Lintas Agama Gelar Doa Bersama di Gereja Santo Paulus
blokbojonegoro.com | Sunday, 20 May 2018 22:00
Reporter: Muhammad Qomarudin
blokBojonegoro.com - Sekitar 100-an lebih masyarakat Kabupaten Bojonegoro dari berbagai agama baik Islam, Kristen, Konghucu dan Budha menggelar jagongan dan doa bersama atas peristiwa teror yang terjadi di 3 gereja di Surabaya, Polrestabes Surabaya dan Polda Riau. Aksi jagongan dan doa bersama ini digelar di halaman Gereja Santo Paulus, Minggu (20/5/2018) malam.
Ketua pelaksana, Iwan Sukmono mengatakan, aksi yang digelar ini bertujuan untuk mendoakan para korban teror yang sempat mengguncang beberapa daerah di Indonesia. Serta menyampaikan rasa duka kepada korban, baik korban meninggal, luka, korban materiel maupun korban lainnya.
"Kita juga sampaikan bahwa masyarakat Indonesia, khusus Bojonegoro masih memegang nilai toleransi bersama dan semakin solid untuk menjaga sesama," terang pria yang juga sebagai pendeta tersebut.
Selain itu, dirinya juga menyampaikan yang lebih penting bukan terletak pada musibah pengeboman yang telah berlalu. Melainkan, bagaimana membangun rasa solidaritas mulai dari nol lagi dan semakin mempererat tali persaudaraan. Sebab, sejujurnya, lanjut Pendeta Iwan, masih ada umat non muslim yang masih trauma jika bertemu dengan orang yang memakai cadar.
Akan tetapi, rasa trauma tersebut sedikit demi sedikit sudah mulai hilang lantaran dukungan moril yang diberikan oleh masyarakat Bojonegoro, khususnya Gusdurian Bojonegoro yang memberikan sebuah suntikan semangat maupun kepercayaan. Bahkan, Gusdurian Bojonegoro juga pernah menawarkan aksi dan doa bersama setelah 3 gereja di Surabaya menjadi target bom.
"Saya mengapresiasi dan sangat salut sekali kepada mereka, padahal kami yang kena musibah, malah mereka yang ngotot mau membuat aksi pengecaman kepada para teroris," terangnya kepada blokBojonegoro.com.
Sementara itu, perwakilan dari Gusdurian Bojonegoro, Su'udin Aziz menambahkan, bahwa sebagian besar pelaku pengeboman memang berasal dari umat islam. Sehingga dengan adanya peristiwa itu ia mewakili dari umat muslim meminta maaf kepada seluruh umat dan seluruh masyarakat Indonesia.
Namun, sekali lagi dirinya menegaskan bahwa di dalam ajaran Islam sendiri sejatinya tidak ada ajaran untuk melakukan peneroran maupun merugikan orang lain ataupun tidak membenarkan berjihad dengan cara kekerasan.
"Kami minta maaf yang sebesar besarnya atas kejadian tersebut dan kedepannya ayo kita bagun lagi agar kejadian serupa tidak terulang," tutup pria yang juga sebagai dosen di salah satu Perguruan Tinggi di Bojonegoro ini. [din/mu]
Tag : doa bersama
* Ingin Beli / Transaksi, Klik di Bawah Ini