13:00 . Perluas Dukungan Lingkungan Akademik, Hulu Migas Hadir di Pameran SINOX-01   |   22:00 . Survei ARCI: Elektabilitas Wahono-Nurul 75,5%, Teguh-Farida 19,6%   |   21:00 . Tingkatkan Derajat Kesehatan Pekerja Lewat Program Atraktif, Pertamina EP Cepu Catatkan Rekor Muri   |   20:00 . Gebyar Milenial dan Gen Z Bojonegoro Berlangsung Meriah   |   18:00 . Tim Pemenangan Teguh-Farida Akui Tak Tahu Kampanye ‘Bojonegoro Klunting’ di Kepohbaru   |   16:00 . Kampanye Hari Terakhir Pilbup Bojonegoro Berujung Ricuh, Warga Saling Lempar Batu   |   15:00 . 22 TPS di Sekar Bojonegoro Sulit Dijangkau, Ada yang Gegara Jembatan Putus   |   12:00 . Peringati Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronis, Dinkes Bojonegoro Ajak Warga Jaga Kesehatan Paru   |   23:00 . Ribuan Warga Bojonegoro Mlaku Bareng Khofifah-Emil dan Wahono-Nurul   |   19:00 . Diduga Tak Netral, PMII Bojonegoro Minta Ketua Bawaslu Mundur   |   17:00 . Beredar Foto Ketua Bawaslu Bojonegoro Berkaos PDI-P, Benarkah?   |   16:00 . Kembangkan Potensi, PEP Sukowati Gelar Pelatihan Pengolahan Herbal   |   15:00 . 5 Tersangka Korupsi Mobil Siaga Bojonegoro Segera Disidang   |   06:00 . Gelar Muskab, Setyawan Mubayinan Kembali Terpilih Jadi Ketua Pengkab TI Bojonegoro   |   21:00 . Muhammadiyah Bojonegoro Serukan Pilih Cabup yang Bersedia Dengar Suara Rakyat   |  
Mon, 25 November 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Banyak Pasien Malu kalau Ketahuan Lakukan Perawatan Estetika

blokbojonegoro.com | Monday, 31 July 2017 07:00

Banyak Pasien Malu kalau Ketahuan Lakukan Perawatan Estetika

Reporter: - 

blokBojonegoro.com -  Banyak orang merasa penampilannya tak sempurna. Perawatan estetika, baik operasi plastik atau nonbedah, menjadi pilihan banyak orang untuk mengoreksi penampilannya. Namun, mereka merasa malu kalau orang lain tahu perawatan apa yang dilakukannya.

Dalam sebuah survei tahun 2016 yang dilakukan pada 913 wanita dari Taiwan, Singapura, dan Thailand, terungkap bahwa 82 persen ingin melakukan tindakan estetika. Tapi, lebih dari separuh responden mengaku takut dengan stigma dari orang di sekitarnya.

Sebelum dilakukan prosedur estetika, 44 persen pasien tidak berani bercerita karena takut dinilai negatif. Namun, setelah perawatan dan mendapati hasil yang memuaskan, mayoritas mulai terbuka pada pasangan atau teman mengenai tindakan estetika yang dilakukannya.

Ternyata, 80 persen responden mengatakan bahwa lingkungan sekitarnya tidak menghakimi atau menilai buruk pada tindakan estetika yang sudah dilakukannya.

"Punya wajah cantik atau tampan dari lahir itu anugerah, tapi tetap cantik saat tua dibutuhkan perawatan," kata dr.Olivia Ong.

Selain stigma yang masih melekat pada perawatan estetika, ketakutan terbesar pasien adalah hasil yang tampak tidak alami.

"Kebanyakan pasien tak mau terlihat tidak natural. Semua menginginkan yang natural look," kata dr.Lanny Juniarti, Dipl.AAAM, President Director Miracle Clinic.

Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan, menurut dr.Lanny yang terpenting adalah komunikasi antara pasien dan dokter.

Ia mengatakan, seringkali pasien datang sudah dengan foto idolanya dan meminta dokter melakukan tindakan estetika agar penampilannya mirip dengan selebriti idolanya.

"Tentu dokter harus menganalisa dulu. Setiap orang punya kecantikan individu dan ada karateristik yang tidak bisa dihilangkan. Wanita Indonesia tidak harus cantik seperti orang Korea. Kepribadian dan karateristiknya belum tentu cocok," ujarnya.

Mengarahkan

Walau dokter mengakomodasi keinginan pasien, tapi dokter juga wajib mengarahkan terapi yang tepat untuk pasien agar hasilnya proporsional.

Hal senada diungkapkan dr.Adri Dwi Prasetyo Sp.KK. Persepsi cantik atau tampan para pasien berbeda-beda. Dokter yang baik wajib mengedukasi pasiennya.

"Ada pasien yang datang tanpa masalah spesifik, pokoknya terserah dokter mau lakukan apa. Tapi, ada juga pasien yang datang dengan masalah spesifik namun tak paham estetika sehingga hasilnya bisa tidak natural," kata Adri.

Menurutnya, agar hasil akhir dari perawatan estetika memuaskan, bukan hanya pendapat dokter yang perlu didengar, tapi juga keinginan pasien. "Harus ketemu di tengah-tengah. Dokter harus menjelaskan agar pasien mengerti secara perspektif medis," ujar pendiri Rejuva Clinic di Surabaya ini.

Setiap tindakan estetika, baik dengan pembedahan atau nonbedah, harus disesuaikan dengan anatomi wajah dan kecantikan ideal. "Kecantikan ideal ini berbeda-beda. Tentu versi orang Barat berbeda dengan versi Asia," katanya.

Memaksakan dokter untuk mengerjakan tindakan yang tidak sesuai dengan proporsi wajah bisa membuahkan hasil yang tampak tidak alami. Bayangkan kalau wajahnya sangat melayu tetapi ngotot ingin mengubah bentuk bibirnya seperti Kylie Jenner.

Sumber: http://lifestyle.kompas.com/read/2017/07/28/170000820/

banyak-pasien-malu-kalau-ketahuan-lakukan-perawatan-estetika

Tag : Estetika, wanita



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat