berisi gambar-gambar kandidat dengan aneka tulisan propaganda. Di dunia politik, hal itu bukan sesuatu yang tabu karena memang begitulah proses yang dibolehkan undang-undang. Siapapun berhak mencalonkan diri menjadi pemimpin politik asal sesuai aturan.

Apalagi dengan adanya media sosial (Facebook, Twitter, Instagram, YouTube, dan lainnya), political engagement  atau partisipasi politik meningkat tajam. Kini siapapun bisa berkomentar, berpendapat, menyebar isu, menyatakan tidak setuju, dan pandangan politik lainnya, yang kemudian ditumpahkan ke timeline media sosial. Semua bisa dilakukan setiap saat dan dimana saja. Inilah yang disebut komunikasi politik digital.

Berbeda dengan masa lalu ketika internet belum ada. Seseorang yang hendak terlibat urusan politik harus mendatangi “kerumunan”, bisa di tempat diskusi, warung kopi, kampanye di lapangan, pertemuan-pertemuan parpol dan lain sebagainya. Namun kini dengan gadget, setiap orang bisa berpendapat, saling serang urusan politik, dan bisa menggegerkan dunia nyata sehari-hari.

Kita bisa melihat dalam Pilkada DKI Jakarta, betapa pertarungan di dunia maya lebih dahsyat dibandingkan dengan pertarungan di dunia nyata. Dan tak hanya di Jakarta, di belahan dunia manapun seperti Amerika Serikat pun, pertarungan maya sangat sengit.

Nah, masalahnya, apakah Bojonegoro akan menapaki jalan yang sama? Kondisi masyarakat Bojonegoro memang tentu saja berbeda dengan Jakarta. Namun, ada pola kesamaan cara masyarakat menggunakan media sosial di manapun. Yakni, masyarakat mudah percaya informasi meski belum tentu benar, mudah diarahkan, mudah diajak membenci orang, dan lain.

Oleh karena itu, akan sangat bijak jika hal itu bisa dipikirkan sejak dini agar tidak ada konflik politik yang berlebihan di dunia maya. Salah satunya bisa dimulai dari para aktor-aktor politik, tim sukses, kandidat atau siapa saja yang berada di “ring satu” kandidat untuk selalu memegang etika dalam komunikasi politik era digital sekarang. Kesantunan adalah bukti kedewasaan berpolitik. Pengguna media sosial di Bojonegoro memang tak sebanyak pengguna media sosial di kota-kota besar, namun tetap saja hal itu perlu diwaspadai. Dan terlebih adalah kesantunan komunikasi politik dalam keseharian.

Dan dalam ruang lingkup lebih besar, kesantunan dalam komunikasi politik adalah sebuah usaha bersama yang perlu diwujudkan. Karena semua pasti sepakat bahwa politik bukan saja soal memperebutkan kekuasaan semata, melainkan juga tentang perubahan masyarakat Bojonegoro menjadi lebih baik. Pilkada bukan sekadar soal mati-matian memperebutkan kursi jabatan, tapi juga pertarungan gagasan membawa Bojonegoro lebih baik. Mari sama-sama mendorong hal itu bisa terwujud. Salam.

Tag : kolom, pilkada



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.



Berita Terkini