Mbah No, Jual Es Krim 1970 Sampai Hari ini
blokbojonegoro.com | Sunday, 13 May 2018 19:00
Jalan rezeki Samino (68) warga Jalan Mliwis Putih, Kelurahan Ngrowo, Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro, dari es krim. Bahkan, ia telah merintis jualan dengan mengayuh sepeda pancal sejak tahun 1970.
Reporter: Parto Sasmito
blokBojonegoro.com - Tung... tung... tung... Suara alat ditabuh terdengat dari jarak sekitar 20 meter lebih. Mbah No, sapaan karib Samino itu berhenti tepat di depan Warung Kopi Bu Tyok (WBT) Jalan Dr. Suharso, Kota Bojonegoro. Di tengah teriknya panas matahari, Mbah No terus mengayuh sepeda sambil membunyikan suara musik khas yang dibawanya.
Tak lama ia berhenti. Beberapa orang yang di WBT itu keluar untuk membeli. Kata tiga pengusaha itu, mereka ingin mengenang masa kecil yang suka makan es krim di sekolah.
“Ayo mengenang masa malu bro,” kata Edi Soekanto yang juga pemilik Merdeka Managemen itu.
Diamini oleh Budi Utomo, pengusaha jual beli minyak resmi. Menurutnya, es krim jalanan tersebut sensasinya mesti tidak sama dengan pabrikan di toko-toko modern. “Benar mas, ayo kita mengenang masa lalu,” sergah Kang Bud yang diamini pengusaha konstruksi, Sugiharto.
Sementara itu, Mbah No disela-sela mengorek isi tempat es krim bercerita, jika ia bertahan sampai saat ini karena cita rasa. Dirinya tidak merubah komposisi, dan memilih menaikkan harga, bukan mengurangi rasa.
“Sejak tahun 1970 sampai hari ini masih tetap. Tidak ada yang berubah,” jelas Mbah No.
Menurut Mbah No, sejak ia pergi dari Desa Jonggrangan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ia mencari penghidupan di Bumi Angling Dharma. Bersyukur ia bisa mempunyai rumah dan lahan luas.
“Sekarang ini yang penting masih bisa dibuat makan, dan hasil harian rata-rata Rp100.000. Saya sudah mensyukuri,” pungkasnya. [ito/mu]
Tag : es, krim, mbah, no, ngrowo
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini