16:00 . Musrenbangkab Pemkab Bojonegoro Susun Arah Kebijakan Daerah 20 Tahun ke Depan   |   13:00 . War Takjil Fenomena Toleransi Berdampak Ekonomi Masyarakat   |   07:00 . Rugi 925 Juta, Korban Arisan Bodong Lapor Polisi   |   21:00 . Ada Apa dengan Puasa?   |   18:00 . Persibo Bojonegoro Ditunjuk Tuan Rumah Liga 3 Nasional   |   16:00 . 67 Orang Lolos Verifikasi Administrasi Calon Komisioner KPU Bojonegoro   |   15:00 . Puluhan Korban Arisan Bodong Lapor ke Polres Bojonegoro, Kerugian Capai Rp925 Juta   |   14:00 . Belum Genap 3 Bulan 74 Kasus HIV Jadi Catatan Dinkes   |   13:00 . Pemkab Bojonegoro Buka Posko Aduan Bagi Karyawan Swasta Tak Dapat THR   |   21:00 . EMCL Ajak Media Bikin Konten Kreatif Dukung UMKM Naik Kelas   |   15:00 . Diduga Korsleting Listrik, Empat Rumah dan 1 Ekor Sapi di Bojonegoro Ludes Terbakar   |   13:00 . Kemenag Bojonegoro Bentuk Satgas Khusus Tangani Kasus Pelecehan Seksual   |   20:00 . Kelompok 23 Buka Program AM UNUGIRI di MA Tanwiriyah Baureno   |   19:00 . Musrenbang Perempuan, Anak dan Disabilitas, Ini Harapan PDKB   |   15:00 . Musrenbang, PJ Bupati Harapkan Semua Terlibat dalam Perencanaan dan Pelaksanaan Pembangunan   |  
Fri, 29 March 2024
Jl. KS Tubun, Gang Srinayan No. 3 Kel. Mojokampung Kota Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Jalan Lurus Kang Samin (4)

Berputar dan Mabuk Berat

blokbojonegoro.com | Tuesday, 30 May 2017 07:40

Oleh: Muhammad A. Qohhar
 
blokBojonegoro.com - Tanpa sadar, Kang Samin tertidur begitu pulas. Tubuhnya yang mulai ringkih tersandar di pohon pisang lapuk. Disebut lapuk, karena dibagian buahnya telah diambil sang empunya, sedangkan yang berdiri tinggal batang setengah saja. Tiupan angin pagi hari di tepi Bengawan Solo menambah nyenyak tidur Kang Samin. Tidak terasa, jam menunjukkan pukul 07.00 WIB.
 
Tidak jauh dari Kang Samin, dua katak sedang bermesraan dibawah tumpukan daun pisang yang mulai busuk. Apa musim kawin? Yang tau cuma mereka, karena bangsa hewan kawin atau tidaknya sesuka hati mereka saja. Bahkan, di depan khalayak juga tidak masalah. Berbeda dengan manusia yang masih terdapat norma dan juga etika.
 
Sementara itu, di aliran sungai terpanjang di Pulau Jawa tersebut, hilir mudik beberapa perahu yang mengangkut rata-rata dua pencari ikan. Seorang menjalankan perahu dengan alat tradisional, yakni kedower atau dayung, sedangkan yang satu orang memegang jaring dan besi yang dialiri setrum.
 
Satu perahu melintas, tidak lama setelah itu akan muncul perahu lain dengan model pencari ikan yang sama. Lagi-lagi dengan alat strum. Ketika pencari ikan yang kebanyakan dari warga Dusun Kendal, Desa Kabalan, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro tersebut datang, bisa dipastikan ikan-ikan berputar-putar dan bahkan bisa mabuk berat.
 
"Masya Allah, sudah siang ternyata. Makanya kaki kok terasa hangat. Jam berapa ini ya?" gumam Kang Samin sambil mengucek dua matanya. 
 
Ia berdiri, memutar badan ke kanan dan kiri. Sesekali secara mendadak dan terdengar suara krekk. "Nikmat benar memang bisa istirahat sejenak." Lalu Kang Sami terkejut saat melihat ada ikat berputar-putar di tepian bengawan. Jenis tawes. Masyarakat di Kabupaten Bojonegoro biasa menyebut degan bader. Kalau menengah dinamai keplekan dan jika kecil wader.
 
"Mungkin terkena strum pencari ikan dengan perahu tadi? Atau karena memang sudah waktunya akan mati?"
 
Tidak lama setelah putarannya bertambah lambat, ikan tawes sebesar tiga jari orang dewasa itu akhirnya terbaik, dengan bagian punggung berada di bawah dan perut di atas. Ia sudah mati. Belum satu menit kagetnya hilang, tampak ikan dari koloni serupa juga bernasib sama. Namun, tawes tersebut hanya sebentar berputar, setelah itu langsung diam tak berkutik.
 
"Jika banyak ikan mati seperti ini, maka keberadaan mereka di Bengawan Solo juga bisa teracam," sambungnya.
 
Sambil sedikit berjongkok di pinggir tebing bengawan, Kang Samin menjulurkan tangan untuk mencuci tangan di air. Sambil ia mencoba mendekatkan air di hidung untuk dibau. Ternyata ada sedikit aroma bahan bakar yang kemungkinan besar turut serta membuat ikan mabuk kepayang.
 
"Heeiiii, ngapain kang. Mandi sana." Kang Sabar datang dengan mendorong sedikit tubuh Kang Samin ke bibir jurang. Akhirnya Kang Samin tercebur begawan. Baju dan sarung yang melekat di tubuhnya basah kuyub. 
 
"Gila kamu Sabar. Orang tua kok diceburkan ke bengawan. Kalau tidak berenang kan bisa mati," sergah Kang Samin degan mimik muka yang tidak bersahabat.
 
"Aku tau kamu ka rajanya berenang. Makanya tak minta mandi sekalian, karena airnya sudah sering tersendat-sendat," tegasnya.
 
*Penulis: reporter blokMedia Group (blokBojonegoro.com dan blokTuban)

Tag : sastra, religi, ramadan



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

  • Monday, 19 February 2024 20:00

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG

    PEPC JTB Kunjungi Kantor Baru BMG Perwakilan PT Pertamina EP Cepu (PEPC) Zona 12, Regional Indonesia Timur, Subholding Upstream Pertamina mengunjungi kantor redaksi blokBojonegoro.com (Blok Media Group/BMG), di BMG CoWorking Space, Jalan Semanding-Sambiroto, Desa Sambiroto, Kecamatan...

    read more

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat