06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |   19:00 . Dipindah ke Lapas Bojonegoro, Napi Teroris Dikawal Ketat Densus 88 AT Polri   |   16:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z, Acara untuk Generasi Muda Bojonegoro   |   14:00 . Tim PkM Dosen UNUGIRI Berikan Pendampingan P5 dan PPRA di Lembaga Pendidikan   |   13:00 . Wujudkan Lansia Bermartabat, PD 'Aisyiyah Bojonegoro Gelar Lokakarya Kelanjutusiaan   |   12:00 . Tim KKN 44 UNUGIRI Observasi di Desa Grabagan   |   06:00 . Menilik Pasukan Kopi Rakyat Jelita Pada Kompetisi Nyethe Rokok Kenduri Cinta 2 Wahono-Nurul   |   21:00 . Barisan Muda Bangga Bojonegoro Siap Menangkan Wahono-Nurul   |   20:00 . Setyo Wahono ajak Ketum PP.Ansor, Addin Jauharudin Bermain Fun Badminton   |   19:00 . Empat Kades Terdakwa Korupsi Pembangunan Jalan di Bojonegoro Dituntut 5 Tahun Penjara   |   18:00 . Diduga Tak Sesuai Spesifikasi, Dua Pembangunan Jalan di Bojonegoro Disidik Kejaksaan   |   17:00 . Judi Online Sebabkan 978 Pasangan di Bojonegoro Cerai   |   16:00 . Jumping Teknologi, Wenseslaus Manggut: Tantangan dan Peluang Industri Media Digital   |   15:00 . Suwarjono: Media Lokal saat ini Tidak Baik-baik Saja, Inilah Tantangan di Tengah Digitalisasi   |  
Fri, 22 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Spirit Bekerja Pasca Hari Raya

blokbojonegoro.com | Sunday, 02 July 2017 08:00

Spirit Bekerja Pasca Hari Raya

Oleh: Usman Roin

Libur hari raya berupa cuti bersama sudah usai. Tentu ini menyiratkan langkah untuk kembali menjalani rutinitas bekerja, baik yang menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), pegawai swasta, pedagang hingga petani. Kembalinya bekerja pasca libur hari raya harus punya spirit (semangat, roh) yang kuat. Bukan dengan asal bekerja, melainkan bekerja yang menuntut perbaikan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas.

Sisi kualitas menuntut bayaknya pekerjaan yang bisa diselesaikan, sedangkan pada taraf kualitas menyiratkan makna bahwa pekerjaan yang dikerjakan memberikan pelayanan yang terbaik, cepat dan tuntas.

Bila hal tersebut tidak ada, itu sama saja dengan menyia-nyiakan pekerjaan yang dipunyai hari ini. Yakni, tidak puas dengan pekerjaan yang ada hingga sulit untuk sekadar meningkat pada upaya optimalisasi kerja dengan sepenuh hati.

Oleh karena itu, bila di bulan Ramadan kita sudah di latih dengan puasa guna meningkatkan nilai ketakwaan yang terimplementasi pada spirit diri yang meningkat pada perubahan lebih baik, begitu juga seharusnya dalam hal bekerja.

Artinya, perlu peningkatan secara optimal dalam pelayanan, itu bagi yang bekerja sebagai ASN. Lalu penuh loyalitas bagi yang bekerja di swasta, dan perlunya bekerja dalam ketekunan serta kesabaran itu bagi pedagang dan para petani.

Terlebih Rasulullah pun sudah mengingatkan kepada kita, untuk senantiasa bekerja di dunia seakan-akan hidup selama-lamanya, dan beribadahlah untuk akhirat seakan-akan kita akan mati esok.

Seiring dengan itu, maka mengembalikan spirit bekerja pasca hari raya kiranya menjadi urgen. Jangan sampai semangatnya menjadi turun, sama dengan bulan atau tahun lalu, hingga yang lebih parah dalam bekerja semakin memburuk.

Untuk itu, demi menumbuhkan spirit bekerja pasca hari raya ada hal-hal yang perlu diperhatikan bagi penulis, antara lain:
Pertama, memperbarui niat. Mengutip KBBI (2012:142), memperbaiki supaya menjadi baru. Maka implementasinya dalam bekerja adalah kita punya keinginan memperbaiki kebiasaan bekerja masa lalu yang dirasa merugikan baik secara pribadi maupun orang lain. Selanjutnya dikuatkan keinginannya untuk merubah dengan dasar 'bekerja untuk menjadi semakin lebih baik'.

Kedua, berorientasi pada produktivitas. Yakni menjadikan diri ini pribadi yang produktif dalam bekerja. Meminjam bahasa Toto Tasmara (1995:56) bahwa produktifitas itu punya makna kita selalu berhitung efisien.

Yakni, coba membuat perbandingan antara apa yang kita keluarkan (performance) dengan energi waktu, tenaga yang dikeluarkan. Jadi dikatakan bekerja produktif itu bila apa yang kita kerjakan sebanding dengan waktu yang kita gunakan. Semakin banyak waktu, berarti kuantitas pekerjaan yang dihasilkan juga haruslah semakin banyak. Bila tidak maka itu bukan dalam kategori produktif.

Ketiga, ulet dan pantang menyerah. Yakni sikap kuat dalam berusaha guna mencapai tujuan. Ini berarti keuletan adalah modal dasar dalam menghadapi segala macam tantangan bahkan tekanan (pressure). Terlebih Toto Tasmara dalam bukunya ’Etos Kerja Pribadi Muslim’ mengatakan, untuk menjadi orang ulet kita diminta seakan-akan menjadi kaum minoritas yang tidak sama dengan kebanyakan orang pada umumnya. Ia juga menyampaikan, agar kita bisa tetap istikomah, kerja keras, tangguh dan ulet kuncinya hanya satu yaitu, mampu dan gemar hidup dalam tantangan.

Terlebih, hidup dengan tantangan itu menjadikan hidup tidak monoton. Melainkan berupaya membuat target, arah secara akurat  agar pekerjaan yang kita lakukan punya tujuan jelas yang selanjutnya dibarengi dengan keuletan untuk menggapainya.
Sebagai penutup, melalui ihtiar kecil ini semoga spirit bekerja pasca hari raya kita semakin baik dari sisi kuantitas dan kualitasnya. Amin ya rabbal alamin.

*Alumni PC IPNU Bojonegoro yang menempuh Magister PAI di UIN Walisongo Semarang.

Tag : hari raya



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat