14:00 . Dari Pelosok Ke Punggung Dunia: Kesehatan Menjadi Isu Populer Intermestik   |   13:00 . Butuh Uang, Karyawan Toko Ledre Bojonegoro Curi Mobil Bosnya   |   20:00 . Direncanakan Jadi Lokasi Sekolah Rakyat Gedung Pusdiklat Bojonegoro Masih Difungsikan BKPP   |   19:00 . Sidak Tim Gabungan Pemkab Bojonegoro di Sumberrejo, Pastikan Stok Pupuk Aman   |   14:00 . Pemdes di Bojonegoro Diminta Transparan Soal Data Kemiskinan ke Warganya   |   12:00 . Empat Pengoplos Uang Palsu di Bojonegoro Diringkus Polisi   |   11:00 . Selama Sepekan, Diduga Elpiji 3 Kg di Bojonegoro Langka   |   07:00 . Masyarakat Rayakan Belanja Makin Mudah Lewat New Pasar.id, Pembayaran Praktis   |   17:00 . Jatah Anggaran Perdin Anggota DPRD Bojonegoro Dikepras Rp22 Milyar   |   16:00 . Pertambangan Freeport Indonesia: Antara Potensi Ekonomi dan Tantangan Sosial   |   12:00 . Rakerwil AMSI Jatim 2025, Inovasi Bisnis Media dan Keamanan Serangan Siber   |   22:00 . PEPC Angkat Bicara Soal Tender dan Pelibatan Vendor Lokal Bojonegoro   |   21:00 . Rotasi Jabatan Kepala Kemenag Bojonegoro, Amanulloh Gantikan Abdul Wahid   |   20:00 . Kontraktor Lokal Bojonegoro Blokade Jalan Menuju PEPC JTB   |   19:00 . Jika CJH Meninggal, PHU Kemenag : Diwakilkan Atau Penarikan   |  
Fri, 25 April 2025
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

Serpihan Agresi Militer Belanda II di Tuban-Bojonegoro (22)

Di Sumodikaran, 100 Gerilya Gagal Lumpuhkan 5 Serdadu

blokbojonegoro.com | Saturday, 26 August 2017 12:00

Di Sumodikaran, 100 Gerilya Gagal Lumpuhkan 5 Serdadu

Masih pada bulan April 1949, sekitar pukul 07.00 WIB, seksi Dihar, seksi Supandi dan Seksi Noorcahyo dengan total kekuatan 100 orang masing-masing bersenjata, berkumpul di tengah tegalan di Desa Sumodikaran, Kecamatan Dande, tepatnya di sebelah barat jalan besar.

Reporter: Parto Sasmito

blokBojonegoro.com -
Tempat yang akan dijadikan lokasi penghadangan musuh, adalah tegalan yang sedang ditumbuhi tanaman jagung dan ketela. Sedangkan di sebelah timur jalan, terbentang luas persawahannya dengan medan datar serta jauh dari desa.

Noorcahyo mulai menjelaskan kebiasaan yang dilakukan oleh tentara Belanda dan menerangkan rencana untuk menghadang musuh tersebut. Tugas-tugas dibagi, yakni Noorcahyo di tengah, Supandi di sayap kanan dan Dihar di bagian kiri.

[Baca juga: Bom Sempat Ngowos di Gardu Proliman, Serdadu Cari Perlindungan ]

Belum selesai melakukan orientasi medan, dari arah Dander terdengar suara kendaraan yang akan melintas. Pasukan gerilya belum sempat menempati stelling, hanya seksi Dihar yang sedikit mempunyai waktu untuk menggeser sebagian seksinya untuk mendekat di jalan besar. Pada saat kendaraan jenis Jeep masuk dalam jarak tembak efektif, langsung diberondong tembakan oleh pasukan gerilya yang mempunyai ruang tembak.

Tampak dari tempat pertahanan pasukan gerilya, bahwa salah satu serdadu terkulai dan senjatanya jatuh di jalan. Namun, berhasil ditolong oleh temannya yang kemudian kendaraan dipacu dengan kecepatan tinggi menuju Bojonegoro. Seksi Dihar yang berada di dekat lokasi penembakan, menemukan senjata yang terjatuh dari musuh, yakni sepucuk jungle rifle.

Dengan tenaga 100 berbanding 5, pasukan gerilya tidak berhasil melumpuhkan atau menangkap musuh, ini merupakan kerugian," Panitia Penyusunan Sejarah Brigade Ronggolawe, Pengabdian Selama Perang Kemerdekaan Bersama Brigade Ronggolawe.

Untuk menghindari serangan balik dari musuh dan mengingat lokasi medan yang dijadikan penghadangan merupakan bidang datar, maka tiga seksi berpencar menuju timur dan barat.  Seperti yang diduga, tak sampai satu jam setelah peristiwa, terdengar suara granat-granat mortir dan gencaran tembakan yang ditumpahkan musuh di lokasi penghadangan.

Namun, hal itu tidak membawa korban. Sebab, penduduk desa sudah menyingkir dan pasukan gerilya sudah berpencar menuju basisnya masing-masing. Meski tampak tidak seimbang antara jumlah pasukan gerilya 100 orang yang tak mampu melumpuhkan 5 orang serdadu Belanda, banyak faktor yang tidak mendukung. Di antaranya adalah waktu kedatangan pasukan gerilya dan datangnya jeep dari selatan hampir bersamaan.

Selain itu, pasukan gerilya masih dalam istirahat karena baru datang dari masing-masing basis. Sedangkan jaraknya masih jauh dari jalan besar sekitar 600 meter.

Hal lainnya, pada waktu itu gerilyawan-gerilyawan kurang memahami teori menembah sasaran bergerak, belum lagi memperhatikan arah dan kecepatan angin. Sehingga, meski hanya 5 orang serdadu, tak satupun yang berhasil menjadi tawanan.

Sumber: Pengabdian Selama Perang Kemerdekaan Bersama Brigade Ronggolawe, Panitia Penyusunan Sejarah Brigade Ronggolawe

Tag : agresi, militer, belanda



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




No comments

blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

  • Monday, 21 April 2025 15:00

    Semarak Kartini Meriahkan Desa Tejo

    Semarak Kartini Meriahkan Desa Tejo Dalam rangka memperingati Hari Kartini, seluruh lembaga pendidikan yang ada di Desa Tejo, Kecamatan Kanor Kabupaten Bojonegoro, menggelar kegiatan Semarak Kartini yang berlangsung meriah dan penuh semangat, Senin pagi (21/4/2025)...

    read more

Lowongan Kerja & Iklan Hemat