Karangdayu, Pusat Ikan Asap di Bojonegoro
Warga Tak Mau Berubah Ke Pengasapan Modern
blokbojonegoro.com | Saturday, 21 October 2017 19:00
Reporter: Maratus Shofifah
blokBojonegoro.com - Bau khas asap dari cara tradisonal yang membuat masyarakat di Desa Karangdayu, Kecamatan Baureno, Bojonegoro tidak mau pindah ke pengasapan modern. Bara yang digunakan untuk mengasap itu terbuat dari batok atau tempurung kelapa, dan terkadang juga mengunakan janggel jagung. Padahal sering kali, masyarakat disana kesulitan mendapat bahan untuk membakar tersebut.
"Kendalanya terkadang sulit mendapat batok atau janggel," kata salah satu masyarakat, Lastin.
Meski terkadang ada kendala, warga tetap tidak mau pindah untuk melakukan pengsapan secara modern. Karena aroma khas yang tidak seenak secara tradisonal. "Banyak yang menawari untuk pindah ke modern, tetapi tidak mau," terangnya.
Pemasaran ikan dilakukan di sejumlah pasar, diantaranya Pasar Babat, Agro Lamongan, Pasar Bojonegoro dan pasar tradisonal kecil-kecil lainnya. Setiap pagi sekitar pukul 03.00 WIB masyarakat yang mengeluti usaha pengasapan ikan sudah berangkat ke pasar untuk menjual ikannya. Mayoratis para pengasap ikan itu sudah mempunyai langganan, sehingga tidak kesulitan menjual ikan panggangnya.
"Pengsapan ikan biasanya selesai sore. Terus dini hari dijual ke pasar," ujar Lastin.
Sementara itu, Kasuri juga mengungkapkan, meski saat pengasapan bau tercium dan menyergak di dalam hidung, namun hal itu yang menjadi ciri khas tersendiri, pengasapan secara tradisional. "Memang seringkali menimbulkan polusi asap di perkampungan, tetapi kalau pakai pengasapan modern rasa dan aromanya berbeda," tandasnya.
Untuk omzet yang diterima masyakarat cukup lumayan. Dalam satu bulan bisa mempeoleh Rp3 juta, bahkan bisa lebih tergantung dari pasokan ikan dan jumlah yang dijual. "Kalau omzet naik turun, tergantung dari pasokan ikan laut sendiri," tuturnya. [ifa/mu]
Tag : pengasapan ikan di bojonegoro, usaha pengasapan ikan
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini