Merindukan Pemimpin yang Adil
blokbojonegoro.com | Wednesday, 05 July 2017 18:00
Oleh: M. Zaenal Abidin *
Kerinduan masyarakat terhadap pemimpin yang adil sama dengan kerinduan mereka terhadap tanah lapang yang hijau dan sejuk. Tempat mata meraih keindahannya. Tempat nafas menarik dalam kesejukannya. Tempat hati melepas kepenatannya, atau bahkan lebih dari semua itu.
Apalagi hari ini, ketika pencarian masyarakat terbentur tembok keputusasaan, dicerminkan pada sikap apatis terhadap semua bentuk pemilihan pemimpin. Karena mereka telah kecewa, yang mana harapan yang muncul seperti tunas yang baru tumbuh, dihantam badai dusta tak tersisa. Kemunculan pemimpin yang adil ini harus diusahakan terus, walau adanya hanya ditumpukan jerami sekecil jarum.
Kita tahu, semua orang bisa menjadi pemimpin. Namun, tidak semua orang mampu menjadi pemimpin yang adil. Sebab, pemimpin yang adil merupakan pemimpin yang didambakan oleh rakyatnya. Pemimpin yang adillah yang nantinya akan membawa kebaikan bagi orang-orang yang dipimpinnya. Kita semua adalah pemimpin, setidak-tidaknya pemimpin diri kita sendiri. Oleh karena itu, setiap dari kita nantinya akan dimintai pertanggungjawabannya kelak.
Terlebih lagi sebagai pemimpin negara, orang yang dipercaya memimpin rakyatnya, diharapkan mampu memenuhi keinginan rakyat tersebut. Salah satunya adalah keadilan, yang merupakan harapan terbesar bagi rakyat dalam sebuah negara. Memang masalah keadilan ini sering pula menjadi batu sandungan bagi seorang untuk menjadi pemimpin.
Saat ini memang masyarakat dibingungkan dengan sosok idola pemimpin yang adil. Saya yakin, sebenarnya mereka pun sudah tahu, bagaimana kriteria pemimpin yang adil, hanya saja karena keraguan yang menyelimutinya akhirnya banyak kebimbangan-kebimbangan yang muncul dari hatinya.
Bila kita semua kebingungan mencari sosok pemimpin yang adil, maka Rasulullah Saw, adalah sosok idola yang paling pantas dalam setiap zaman. Tidak ada sedikit pun kepribadiannya yang tidak baik. Semua sisi dari perilakunya mencerminkan kebaikan. Allah berfirman dalam surah al-Ahzab (21) ”Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagi kalian.”
Kembali kepada masalah pemimpin. Untuk mendapatkan pemimpin yang adil ada beberapa hal yang harus kita perhatikan.
Pertama, sosok pemimpin yang adil adalah tidak akan menggunakan kekuasaannya untuk menindas orang-orang yang dipimpinnya. Banyak kejadian di dunia ini, dimana pemimpinnya menjadikan rakyat sebagai budak. Rakyat dipaksa melakukan apapun yang diperintahkan oleh sang pemimpin demi sebuah kekuasaan, kekuatan, dan keserakahan pribadi pemimpin. Begitu banyak rakyat terzalimi hak-haknya hanya demi memenuhi ambisinya. Pemimpin yang sepert ini alih-alih diharapkan membuat rakyatnya sejahtera, justru membawa penderitaan.
Kedua, sosok pemimpin yang adil tidak akan menggunakan kekuasaannya untuk memperkaya diri, keluarga, atau orang lain yang ada hubungannya dengan diri pemimpin tersebut. Banyak orang yang diangkat menjadi pemimpin, setelah memimpin justru sibuk memperkaya diri, keluarga, dan orang-orang terdekatnya. Ia lupa dengan kesejahteraan orang-orang yang dipimpin, yang memerlukan bantuan dari sang pemimpin. Kita tahu kepemimpinan itu selalu identik dengan kekuasaan. Dengan kekuasaan tersebut seorang pemimpin bisa melakukan apa saja. Ia dapat melakukan sesuatu yang akan membawa kebaikan bagi rakyatnya atau justru sebaliknya. Sudah begitu banyak realita di depan kita, bagaimana seorang pemimpin yang justru terjebak pada usaha memperkaya diri sendiri.
Ketiga, sosok pemimpin yang adil tidak akan menggunakan kekuasaannya untuk membuat aturan yang menguntungkan dirinya sendiri. Dari bebarapa periode pemimpin yang sudah kita pilih ternyata ada pemimpin yang mengatur sendiri aturan negara agar berpihak kepadanya. Peraturan perundang-undangan dibuat dan ditafsirkan sesuai keinginannya. Pemimpin seperti ini justru akan membawa malapetaka bagi rakyatnya, dimana semua aturan harus disesuakan dengan kepentingan sang pemimpin.
Keempat, sosok pemimpin yang adil, akan menjadikan hukum sebagai panglima. Memang sebenarnya, masalah keadilan tidak hanya sebatas berhubungan dengan masalah hukum semata, tetapi hukum merupakan tonggak pertama yang harus ditegakkan agar masalah-masalah yang lain dapat diselesaikan dengan baik. Apabila pemimpinnya menggunakan hukum sebagai alat untuk menindas rakyatnya, runcing ke bawah namun tumpul ke atas, maka bersiap-siaplah untuk menuju kehancuran. Pemimpin seperti ini merupakan iblis atau setan yang siap menjerumuskan rakyatnya kejurang kehancuran, penderitaan dan keterbelakangan.
Kita semua tentu berharap, bahwasannya pemimpin-pemimpin kita nanti bisa adil. Kita juga berharap bahwa selain doa orang yang berpuasa, doa orang yang teraniaya, doanya para pemimpin yang adil dikabulkan oleh Allah Swt.
Pertayaannya, apakah belum adanya perubahan ke arah kemajuan yang kita cita-citakan selama ini, karena belum adanya pemimpin yang adil di negeri yang kita cintai ini? Wallahu A’lam.
*Penulis: Mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) IKIP PGRI Bojonegoro dari Balen. Alumnus PP. Ma’had Islami Nurul Anwar Sarang Rembang, Madrasah Ghozaliyah Syafiiyah (MGS) IBt, MTs, MA, Bajing Jowo Sarang Rembang.
Tag : M. Zaenal Abidin, Merindukan Pemimpin yang Adil
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini