20:00 . Gus Dur dan John Pembaptis   |   20:00 . Masjid Wisata Religi Bojonegoro Dibanjiri Ratusan Jemaah Salat Jumat   |   19:00 . Dosen UNUGIRI Bojonegoro Kembangkan Permainan Motorik Auditori untuk Siswa SD   |   18:00 . Jajanan Kering Khas Bojonegoro, Di Tempatmu Apa Namanya?   |   17:00 . EMCL dan SEC Wujudkan Akses Air Bersih untuk Geneng dan Ngelo   |   16:00 . Pelajar SMA Negeri 1 Bojonegoro Raih Juara 1 Duta Pelajar Anti Korupsi Tingkat Provinsi   |   15:00 . Persiapan Persibo Terganggu Kabar Kepindahan Barata   |   14:00 . Duta Kepemudaan Jawa Timur Batch 3 Gelar Advokasi di Panti Asuhan Karya Binangun Mandiri   |   13:30 . Sudut Cantik di Masjid Wisata Religi   |   13:00 . Penuh Ornamen di Masjid Wisata Religi   |   12:30 . Megahnya Masjid Wisata Religi Margomulyo   |   12:00 . Klub Raffi Ahmad yang Rapuh, Lawan Empuk Persibo   |   11:00 . Pedagang Sayur Keliling, Bakul Blonjo, Ethek atau..?   |   09:00 . Ayo Persibo, Hancurkan Tim Raffi Ahmad   |   21:00 . Belalang Halal Dimakan, Tapi Waspada Jenis 1 Ini   |  
Fri, 27 December 2024
Jl. Desa Sambiroto, Kec. Kapas, Kabupaten Bojonegoro, Email: blokbojonegoro@gmail.com

"Untukmu Kawan", Kolaborasi demi Bangkitnya Lagu Anak Indonesia

blokbojonegoro.com | Sunday, 25 March 2018 07:00

"Untukmu Kawan", Kolaborasi demi Bangkitnya Lagu Anak Indonesia

Reporter: --

blokBojonegoro.com - Enam anak laki-laki dan lima anak perempuan berjalan beriringan sambil saling berpegangan tangan menuju bangku penonton di ruang Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (24/3/2018) sore. Beberapa orang dewasa terlihat menuntun langkah mereka, hingga menempati kursi-kursi di baris tengah gedung pertunjukan itu.

"Ada sebagian yang low vision, tapi beberapa juga tak bisa melihat total," kata Yuli Ahmad, salah satu orang dewasa yang mendampingi kelompok anak-anak itu. Yuli ternyata adalah orangtua dari salah satu anak di dalam rombongan tersebut. Dia mengatakan, kesebelas anak itu adalah murid di Sekolah Luar Biasa (SLB) Pembina, di Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

"Kami dapat undangan untuk datang ke sini, menonton pertunjukkan, tentang lagu anak Indonesia," ujar Yuli. Murid-murid SLB Pembina itu, bersama anak-anak dari lima komunitas lainnya, yakni Sahabat Anak Jalanan, Kelas Belajar Oky, Sekolah Merah Putih, Yayasan Anyo Indonesia, dan Klub Oase, diundang untuk menyaksikan pertunjukan amal "Untukmu Kawan". Acara itu merupakan bagian dari kampanye #Bangkitkan Lagu Anak Indonesia, yang digagas Sekolah Gemala Ananda, sebuah sekolah dasar di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Tak kurang dari 30 anak dari sekolah itu, yang tergabung dalam kelompok " Gemala Bernyanyi" dan "Kolaboritmik" -kelompok musik daur ulang, menyuguhkan 12 lagu dan tarian dalam sebuah rangkaian pertunjukan. Anak-anak dari kelompok Kolaboritmik tampil dalam pertunjukkan amal Untukmu Kawan di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (24/3/2018).

Kolaboritmik adalah kelompok musik yang menghasilkan suara dari barang-barang seperti ember, baskom, panci, dan gentong. Pementasan ini merupakan bagian dari rangkaian kampanye #Bangkitkan Lagu Anak Indonesia. Anak-anak dari kelompok Kolaboritmik tampil dalam pertunjukkan amal Untukmu Kawan di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (24/3/2018). Kolaboritmik adalah kelompok musik yang menghasilkan suara dari barang-barang seperti ember, baskom, panci, dan gentong. Pementasan ini merupakan bagian dari rangkaian kampanye #Bangkitkan Lagu Anak Indonesia.

"Ide ini bagus sekali," kata Yuli. "Anak saya itu, -sambil menunjuk bocah perempuan berkerudung putih yang duduk di deretan tengah kursi penonton-, sukanya lagu dangdut, ya lagu buat orang dewasa," sambung Yuli. Sebagai orangtua, Yuli mengaku bingung. Dia sadar bahwa belum tepat putrinya menjadi penikmat musik semacam itu.

"Apalagi 'kan tema-nya cinta, dan liriknya seperti itu," sebut dia. Tapi, kegemaran anaknya akan musik dewasa tersebut kian menjadi. "Dia pertama kali tahu dari saudaranya, denger pakai mp.3," kata Yuli. "Mau kasih lagu anak, tapi lagu apa? Yang saya inget, lagu anak-anak itu, apa ya? 'Bolo-bolo', siapa tuh yang nyanyi? Sekarang aja yang nyanyinya udah gede," sebut Yuli.

"Kalau saya denger lagunya, Koes Plus dan Benyamin S," ujar Rio sambil tersenyum. Rio adalah salah satu anak tuna netra siswa SLB Pembina, yang duduk di sebelah Yuli. "Kalau lagu anak-anak apa ya? Saya enggak tahu banyak, paling 'cicak cicak di dinding'," sambung Rio. Prihatin Keprihatinan atas 'krisis' lagu anak yang tengah terjadi di Tanah Air pun disuarakan musisi Boris Simanjuntak.

"Kita enggak bisa membendung anak mendengarkan musik, tapi yang terjadi sering kali liriknya tidak pada tempatnya, bukan untuk usia mereka," ujar gitaris band rock and roll The Flowers itu.

"Buat saya, saya memang menyanyikan lagu orang dewasa, tapi karena saya punya anak, saya merasa kondisi seperti itu kok ngeri amat," kata dia.

Atas alasan itulah, Boris mengaku tergerak untuk berkolaborasi dan ikut manggung bersama murid-murid SD Gemala Ananda. Anak-anak dari kelompok Gemala Bernyanyi menyuguhkan lagu Raket Roker dengan berkolaborasi bersama gitaris rock Boris Simanjuntak dalam pertunjukkan amal Untukmu Kawan di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (24/3/2018).

Pementasan ini merupakan bagian dari rangkaian kampanye #Bangkitkan Lagu Anak Indonesia. Anak-anak dari kelompok Gemala Bernyanyi menyuguhkan lagu Raket Roker dengan berkolaborasi bersama gitaris rock Boris Simanjuntak dalam pertunjukkan amal Untukmu Kawan di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (24/3/2018).

Dalam pementasan tersebut, Boris memainkan gitar mengiringi anak-anak menyanyikan lagu berjudul "Raket Roker". Seperti judulnya, lagu yang bercerita tentang salah satu olahraga paling populer di Indonesia tersebut, dibawakan dalam genre rock, namun dengan lirik yang ramah anak. Advertisment Ide awal Jasmin Jasin, salah satu inisiator kampanye #Bangkitkan Lagu Anak Indonesia dan juga Kepala Sekolah Gemala Ananda mengatakan ide ini bergulir dalam rentang waktu yang tidak singkat.

"Awalnya, Ibu Alda Siahaan menciptakan lagu, pertama kali sebenarnya lagu yang diciptakan adalah lagu 'Anak Indonesia'," kata Jasmin. Alda adalah guru seni musik di SD Gemala Ananda, yang kemudian di era selanjutnya digantikan oleh Benny Pospos. Baik Alda, dan juga Benny menciptakan lagu itu untuk pertunjukan internal sekolah.

"Tahun-tahun berikutnya, dilanjutkan Pak Benny membuat lagu, ada yang tiga lagu, dua lagu, dan itulah semua yang dikumpulkan menjadi album yang ditampilkan pada malam ini," ujar Jasmin. "Sudah terkumpul 10 lagu, menjadi satu album," kata dia.

"Yang menarik, lagu ini disukai oleh anak-anak dan juga orangtua. Karena ternyata ini bukan hanya sekadar lagu anak, tetapi lagu yang ramah anak," ungkap Jasmin. Nah, hal inilah yang lalu memicu lahirnya kelompok "Gemala Bernyanyi". "Ada orangtua murid yang tiba-tiba ngusul, mungkin awalnya cuma ide aja, dibikin CD lucu juga kali ya?" kata Jasmin.

Setelah ide itu "tertunda" beberapa tahun, barulah sejak setahun terakhir gerakan ini mewujud. Uniknya pula, semua program kampanye ini dijalankan sepenuhnya oleh para orangtua murid. "Tahun ini kami memperingati ulang tahun sekolah kami yang ke 10, kami masih baru, tetapi kami pikir ini adalah kesempatan untuk mengabdi dan berbagi praktik baik yang sudah dilakukan." "Sambil, mengajak masyarakat menyadari pentingnya anak mendengarkan lagu anak, dan mengangkat kembali lagu anak di Indonesia," cetusnya. Jasmin Jasin, salah satu inisiator Kampanye #Bangkitkan Lagu Anak Indonesia dan juga Kepala Sekolah Gemala Ananda (kiri), saat memberikan sambutan dalam acara pertunjukan amal Untukmu Kawanku, di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (24/3/2018).

Pertunjukan ini merupakan bagian dari rangkaian kampanye #Bangkitkan Lagu Anak Indonesia. Jasmin Jasin, salah satu inisiator Kampanye #Bangkitkan Lagu Anak Indonesia dan juga Kepala Sekolah Gemala Ananda (kiri), saat memberikan sambutan dalam acara pertunjukan amal Untukmu Kawanku, di Auditorium Perpustakaan Nasional, Jakarta, Sabtu (24/3/2018).

Rangkaian kampanye Jasmin menjelaskan gerakan # Bangkitkan Lagu Anak Indonesia lalu diwujudkan melalui berbagai macam kegiatan. "Kami melakukan kampanye di media sosial, kami juga bekerja sama di Kitabisa.com untuk mengumpulkan dana masyarakat dalam menyelenggarakan program ini." "Juga di bulan April, kami akan menyelenggarakan lokakarya mengenai pentingnya musik dan lagu dalam pengasuhan dan pendidikan." "Lalu, kami pun mengerjakan beberapa pertunjukan, termasuk pertunjukan pada hari ini," ungkap Jasmin.

Kampanye ini, kata Jasmin, akan terus bergulir. Salah satunya adalah penggandaan 1.000 CD album "Gemala Bernyanyi" yang akan disebar secara gratis ke berbagai daerah di Indonesia. "Supaya tidak hanya anak-anak di Jakarta, tapi anak-anak di daerah lain juga bisa menikmati lagunya," kata dia. Lagu-lagu itu juga diunggah ke media sosial dengan tujuan agar bisa dinikmati siapa pun dan di mana pun. Misalnya melalui channel Youtube "Bangkitkan Lagu Anak Indonesia", Instagram @gemala.bernyanyi dan Facebook: Gemala Bernyanyi.

Nama-nama seperti Titiek Puspa, Candra Darusman, Astrid Lea, Bonita Adi, Nikita Dompas, Indra Azis, dan Aprilia Apsari, adalah musisi yang menjadi endorsers/ penyokong gerakan ini. "Lagu tidak perlu harus diciptakan oleh seorang yang sangat talented, tetapi kita sebagai ibu sebagai guru, sebagai ayah, bisa menggunakan lagu dalam keseharian kita dalam upaya menumbuhkan nilai-nilai yang luhur pada anak." "Jadi yuk bersama-sama kita tingkatkan penggunaan lagu anak Indonesia dalam kehidupan sehari-hari," ungkap Jasmin. [lis]

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul ""Untukmu Kawan", Kolaborasi demi Bangkitnya Lagu Anak Indonesia...", https://lifestyle.kompas.com/read/2018/03/25/070000820/untukmu-kawan-kolaborasi-demi-bangkitnya-lagu-anak-indonesia.

 

Tag : lagu, anak



* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini

Logo WA Logo Telp Logo Blokbeli

Loading...

PEDOMAN KOMENTAR

Ayo berpartisipasi membangun budaya berkomentar yang baik. Kolom komentar tersedia untuk diskusi, berbagi ide dan pengetahuan. Gunakanlah bahasa yang baik dalam berekspresi. Setialah pada topik. Jangan menyerang atau menebar kebencian terhadap suku, agama, ras, atau golongan tertentu.

Pikirlah baik-baik sebelum mengirim komentar.




blokBojonegoro TV

Redaksi

Suara Pembaca & Citizen Jurnalism

Lowongan Kerja & Iklan Hemat