Arti Mengantar Anak ke Sekolah
blokbojonegoro.com | Saturday, 15 July 2017 17:00
Oleh: Usman Roin *
Geliat tahun Pelajaran Baru 2017/2018 sudah nampak di depan mata. Yakni, anak-anak akan kembali lagi belajar setelah usai menjalani libur semester. Bagi yang beralih ke jenjang sekolah baru, tentu hari spesialnya adalah bila diantar orang tua saat hari pertama masuk sekolah. Sedangkan yang naik ketingkat kelas berikutnya, walau tidak diantar orang tua, kesan spesialnya adalah bisa kembali bertemu dengan teman-temannya.
Walaupun tentang mengantar anak di sekolah pada era ini tidak ada edaran sebagaimana yang lalu, No.4 Tahun 2016, tentang Hari Pertama Sekolah, namun bukan berarti mengatar anak ke sekolah tidak lantas tak penting. Justru bagi penulis, antaran orang tua ke sekolah hakekatnya mendorong tumbuhnya iklim pembelajaran yang lebih positif dan menyenangkan. Serta, menjadi kesempatan awal tumbuhnya interaksi antara orang tua dengan guru di sekolah serta terwujudnya jalinan komitmen bersama dalam mengawal pendidikan anak selama setahun ke depan.
Terlebih, menurut penulis Kompasania, Tjiptadinata Effendi, bahwa pengalaman mengantarkan anak di hari pertama sekolah sungguh menarik dan sekaligus proses pembelajaran diri. Salah satunya kita sebagai orang tua bisa memahami, bahwa menyekolahkan anak bukan hanya berarti mendaftarkannya di salah satu sekolah dan selebihnya. Apalagi, banyak paradigma keliru, ada sejak dulu dan terus berlangsung hingga kini yakni, orang tua yang berpikir tugasnya adalah membayar uang sekolah dan selebihnya itu kemudian menjadi urusan guru sekolah. Padahal, bila ini yang kemudian terjadi, orang tua seakan-akan abai terhadap proses pendidikan anaknya selama di sekolah.
Dengan demikian, untuk mengubah cara berpikir yang keliru tersebut, penting kiranya kita sebagai orang tua mengantarkan anak ke sekolah, terutama di hari pertama mengawali sekolah. Tujuannya tidak lain demi meningkatkan kepedulian dan keterlibatan publik dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Selain itu, bagi penulis ada tiga alasan mengapa mengantar anak di hari pertama sekolah itu penting sekali, antara lain:
Pertama, ajang sosialisasi. Di posisi ini sekolah bukan hanya menjadi laboratorium belajar anak, namun sekaligus membetuk komunitas belajar. Tentu proses pembelajaran yang akan terjadi tidak hanya tercermin dari relasi siswa-guru saja, melainkan juga antar siswa.
Maka, antaran orang tua di hari pertama sekolah disamping merupakan dukungan moral bagi anak, sekaligus kesempatan yang baik untuk menjalin hubungan dengan guru kelas. Terlebih, setiap manusia termasuk guru di sekolah akan sangat senang dihargai dengan kunjungan orang tua. Tidak lain, di kesempatan itu dapat dimanfaatkan untuk saling berkenalan dengan sesama orang tua murid lainnya. Sehingga, jika sewaktu-waktu bertemu kembali hubungan perkenalan yang ada sudah terjalin dengan baik.
Kedua, momentum pasrah. Ini mempunyai arti, mengantar anak ke sekolah di hari pertamanya tidak hanya melihat bagaimana anak disambut dan diantar belaka. Yang lebih penting adalah melakukan akad ’pasrah’ yang dalam KBBI mempunyai arti, ’menyerahkan sepenuhnya’ anak kepada sekolah. Sehingga, ketika terjadi kenakalan terhadap anak di sekolah sesuai dengan tata tertib yang ada bisa dengan leluasa sekolah segera mengambil tindakan preventif, edukatif sebagai bentuk penanganannya.
Lalu, kita sebagai orang tua juga tidak serta merta gegabah melakukan tindakan hukum atas sanksi yang diberikan guru kepada anaknya. Justru, dengan pasrah ini kita menjelaskan kepada sekolah akan potensi yang dimiliki anak baik dari sisi kelemahan kognitifnya, kemudian bibit kenakalan hingga pada jenis penyakit yang menjadi bawaannya. Jika ini dilakukan, miss komunikasi antara orang tua dan sekolah tentu tak akan terjadi.
Ketiga, pengenalan belajar fun. Ini memberi maksud bagi guru, bahwa hari pertama sekolah adalah kesempatan menyajikan kesan belajar yang memikat anak mulai dari kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Setelah selesai, guru sebagai pendidik dan teman belajar anak di kelas, punya tugas untuk menyiapkan petualangan belajar yang seru buat mereka. Tidak harus langsung menyinggung materi belajar, melainkan membuka hari pertama belajar di kelas dengan mengapresiasi kekuatan murid-muridnya. Alhasil, selepas pulang terjadi afirmasi kesan positif yang didapat di hari pertama sekolah adalah kesan belajar pertama yang memikat. Semoga hal itu bisa terwujud dilembaga pendidikan kita. Amin ya rabbal alamin.
*Penulis buku ”Langkah Itu Kehidupan” dari Balen yang menempuh Magister PAI di UIN Walisongo Semarang.
Tag : hari raya, usman roin, artikel usman roin, penulis usman roin
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini